Trainer adalah pemasar, seperti pebisnis
yang lain, kelangsungan hidupnya tergantung dari klien yang didapatkan dan
dimiliki. Semakin banyak klien, semakin banyak kelas didapatkan, semakin banyak
klien loyal, semakin Indah hidupnya (baca: semakin tebal kantongnya)
Bagi seorang jomblo (maaf apalagi sudah
berumur), ada satu pertanyaan yang paling ingin dihindari, sebab susah untuk
menjawab pertanyaan dengan tepat demi memuaskan yang bertanya sekaligus tidak
membuat dirinya bersedih. Apa itu? Iya betul pertanyaan “Kapan Nikah?”
Bagi seorang trainer, apalagi trainer
pemula, yang sedang merintis, istilah pak Frans Budi level Rookie, ada satu
pertanyaan seberat pertanyaan bagi si Jomblo. Apa itu? Iya betul pertanyaan “Kapan
ada kelas?”
Mendapatkan Klien
Kegiatan penjualan seorang trainer adalah
mendapatkan peserta kelas perorangan (untuk kelas public) dan juga mendapatkan
klien (perusahaan) untuk kelas in-house. Kegiatan penjualan ini bisa dilakukan
oleh pribadi sang trainer atau bisa juga dilakukan oleh EO atau Lembaga
pelatihan tempat dia berafilisasi. Banyak teori penjualan yang bisa
dipraktikkan dalam menjual kelas (sang trainer), salah satunya Sales Magic yang
dikenalkan oleh Pak Tung Desem Waringin beberapa tahun silam. (sekilas sales
magic: 1. building Trust, 2. Creating Needs, 3. Give Solutions, 4. Handling
objection / Close the sales)
Intinya jualan adalah menawarkan value
(benefits) kepada calon pelanggan (klien) yang tepat, sehingga jasa atau produk
kita dibeli. Demikian juga dengan menjual kelas baik public ataupun in-house
Membuat klien jadi loyal, syukur-syukur
merekomendasikan
Hal yang sangat penting, namun banyak
pemasar yang abai akan hal ini, yaitu menjaga klien untuk terus menggunakan
jasa kita, namun lebih asyik jualan kepada calon klien baru. Untuk produk lain
memang demikian, pasar Indonesia sangat besar sehingga begitu mudahnya jualan
kepada pelanggan baru. Namun tidak demikian dengan Jualan Training / pelatihan,
karena akan lebih mudah menjual kepada pelanggan lama atau klien yang pernah
membeli jasa training kita. Ya, faktor kepercayaan berkaitan dengan kualitas
jasa training adalah hal utama yang jadi pertimbangan.
CRM – CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
Strategi mengelola hubungan dengan
pelanggan (CRM), merupakan cara ampuh untuk mempertahankan pelanggan sehingga
menjadi loyal. Mengapa demikian? Karena relationship adalah salah satu hal yang
sangat penting dalam menetukan apakah pelanggan akan terus berbisnis dengan
kita atau tidak. Bagaimana dengan loyalitas Klien dari seorang trainer?
10 Alasan:
Berikut 10 alasan kenapa seorang trainer
harus menguasai strategi CRM. 10 alasan yang saya jelaskan di bawah ini ada
dipelajari dalam CRM, bagaimana cara penjalankannya untuk memaksimalkan bisnis
melalui loyalitas pelanggan.
WEBINAR CRM UNTUK TRAINER
Trainer adalah pemasar, seperti pebisnis yang lain, kelangsungan hidupnya tergantung dari klien yang didapatkan dan dimiliki.
Semakin banyak klien, semakin banyak kelas didapatkan, semakin banyak klien loyal, semakin Indah hidupnya (baca: semakin tebal kantongnya).
CRM
adalah strategi jitu untuk memastikan Trainer memiliki klien loyal,
order lagi dan lagi, daftar lagi dan lagi bahkan merekomendasikan Anda
kepada calon klien. Webinar menjelaskan 10 alasan kenapa Anda para
trainer mesti Belajar Strategi CRM
FREE UNTUK UMUM
Info dan Registrasi:
1. Relationship itu Unik
Tiga hal yang menentukan loyalitas pelanggan adalah:
Value, Brand (reputasi) dan Relationship. Value dan Brand menjadi hal yang
wajib baik, tidak bisa tidak value dan brand harus dipandang baik oleh klien
atau calon klien. Value bisa dicontohkan seperti harga, kualitas, materi,
lokasi training, dll. Brand adalah bagaimana seorang trainer dikenal oleh public,
seberapa baik reputasi dari seorang trainer atau Lembaga training.
Relationship sangat kuat dalam memberikan pengaruh kepada klien untuk beli
lagi atau tidak, bahkan bisa membuat klien menjadi loyal. Kita menjadi tujuan
utama saat klien mencari seorang trainer. Kalua value dan brand mudah dilakukan
dan mudah dimodifikasi oleh competitor, tidak demikian dengan relationship.
Bayangkan bila HRD manager adalah teman Anda dalam kegiatan mancing, owner
perusahaan (klien Anda) adalah teman baik dalam komunitas otomotif, atau bila
kelas public Anda melakukan komunikasi secara regular dengan semua peserta
kelas Anda, hanya sekedar bertegur sapa. Hal ini akan
meningkatkan level hubungan antara perusahaan dengan pelanggan
2. Anda harus mengenal pelanggan
Ada yang bilang “Anda tidak perlu khawatir dengan persaingan
ketika Anda mengenal dengan baik pelanggan Anda”. Saya sih iyes (logat mas
Anang). Hanya dengan mengenal pelanggan maka Anda bisa memberikan benefit
sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Bayangkan ketika pacar Anda suka makan
Mie ayam, hanya karena Anda tidak tahu, malam minggu diajak makan Gudeg, bisa
ambyar… karena ternyata dia pernah trauma dengan gudeg, ada kejadian yang
membuatnya alergi dengan gudeg.
3. Menawarkan produk yang benar
Sukses rate penjualan ditentukan oleh 4 hal, salah
satunya adalah menawarkan produk / jasa yang benar akan meningkatkan closing
rate. Menawarkan obat kuat kepada anak remaja rasanya kurang pas dibandingkan
kepada pria dewasa, menawarkan mobil mewah lebih pas kepada pengusaha
dibandingkan kepada “maaf” karyawan gaji UMR. Saya pernah menawarkan Blender
dengan RPM 28,000 sebagai fitur baru, karena belum ada blender dengan RPM lebih
dari 20 ribu saat itu. Menawarkan kepada dokter yang punya aliran Slow Juicer
(dengan RPM 56), menurutnya vitamin dan mineral dari buah-buahan akan rusak
ketika digiling dengan kecepatan tinggi. Terlepas benar atau tidak keyakinan
dokter ini, tapi saya menawarkan produk yang salah kepada dokter ini, mestinya
saya menawarkan slow juicer (maafkan daku yang tidak mengenal pelanggan ini)
4. Pareto Law
Kalau
Anda punya 100 klien, bisa dipastikan 80% omset Anda hanya berasal dari 20%
pelanggan (20 klien) – ini Hukum yang disampaikan oleh pak Pareto di tahun
80-an. Faktanya memang demikian, dan masih berlaku akurat sampai saat ini.
Temen saya yang master trainer, dalam setahun 80% omsetnya disumbang tidak
lebih dari 4 klien besar, padalah total klien lebih dari 100 perusahaan.
Artinya 20 pelanggan atau 4 klien harus diberikan perhatian ekstra, pelayanan
khusus, relationshipnya dikuatkan, bahkan kalau mereka minta customer
layananpun kita iyakan.
5. 68% pelanggan pergi karena dicuekin
Pertama kali
mendapatkan info ini dari buku “Romancing the customer” beberapa tahun lalu,
dan selanjutnya saya sering menemukan grafik ini, yang menjelaskan bahwa alasan
paling besar pelanggan untuk berpaling adalah “poor service” alias sikap cuek
pemasar, bukan karena kualitas produk, bukan karena pindah competitor, tapi
karena layanan yang buruk. CRM akan mengajarkan bagaimana bisa memberikan
layanan yang baik, melalui manajemen kontak
6. No Data No Bisnis
Bayangkan Anda menjalankan bisnis namun minim
informasi, informasi pasar, informasi pelanggan, informasi competitor,
informasi transaksi, dan info penting lainnya. Maka besar kemungkinan startegi
yang dijalankan berdasarkan asumsi atau ikut-ikutan apa yang dilakukan oleh
orang lain. Kompetitor buat diskon, serta merta ikutan buat program diskon,
yang lain membuat program konsultasi gratis pasca kelas, ikutan buat konsultasi
pasca kelas. Asumsi saja tidak cukup…!
Saat ini jamannya big data, bahkan saking Big-nya
data, Anda bisa memelihara Robot dengan Artificial intelligence-nya, robot yang
mampu melakukan Analisa dengan akurat sehingga keputusan yang Anda buat dari
hasil Analisa di Robot juga akurat.
7. Closing Rate meningkat
CRM meningkatkan closing Rate (ada yang menyebut
conversion rate) Anda meningkat melalui 4 cara: Menawarkan produk / program
yang tepat, Menawarkan kepada pelanggan yang tepat, Relationship dan ditawarkan
oleh SDM yang tepat.
8. Cukup beberapa Klien besar
Seperti yang kita bahas di Pareto Law di atas, bahwa
seorang trainer tidak membutuhkan banyak Klien untuk memenuhi target salesnya.
Anggap saja target sales 1 Milyar setahun, bisa jadi Anda cukup memiliki 3 – 5
klien besar yang masing-masing mengundang kelas Inhouse sebanyak 5 - 6 kali
setahun. (ini kisah nyata tahun 2019 lalu dari seorang temen trainer yang tidak
saya sebutkan Namanya, omset 1 M hanya dari 3 klien
Maka yang perlu dilakukan adalah menemukan calon
klien, memberinya produk / layanan terbaik, relationshipnya dibangun,
perlalukan secara khusus.
9. Referensi itu penting
Dalam CRM ada 4 strategi yang saya singkat dengan
istilah strategi 4R, salah satu R adalah Referral, yaitu memaksimalkan
pelanggan agar merekomendasikan produk atau layanan Anda kepada calon klien
lain. Hanya klien yang puas, klien yang hubungannya baik, klien yang trust
dnegan Anda, klien yang ada dalam lingkaran Anda yang bisa menjalankan misi
ini.
Faktanya dalam dunia Training, banyak kelas (inhouse)
yang kita dapatkan dari rekomendasi. Bisnis Training membutugkan faktor Trust
(dan juga bisnis yang lain), maka bila banyak klien trust dengan Anda, besar
kemungkinan Anda akan direkomendasikan kepada kolega sang klien. Tadi kan
dibilang 4R, 3 lagi apa pak? – dibahas di tulisan lain ya.. kalau cara
membangun trust bagaimana pak? – dibahas di kelas CRM ya..
10. Energi cari
klien baru 20 kali lebih besas
Apapun bisnisnya effort untuk akuisisi pelangan baru
jauh lebih besar dan lebih mahal dibandingkan effort untuk menjaga pelanggan
yang ada. Ada yang bilang 10 – 20 kali lebih mahal cari pelanggan baru
dibandingkan dengan menjaga yang sudah ada. Lebih-lebih bila pelanggan sudah
pindah ke kompetitor, effort yang dibutuhkan bisa 50 – 100 kali lebih mahal.
CRM mengajarkan bagaimana menjaga pelanggan yang ada, sehingga tidak pusing
mengeluarkan biaya besar untuk mencari pelanggan baru.
Salam CRM in Action
Joko Ristono – CRM Specialist
sampai skrg masih harus belajar terus
BalasHapusbener gk min ? hehe
Travel Malang