Keberanian
bukanlah ketika memang tidak ada suatu penghalang atau masalah. Tetapi
keberanian adalah bagaimana seseorang mengatasi masalah. Itulah sebenarnya
makna kemenangan sejati – Nelson Mandela
Jono
dan Joni lulus bersamaan 5 tahun, dari perguruan tinggi yang sama bahkan dari
fakultas yang sama.
Jono saat ini sebagai staf administrasi di kantor
pemerintahan, dan joni sepertinya lebih beruntung karena saat ini menjadi
mamanger penjualan di sebuah perusahaan retail besar di Indonesia. Ada 2 hal
yang membedakan kenapa Joni lebih sukses dalam karir dibandingkan dengan Jono.
Pertama, Joni langsung bekerja sesaat setelah lulus kuliah, sementara Jono
ingin istirahat dulu setelah berjuang keras selama 6 tahun menyelesaikan
kuliah. Joni berangkat lebih dahulu.
Kedua,
Joni berlari lebih cepat, dibandingkan dengan Jono. Joni memiliki attitude yang
baik, disiplin, menghargai waktu, memiliki semangat belajar yang tinggi, tidak
hitung-hitung dengan pekerjaan, Joni kreatif, tidak pernah mengeluh, pekerja
keras, datang ke kantor lebih awal dari yang lainnya, dan Joni juga menggunakan
waktu istirahat dengan baik. Sementara Jono adalah karyawan standar, datang dan
pulang sesuai dengan jam kerja, bukankan saya dibayar dengan jam kerja itu?
Kata dia. Jono memang menyelesaikan pekerjaan sesuai yang ditugaskan atasannya,
tidak peduli pekerjaan itu penting atau tidak, namanya tugas ya saya
selesaikan, begitu pikirnya. Membantu orang lain bukanlah sebuah kewajiban, kan
saya dibayar sesuai dengan jobdesk yang harus saya kerjakan, sayang dong waktu
saya kalau harus membantu orang lain. Begitulah Jono, tidak merasa perlu
berlari, jalan santai bahkan jalan ditempat, itulah kenapa sejak 5 tahun lalu
sampai saat ini kono masih sebagai staf administrasi.
Dari
cerita Joni dan Jono, kita belajar bahwa yang membedakan kenapa seseorang lebih
sukses dari yang lainnya adalah karena di sukses berangkat lebih dahulu, atau
si sukses berlari lebih kencang, apalagi kalau dua-duanya, sudah berangkat
duluan, larinya lebih kencang. Dan demikianlah kehidupan.
MENUNDA
3
tahun lalu Bowo dipecat sepihak oleh bos-nya dari posisi HRD Manager di sebuah
perusahaan besar. 4 bulan berikutnya hidupnya kacau, terpaksa menghabiskan
tabungan untuk bertahan hidup, beberapa barang juga habis dijual. Kondisi
kepepet ini membuat kreativitasnya keluar dan muncul keberanian memulai sesuai
yang besar. Saat ini Bowo memiliki 3
perusahaan yang bergerak dalam people development, sesuai bidang yang
dikuasainya.
3
tahun lalu, sebenarnya ada kemauan kuat darinya untuk pindah kuadran dari
karyawan menjadi pengusaha, bahkan keinginannya sudah lama terpendam. Trus apa
masalahnya? Masalahnya adalah tidak segera memulai, disebabkan oleh karena
tidak mudah keluar dari zona nyaman dan tidak ada momen yang membuatnya untuk
action.
Maka
ketika momen datang, ketika dipecat, ketika kepepet, barulah melakukan action.
Sangat manusiawi, tapi orang sukses akan selalu berani keluar dari Zona nyaman.
Saya
memulai menulis buku ini sejak 4 tahun yang lalu, sedangkan 80% tulisan saya
selesaikan 6 bulan terakhir, itu artinya saya tidak kepepet, tidak merasa ada
urgensi, hasilnya adalah menunda terbitnya buku ini selama hampir 4 tahun.
Alasannya sama, menganggap menunda adalah manusiawi.
MEREKA
SUDAH JADI PENGUSAHA
Profesi
pengusaha adalah salah satu contoh sukses dalam kehidupan. Ada yang bilang,
lebih baik jadi raja di kerajaan kecil daripada jadi kacung di kerajaan yang
besar. Lebih baik jadi pengusaha meskipun hasilnya kecil, daripada penghasilan
besar tapi jadi pesuruh.
Mari
kita perhatikan, berapa orang temen kuliah, atau temen SMA, temen SMP, pokoknya
teman yang sepantaran, yang saat ini sudah menjadi pengusaha, sementara kita
masih menjadi karyawan, mejadi pesuruh. Sepantaran artinya memulai karir
bersamaan, lulus kuliah atau lulus sekolah bareng. Mereka sudah menjadi
pengusaha, dan saya masih menjadi pesuruh, kenapa bisa seperti itu? Dari sisi
kemapuan akademik, saya lebih jago, dia tidak pernah masuk 20 besar, sementara
saya selalu 3 besar. Dari kemampuan finansial, saya dibesarkan oleh keluarga
yang berkecukupan dibandingkan dia, tapi dia menjadi pengusaha saat ini,
bukankah seharusnya saya yang punya kecukupan modal? Terus kenapa mereka sudah
menjadi pengusaha, sudah mampu menggaji orang lain, sementara saya masih
begini-begini saja mengandalkan gaji dari orang lain?
Mereka,
para pengusaha memiliki keberanian untuk memulai lebih dulu, sementara saya
masih terkungkung dengan ribuan pertimbangan, ratusan kebimbangan, puluhan
ketakutan. Saya nggak punya modal, nanti kalau gagal bagaimana, saya belum
punya pengalaman bisnis, untungnya kok sedikit trus kapan saya bisa kaya, kalau
pas gajian nggak ada uang gimana saya bisa didemo karyawan saya… begitu
kira-kira
Mark Zuckerberg
pernah bilang, jangan menunggu semuanya sempurna baru Anda melangkah, mulai
saja dulu, nanti sambil jalan disempurnakan. Dan terbukti dia menjadi salah
satu orang terkaya di Dunia dengan donasi puluhan triliun.
Semakin lama memendam ketakutan, semakin banyak waktu yang terbuang.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar