Setiap orang punya prinsip, prinsip yang
diyakini dan dijalani dalam hidupnya. Ada yang berprinsip give and take, memberi
kepada orang apa yang ingin dia dapat. Ada orang yang memiliki pronsip “selalu
positif”, ada yang berprinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, ada
yang berprinsip membantu sebanyak mungkin orang... dan seterusnya. Apa prinsip
hidup Anda?
Saya diajarkan oleh orang tua saya "Jujur",
lebih baik tidak makan daripada harus mengambil hak orang lain, nasehat Ibu ini
selalu beliau ucapkan setiap bertemu setahun sekali pada saat mudik lebaran,
semenjak merantau ke jakarta tahun 2000 lalu. Dalam perkembangannya sikap jujur
ini saya terjemahkan dalam kontek yang lebih luas, bukan semata jujur tidak
mencuri, jujur tidak membohongi, jujur tidak mengambi hak orang lain, tapi
jujur pada diri sendiri juga harus diwujudkan dalam keseharian.
Saya tidak yakin sejak kapan dan
lingkungan mana yang membantu diri saya saat ini, yang jelas saya memiliki prinsip
hidup “teruslah berbuat baik, teruslah
memberikan manfaat kepada orang lain, teruslah memberi, karena semua akan
kembali pada diri sendiri”
Pernah dalam sebuah penilaian kinerja
karyawan, ada satu hal yang harus saya perbaiki, kata bos saya kala itu “Joko, kamu
terlalu baik membantu orang lain, sementara hal itu saya lihat justru
mengganggu pekerjaan kamu sendiri”.. siap Bu Dede (bos saya bu Dede di tahun 2005
– 2006 an). Terlalu baik, terlalu ringan tangan membantu orang lain, bisa jadi
kekuatan bisa jadi kelemahan, dan bos saya melihat ini menjadi kelemahan,
sehingga tidak jarang orang lain justru memanfaatkan kebaikan saya ini untuk
kepentingan mereka. Hmmm
Namun sikap inilah yang justru mampu
menyelamatkan saya dalam banyak kesempatan di dalam karir. Mendapatkan posisi
baru di pekerjaan, terhindar dari pemecatan dan mendapatkan pekerjaan dengan
kompensasi yang lebih baik, semua terjadi karena orang melihat sifat ringan
tangan dan tidak itung-itungan ini. Bayangkan ketika Anda melakukan interview,
kemudian si calon karyawan ketika diberi kesempatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang fokus pada hak-haknya, saya mendapat
jatah libur normal kan pak, sabtu minggu?, saya bisa pulang tepat waktu ya pak,
jam 5 karena rumah saya jauh, kalau kerja saya bagus saya boleh minta naik gaji
ya pak? Dan seterusnya? Kira-kira apa yang akan Anda putuskan?
Memberi
manfaat kepada setiap orang yang saya temui
Salah satu prinsip yang saya anut, jangan
sampai siapapun yang bertemu saya tidak mendapatkan manfaat dari pertemuan
dengan saya. Entah hanya sekedar mendapatkan semangat, mendapatkan sharing
ilmu, medapatkan peluang bisnis, dan mendapatkan manfaat lainnya dalam bentuk
apapun. Ini prinsip. Apa yang terjadi? Tentu saja orang akan merasa berhutang kebaikan,
dan menjadikan sebuah reputasi baik bagi diri saya. Mungkin tidak akan terbalas
dalam waktu dekat, tapi namanya prinsip ya harus diyakini bahwa akan kembali
kebaikan itu pada saya, kapanpun itu, dalam bentuk apapun.
Tidak jarang, dengan suka rela saya akan
berbagi ilmu dengan senang hati, membantu orang teman tanpa diminta, membuatkan
design logo, membuat konsep project, membuat website, membantu membuat slide
presentasi, atau hanya sekedar memberi masukan sesuai kapasitas.
Terlibat dalam kegiatan sosial, kegiatan
gratisan yang memberikan manfaat ke banyak orang. Bagi saya ini penting, walau
orang lain kadang melihat ini biasa saja, seolah memang sudah seharusnya ini
menjadi tugas saya. Membuat kelas gathering sebulan 2 kali, dengan tujuan
sharing ilmu dan sebagai ajang belajar public speaking bagi teman-teman, secara
sukarela saya lakukan. Biarlah hal seperti ini menjadi reputasi baik saja. Gak
ada ruginya berbuat baik, toh semakin banyak yang dilakukan akan semakin banyak
yang kita pelajari, hal ini baik untuk perkembangan diri.
Jangan
pernah memberikan keahlian Anda secara Gratis
If you’re good at something NEVER do it
for free – The Joker.
Hari ini, 7 november 2016, saya mendapat WA dari sahabat saya, qoute dari joker. Meskipun dia seorang tokoh yang jahat di film Batman, qoute-nya masuk akal, quote yang sepertinya bertentangan dengan prinsip saya selama ini. Masuk akal sih... dunia ini matre, kalau loe kasih semua keahlian loe gratisan, loe mau makan apa? Begitu mungkin kira-kira pemikiran pak Joker.
Hari ini, 7 november 2016, saya mendapat WA dari sahabat saya, qoute dari joker. Meskipun dia seorang tokoh yang jahat di film Batman, qoute-nya masuk akal, quote yang sepertinya bertentangan dengan prinsip saya selama ini. Masuk akal sih... dunia ini matre, kalau loe kasih semua keahlian loe gratisan, loe mau makan apa? Begitu mungkin kira-kira pemikiran pak Joker.
Kemuadian saya membayangkan, kalau saya
dari dulu menghitung kebaikan yang saya lakukan dengan rupiah, kira-kita saya sudah
kaya raya mungkin yaaa? Atau bisa juga sebaliknya, karena saya perhitungan,
saya jadi tidak punya teman. Hmmm
Dalam kontek profesional, ini disebut spesialisasi. Masing-masing orang punya keahlian yang bisa dijual, bukan digratiskan.
Paling tidak hari ini saya sadar satu
hal, prinsip berbuat baik tentu sangatlah baik, tapi bukan gratisan terus dong,
harus ada yang diperhitungkan, itulah profesional
Kemana
teman-teman ku?
Ada teman yang sekarang memiliki karir
cemerlang sebagai seorang manager, diawali dengan bantuan saya perkenalkan
dengan orang yang akhirnya merekrutnya. Ada teman yang dulu sering sharing dan
minta pendapat untuk bisnisnya, dan sekarang bisnisnya maju pesat, ada teman
yang sering menggunakan jasa saya sebagai teman untuk konsep-konsep bisnis di
perusahaannya, ada teman yang belum lama ini mendapatkan posisi pekerjaan
dengan gaji jauh baik dari yang dia dapatkan selama ini karena saya
rekomendasikan, ada teman yang pada saat menjadi atasan saya selalu
mengandalkan “dalam tanda kutip memanfaatkan saya” untuk kepentingan dia, dan
banyak teman-teman lainnya.
Intinya, saya ingin bertanya? Kemana mereka saat ini, sesibuk itukah kalian hingga tidak sempat lagi berbagi cerita dengan
saya, terlalu sibuk sehingga lupa bahwa kesibukan itu karena pertolongan saya
saat itu. Mungkin saja mereka lupa siapa dulu yang membantu, atau memang bantuan saya dulu bukan dianggap sebagai sebuah bantuan.. ok fine... semoga sukses yaa..
Setahu saya teman akan saling bantu, teman akan saling support dan teman akan mati-matian mensupport teman lainnya.
Ternyata saya salah, teman ya teman...
ternyata yang saya maksud tadi disebut dengan SAHABAT....
Yaa.. ternyata kita harus membangun
persahabatan, bukan sekedar pertemanan.
Satu pesan untuk diri saya.. jangan berubah
prinsip.. tetaplah ringan tangan membantu dan memberikan manfaat ke sebanyak
mungkin orang. Oke!!
Tapi saya tetap menyimpan pertanyaan? Kemana
temen-temen yang selama ini saya bantu tanpa pamrih? Bukankan kalian tahu saat
ini saya perlu partner untuk berkolaborasi?
Salam sahabat...
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar