“Perubahan Tidak Akan Pernah
Terjadi Jika Kita Terus Menunggu Waktu Atau orang Yang Tepat. Kita Adalah
Perubahan Itu Sendiri“ - Barack Obama
Seandainya dinosaurus mampu beradaptasi
dan melakukan perubahan dalam kehidupannya, mungkin saat ini kita bisa hidup
berdampingan dengan mahkluk paling besar ini, dan tidak hanya mengenalnya
melalui Film. Salah satu teori menyatakan bahwa makhluk hidup yang hidup ini
punah jutaan tahun yang lalu karena tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya.
Charles Darwin dalam teori ‘evolusi’
menyatakan bahwa mahkuk hidup bertahan hidup dengan cara beradaptasi dengan,
dan mereka yang tidak beradaptasi akan punah dari kehidupan. Jerapah memiliki
leher yang panjang, dia ber-evolusi menyesuaikan diri dengan lingkungan karena
makanannya adalah dedaunan yang ada di tempat yang tinggi, elang beradaptasi
untuk memiliki mata yang sangat tajam untuk mampu mengintai mangsanya dari
jarak yang sangat jauh, begitu pula dengan onta yang memiliki punuk sebagai
tempat menyimpan cadangan air agar mampu bertahan hidup di padang pasir yang
jarang ada air.
Manusia
beradaptasi
Bayangkan ada seorang yang hidup dijaman
sekarang, tinggal di kota besar, tapi tidak beradaptasi dan tidak mau
menggunakan tehnologi. Mungkin dia akan menjadi orang asing, orang-orang
berkomunikasi dengan sosial media dia masih mengandalkan surat yang ditulis
tangan, orang-orang mencari informasi dari gadjet yang ada di genggamannya dia
mencari informasi dengan pergi ke perpustakaan, orang-orang menikmati hiburang
dengan smartphone dimanapun dan kapanpun, dia menikmati hiburan dengan pergi
menonton layar tancap. Bukannya tidak boleh, tidak beradaptasi berarti tidak
kebagian karena selalu kalah dalam persaingan.
Tidak perlu waktu lama banyak bisnis yang
hilang ditelan perubahan, ambil contoh tape / kaset pemutar musik, dijamin
anak-anak sekarang tidak mengenalnya. Roll film yang digunakan dalam kamera
untuk memotret, saat ini susah ditemukan lagi, kini mengambil gambar foto bisa menggunakan
smartphone dengan kualitas yang super oke, bahkan kamera digital yang 5 tahun
lalu memusnahkan roll film, kini mulai ditinggalkan karena kalah canggih dengan
kamera smartphone. Begitulah hidup berubah.
Dikisahkan,
seorang pemuda terbakar semangatnya untuk belajar ilmu pedang usai menyaksikan
kehebatan seorang pendekar mengalahkan musuhnya menggunakan pedang. Seketika
dia berniat menjadi Ahli pedang nomor 1 dan tak terkalahkan oleh siapapun di
dunia persilatan. Menyepi dan berguru di lereng gunung selama puluhan tahun,
hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, dilewati dengan tekun
belajar jurus-jurus pedang. Hasilnya 30 tahun kemudian tidak ada ilmu pedang
yang tidak belum dia kuasai, hebat. Tibalah waktunya untuk turun gunung
mengabdi untuk kepentingan masyarakat.
Apa
yang terjadi? Ketika dia turun gunung sebagai pedekar pedang tak terkalahkan,
orang-orang sudah menggunakan Pistol.
Dunia
berubah, manusia berubah, manusia beradaptasi.
Kita sudah sering mendengar Firman Tuhan
bahwa, manusia haru berubah, merugi orang
yang hari ini sama dengan hari kemarin dan celaka orang yang hari ini lebih
buruk dari hari kemarin, manusia harus lebih baik dari hari ke hari. Ini
artinya manusia harus berubah
Berubah adalah tindakan, tindakan
dipengaruhi oleh pola pikir, pola pikir dipengaruhi oleh informasi yang
dimasukkan ke dalam pikiran. Keharusan
untuk berubah, mengharuskan manusia untuk menerima informasi dan merubah
mindset / pola pikirnya. Pikiranlah yang menghasilkan tindakan.
Seorang perokok tahu bahwa merokok itu
berbahaya buat kesehatan, ribuan contoh kasus orang meninggal karena kanker
paru akibat merokok, dia tahu akan hal ini. Namun faktanya hal ini belum mampu
menggerakkannya untuk berubah, action untuk stop merokok. Midset dari si
perokok ini harus dirubah terlebih dahulu, merokok tidak ada manfaat baik,
merokok adalah pemborosan, merokok merugikan lingkungan sekitar, tanpa merokok
hidup lebih sehat, dan seterusnya.
Peran
kehidupan
Kodrat manusia memiliki peran dalam
kehidupan, ada yang menajdi guru, ada yang menjadi pimpinan perusahaan, ada
yang menjadi pejabat, ada yang menjadi ibu rumah tangga, ada yang menjadi
penulis, ada yang menjadi artis, ada yang menjadi motivator, dan banyak peran
lainnya.
Dalam menjalankan peran ini, kita
mempengaruhi orang lain untuk berubah. Seorang manager akan mengajak anggota
teamnya berubah menjadi rajin, tangguh, bertanggungjawab dan perubahan lain
sesuai tuntutan profesi. Seorang motivator memberikan inspirasi orang lain
untuk berubah menjadi lebih baik, semangat, maju, visioner, randah hati dan
perubahan lain yang diperlukan untuk kehidupan. Begitu pulan peran-peran yang
lain, mengajak orang lain untuk berubah agar bisa menjalani hidup dengan baik.
Pertanyaannya, apakah semudah itu
mengajak orang lain untuk berubah? Tidak mudah. Orang tua yang merokok, tidak
akan bisa melarang anaknya untuk tidak merokok. Orang tua yang malas beribadah
tidak akan bisa memaksa anak-anaknya untuk rajib beribadah. Manager yang
pesimis, tidak akan didengar ketika memberikan perintah anak buahnya untuk
semangat mencapai target.
Seribu petuah tidak lebih penting dari
sebuah contoh. Quote singkat ini sudah menjelaskan banyak hal. Intinya jangan berharap orang lain berubah,
mulailah dari diri sendiri.
Di media sosial akhir-akhir ini orang
saling caci maki, saling hujat, saling memprovokasi, saling menyebarkan
kebencian, mecari-cari kesalahan lawan yang tidak sependapat. Melihat kondisi
ini saya dan Anda tentu prihatin dan ingin merubah orang-orang itu itu lebih
bijak dalam bersosial media, betul? Dijamin tidak mudah untuk meminta mereka berubah
dan bisa-bisa malah jadi bumerang yang akan merugikan kita. Dalam kasus ini,
tidak perlu mengajak mereka berubah, yang perlu dilakukan adalah jangan
ikut-ikutan, justru sebaliknya kita sebagai pribadi memberi contoh bijak dalam
bermedia sosial, sengan harapan orang lain akan respek dan syukur-syukur
berubah.
Tidak perlu instruksi terus meneruh
kepada team, cukup diberikan arahan sekali dan selanjutnya sebagai pemimpin
mereka kita memberikan contoh langsung. Itulah kenapa seorang sales manager
juga harus punya target pribadi.
Seoranga artis sebagai brand ambasador
sebuah merek, terikat kontrak untuk menjaga image baik. Kegagalan sang brand
ambasador menjaga image akan mengakibatkan kegagalan dari merek yang
dibintanginya. Inilah maknanya, bahwa orang akan berubah bila diri kita sudah
berubah terlebih dahulu, orang melihat contoh bukan kata-kata.
Selamat mencoba
Salam
Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar