Tujuan hidup kita adalah menjadi
bahagia – Dalai Lama
Minggu ini menjadi minggu yang
sangat berat, target penjualan masih jauh dari target yang harus dicapai, semua
strategi sudah coba dijalankan namun tidak manjur, cicilan mobil jatuh tempo,
bos bawaannya marah melulu karena keseluruhan team mengalami penurunan
performance, hasil ulangan anak-anak tumben-tumbennya mendapat nilai buruk,
istri sedang malas-malasan menjalankan peran sebagai ibu rumahtangga.
Kondisi ini membutuhkan pelampiasan
untuk keseimbangan, mau hang out tidak memungkinkan, selesai kerja sudah larut
malam, belum lagi harus ditambah 2 jam perjalanan mau sampai rumah jam berapa,
karena besok pagi-pagi ada meeting sales performance. Ditambah lagi kondisi
tanggal tua yang membuat kehidupan makin berat dijalani. Bukankah logika
berbanding lurus dengan logistik, kalau logistik terganggu, logika juga
terganggu, tanggal tua logistik terganggu, he he.
Apa yang saya alami bisa jadi mewakili
sebagai besar orang yang tinggal di kota besar seperti jakarta, sebagai seorang
karyawan dikejar-kejar target dikombinasikan dengan persaingan hidup di jalanan
yang begitu dasyat, ditambah biaya hidup yang tinggi,
Harus pandai pandai menjalaninya,
mengelola pekerjaan, mengelola waktu, mengelola stress, menjaga keseimbangan
hidup. Kembali ke tujuan awal, bahwa yang dicari dalam hidup adalah
kebahagiaan. Bila kondisi pekerjaan membuat galau, sebisa mungkin cari sisi
positif untuk disyukuri, kalau jalanan macet masih ada sisi positif untuk
disyukuri, kalau bos marah-marah paling tidak ada hal yang bisa disyukuri bahwa
kita masih punya bos dan pekerjaan.
Memandangi
aquarium semaleman
Pada awal tahun lalu, saya memiliki
seorang pelanggan yang seorang dokter, praktek alternatif aquapunktur dan
beliau adalah ketua IDI di Jakarta. Dalam satu obrolan beliau bercerita,
seorang pasien yang mengalami sakit kepala hebat, tidak mempan diobati dengan
cara-cara biasa. Apa yang selanjutkan dilakukan oleh dokter ini untuk
menyembuhkan sakit kepala hebat di pasien ini? Dokter memiliki koleksi ribuan
batu dari seluruh negeri yang disimpan di dalam meja prakteknya yang sangat
panjang ini. Ternyata meja terbuat dari etalase kaca yang tembus pandang,
setelah tidak ada pasien yang lain, dibukan kain penutup meja dan.... woooow
ada indah sekali. Pasien hanya disarankan untuk menikmati koleksi batu yang
jumlahnya ribuan, memandangi dan sesekali ada yang boleh dipegang. Berjam-jam
pasien larut dalam takjub akan keindahan. AJAIB... saat itu sakit kepala sembuh.
Jam 11 malam, seperti biasa saya
mendarat di rumah, tidak bisa langsung istirahat, karena ada laporan yang harus
diselesaikan dan materi meeting besok pagi. Lanjut kerja di rumah, kali ini
saya membuka meja lipat kecil untuk laptop, ditaruh persis di samping aquarium,
malam ini kondisi air sangat jernih, kemarin habis diganti air, koleksi ikan
warna-warni indah sekali.
Melihat ikan bergerak lincah kiri
kanan atas bawah, sesekali saya beri makanan, mereka tampak begitu semangat
melahapnya. Sepertinya meraka bahagia sekali, hidup beramai-ramai dalam satu
tempat, air jernih, makanan disiapkan, lampu warna warni, diberi vitamin,
gelembung oksigen, kehidupan yang sempurna bagi mereka.
Sementara laptop masih menyala, jari
jari tangan saya menari di atas keyboard sesekali tangan kanan menggapai Mouse,
sambil memperhatikan ikan di aquarium, otak saya begitu encer mengalirkan
ide-ide dan tersalurkan melalui ketikan di laptop. Keceriaan mereka membuat
tubuhku rileks, lupa rasa penat seharian, lupa beban berat minggu ini, dan
berpengaruh pada performance otak baik
Tanpa sadar, mata saya bergantian
berpindah dari laptop ke aquarium, terus begitu sampai jam 3 pagi. Pekerjaan
selesai, tidur, dan besok jam ½ 5 bangun untuk berangkat kerja lagi.
Memandangi
aquarium semaleman itu sesuatu...Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar