Kehidupan itu lucu, Kalau Anda tidak
mau menerima apapun kecuali yang terbaik, sering kali Anda mendapatkannya – W.
Somerset Maugham
Saya memiliki tetangga yang sangat
apik merawat mobilnya, sangat sayang dan temasuk orang yang tidak pernah ganti
mobil, meskipun sudah dipakai lebih dari 10 tahun masih kelihatan seperti mobil
baru. Bogor adalah kota hujan, hampir setiap hari hujan, saking sayang dnegan
mobilnya, dia dan keluarga lebih memilih naik motor plus jas hujan demi mobilnya
tidak kehujanan. Trus buat apa beli mobil?
Saya ketika memiliki mobil baru,
pihak design interior pasti sudah memikirkan sarung jok yang paling pas untuk
design, namun selalu saya, karena saya jok kotor atau rusak, minggu pertama
langsung dipasangi sarung jok murahan, yang penting jok asli tetap kinclong,
kelak kalau dijual pembelinya happy. Trus buat apa beli mobil dengan interiro
bagus, naik angkot saja jok...
Koleksi piring cantik tersimpan rapi
oleh sang istri, dia lebih memilih menggunakan piring plastik, terlalu sayang
piring mahalnya hanya sekedar dipakai makan sehari-hari. Trus buat apa punya
piring? Buat warisan...
Begitulah kehidupan kita, memiliki
tapi tidak dinikmati.
Celana
dalam bolong
Agus ditegur istrinya karena masih
menggunakan celana dalam bolong, alasannya, toh tidak ada orang lain yang
melihat, mau bolong mau sobek, mau kendor tidak berpengaruh, cuma saya dan kamu
yang tahu kok! SALAH. Justru karena cuma kita yang tahu, ini akan berpengaruh
terhadap hal-hal besar selanjutnya. Saat presnetasi di depan direksi, Anda akan
kepikiran, bisa nggak ya saya sukses meyakinkan direksi sementara celana dalam
saya bolong. Kemudian Anda makan siang dengan karyawan paling cantik di kantor,
sambil menyantap makan siang yang ‘sebenarnya’ sangat nikmat, Anda kepikiran
gie bisa makan siang bareng si cantik ini, tapi celana dalam saya bolong...
Intinya celana dalam bolong, meskiountidak terlihat oleh siapapun ini akan
sangat berbahaya, bisa berpengaruh terhadap performance.
Satu hal yang saya tahu persis, di
dunia telesales atau contact center, pelanggan tidak melihat apa pakaian yang
kita gunakan rapi atau bahkan hanya pakai kolor dan sandal jepit. Tapi
pelanggan bisa merasakan. Coba saja Anda buat peraturan bahwa team
telemarketing bebas berpakaian, boleh pakai kaos, boleh pakai sendal jepit,
boleh nggak pakai make up, boleh nggak wangi, toh pelanggan nggak melihat.
Bandingkan kinerjanya ketika Anda membuat peraturan ketat, bahwa staf harus
pakai dasi, perempuan menggunakan blaser, wajib pakai make up, wajib pakai
parfum dan tidak boleh bau mulut. Dijamin hasilnya sangat berbeda.
Celana dalam bolong akah menimbulkan
perasaan bahwa kita bukanlah orang istimewa, walaupun tidak ada orang yang
melihat, tapi bukankah diri kitalah yang membuat kita menjadi istimewa. Jadi
... selamat tinggal celana dalam bolong
Penampilan
mempengaruhi pikiran
Saya mengenal dengan baik seorang
pengusaha sukses, memiliki lebih dari 15 PT yang sudah dia dirikan. Di awal
merintis karir sebagai pengusaha, dia bercerita, bahwa untuk menjadi orang
sukses harus berpenampilan layaknya orang sukses, karenanya dia membeli
perhiasan, ada beberapa perhiasan KW, tapi yang penting secara penampilan sudah
seperti orang kaya. Kemudian untuk menjadi orang kaya, bergaya hiduplah seperti
orang kaya, yang dia lakukan adalah membeli rumah dikomplek orang-orang kaya
jauh sebelum dia kaya, memaksakan diri. Bergaya hidup seperti orang kaya,
meeting di mall bergengsi, layaknya seorang bos yang mengundang lunch meeting
atau dinner party. Itu yang dia lakukan. Saya sama sekali tidak menyangkal,
karena TERBUKTI dia menjadi seorang pengusaha sukses.
Mengenakan pakaian branded, memang
perlu biaya, tetapi percayalah bahwa pada saat Anda mengenakannya, secara
penampilan pasti kelihatan lebih keren. Tetapi yang lebih penting, pakaian
branded ini akan sangat berpengarus terhadap rasa percaya diri, rasa percaya
diri akan meningkatkan produktivitas, peningkatan produktivitas berpengaruh
terhadap karir yang berujung pada kemakmuran. Hal ini yang terjadi pada team
telemarketing, meskipun pelanggan tidak melihat, tapi energi yang terpancar
bisa dirasakan oleh pelanggan.
Work
Hard Play Hard
Menikamti kopi seharga 60 ribu di
tempat nongkrong di Mall, menikmati layanan spa seharga 750 ribu, melihat
konser David Foster seharga 3,5 juta atau membeli motor antik seharga 75 juta,
dan lainnya. Beberapa kegiatan yang memang seharusnya dilakukan, sebagai hadiah
bagi diri sendiri yang sudah bekerja keras, yang sudah peras otak banting
tulang untuk bekerja. Memanjakan diri seperti ini adalah sebuah bentuk
keseimbangan.
Ada team sales yang bekerja Senin
sampai sabtu dari pagi sampai malam. Hari minggunya team ini benar-benar
memanjakan diri, yang perempuan ke salon perawatan dari pagi sampai sore, yang
laki-laki pergi ke tempat karaorke dan pijat seharian. Dan mereka baru kembali
ke Mess malam harinya untuk kembali bekerja esok harinya.
Kita bukan mesin, tapi kita mahkluk yang punya emosi, kalau mesin cukup diberi bahan bakar dan ganti orderdil bila ada yang rusak, manusia memerlukan perawatan tidak hanya dari sisi fisik tapi juga mental. Hanya dengan demikian, kita bisa mempertahankan produktivitas.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar