Kita adalah apa yang kita pikirkan.
Bagaimana jadinya kita timbul dari pikiran kita. Kita menciptakan dunia ini
berdasarkan persepsi kita sendiri. Saat kita bicara/bertindak dengan pikiran
yang tidak benar, kekhawatiran dan penderitaan akan mengikuti kita seperti
halnya roda mengikuti sapi yang menarik pedati – Buddha
Semua
tindakan didasari oleh pikiran.
Bambang Ekalaya adalah seorang
pangeran dari kaum Nisada, kasta paling rendah yaitu kaum pemburu, namun
memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah.
Di awal
kisahnya ia bertekat menjadi pemanah terbaik di dunia, lalu ia pergi ke Hastina
ingin berguru kepada bhagawan Drona. Tetapi ditolaknya, karena kasta dan juga
karena sang begawan tidak mau ada yang menyaingi Arjuna si murid kesayangannya.
Karena niatnya yang begitu kuat, Ekalaya tidak patah semangat, dia membuat
patung Drona dan setiap hari dia berlatih di depan patung seolah-olah dilatih
langsung oleh Begawan Drona. Dan berkat ketekunan ini dia memiliki kemampuan
yang mampu mengalahkan Arjuna si murid kesayangan Drona.
Bambang Ekalaya, bertindak atas
keyakinan bahwa dia bisa menjadi pemanah hebat seperti Arjuna, meskipun ditolak
menjadi murid, dia tetap punya keyakinan untuk menjadi hebat dalam hal memanah.
Hal inilah yang mendasari tindakannya melakukan latihan dibawah bayang-bayang
patung sang Drona..
Sama halnya dengan Ekalaya, kita bertindak
sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran, sinilah kuncinya, jika memiliki
pikiran besar atau berpikir besar, maka akan melakukan tindakan yang besar dan
tentu saja akan mendatangkan hasil yang lebih besar pula.
Penelitian menunjukkan bahwa 2%
orang berpikir besar, 98% tidak melakukannya. Mari kita masuk dalam 2% orang
ini, visioner, optimis, positif, kreatif, pantang menyerah, disiplin, percaya
diri dan bercita-cita tinggi, Bill Gate, Oprah Winfrey, Walt Disney, dan banyak
tokoh sukses lainnya memiliki perbedaan dari orang gagal. Yang membedakan
adalah sikap, tindakan, ketekunan, gairah dan kualitas hebat lainnya. Semua
diawali dari Pikiran Besar. Bagaimana seorang Steve Jobs sukses menciptakan
produk-produk revolusioner dan menjadikan apple nomor satu? Dia adalah orang
yang sangat visioner, optimis, kreatif dan berpikir jauh ke depan.
Bagaimana
Berpikir Besar?
Setelah paham bahwa “sebesar apa kita
jadinya, tergantung dari sebesar pikiran kita” maka selanjutnya adalah
bagaimana mengupayakan agar kita mampu melakukannya “berpikir besar”
Untuk bisa berpikir besar, kabar
baiknya, semua orang bisa melakukannya karena setiap orang punya potensi yang
diberikanoleh Tuhan, tinggal dicari ilmunya agar bisa membangkitkan potensi
dalam diri Anda. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan: Pertama, Kenali dan yakini
bahwa Anda memiliki potensi yang cukup untuk membangun pikiran dan jiwa besar. Kedua,
Memiliki kreativitas atau ide bagaimana menggunakan pikiran. Selanjutnya, Ketiga,
Memiliki ilmu dan keterampilan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang ada.
Melatih
Pikiran
Membiasakan diri untuk memiliki pikiran
Besar, secara bertahap: dimulai dengan berimajinasi,
mengerjakan hal baru yang menantang, meningkatkan level tantangan dan begitu
seterusnya. Tidak ada batasnya, dalam prakteknya berpikir besar akan
meningkat dari waktu ke waktu.
Beberapa hal yang bisa kita latih agar
kita memiliki pikiran besar, seperti: selalau positif, berlatih visualisai,
pertanyaan besar untuk menantang diri, kreatif, berani bermimpi. Menjadi
ispirasi buat orang lain dan juga yang tidak kalah penting adalah percaya diri.
Arnold Scharzenegger, salah satu contoh
tokoh yang selalu berpikiran besar. Dibesarkan dalam keluarga yang keras dan
disiplin, dia tumbuh menjadi anak yang kuat. Punya keyakian atas apa yang dia
cita-citakan menjadi atlet binaraga, Dikenal sebagai orang yang tidak pernah
mengeluh, membuatnya melakukan latihan sehari 4 jam, sebagai bentuk keyakinan
bahwa dia akan berhasil. Pertama kali membitangi film terminator, dia harus
melakukan make up, duduk diam selama 4 jam, dan dia tidak komplain.
Menjadi seperti apa diri kita? Tergantung apa yang ada dalam pikiran dan
keyakinan.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar