Beberapa minggu terakhir, saya
men-challenge diri sendiri. Ada yang bilang, kalau kita mengerjakan sesuatu
yang sudah bisa dan biasa dilakukan, artinya kita main aman dan tidak
berkembang, sementara kehidupan terus bergerak maju dan berubah. Begitu
kira-kira pemicunya.
Ceritanya ada owner sebuah perusahaan
yang sudah beroperasi sejak tahun 1985, wow 31 tahun, bukan perusahaan kecil
dan 31 tahun sudah cukup sebagai bukti bahwa ini perusahaan besar. Saya
menawarkan diri untuk membantu, dengan modal kemampuan yang saya miliki,
diaturlah jadwal pertemuan dengan mereka. Mereka? Ya betul, saya datang
sendirian, pihak perusahaan datang rombongan, dan saya sangat bahagia dan
bangga karena hal itu berarti saya dianggap orang penting. Owner suami istri,
dua orang dokter, satu orang GM, dan anaknya. Semakin membuat saya bersemangat.
Pendek cerita... saya presentasi tentang
diri saya, apa yang saya lakukan akhir-akhir ini. Sebagai orang yang
melankolis, dan selalu melakukan segala hal dengan maximum preparation, sayapun
menyiapkan bahan cerita dalam sebuah slide yang siap dipresentasikan
menggunakan Ipad kesayangan. Selama 3 hari, hanya untuk presnetasi 10 – 30 menit.
Itulah diri saya... “maximum preparation".
Saya tidak menawarkan diri untuk membantu
dari sisi sales, walaupun pengalaman 21 tahun saya ada di dunia Sales dan
marketing, tapi saya men-CHALLENGE diri saya untuk membantu di bidang “People
Development”, dan saya berhasil meyakinkankan bahwa problem yang sedang
dihadapin oleh perusahaan berusia 31 tahun ini adalah People, yaa, masalah
utamanya adalah people.
Pengalaman selama 21 tahun berkarir di
dunia sales dan marketing, toh selalu berurusan dengan SDM, banyak pengalaman
selama mengelola people yang bisa dirangkum dan dicocokkan dengan teori People
Development dan ternyata nyambung adanya.
Penurunan
Omset
Permasalahan mulai muncul dan merembet ke
banyak hal ketika terjadi penurunan omset perusahaan secara berangsur-angsur
selama 3 tahun terakhir. Tidak hanya terjadi di satu channel penjualan, tapi
terjadi hampir di semua channel penjualan yang dimiliki. Channel TV shopping
turun sampai ¼ dari omset terbaiknya, channel modern market, channel direct
selling, channel e-commerce dan penurunan sales juga terjadi di channel door to
door.
Penurunan sales ada pada tahap yang
mengkawatirkan masa depan perusahaan, karena bukan lagi tidak BEP, tapi sudah mengganggu
cashflow perusahaan. Perusahaan yang terganggu cashflow sudah barang tentu akan
terganggu operasionalnya, gangguan operasional akan berakibat aktivitas team
sales terganggu, team sales terganggu mengakibatkan sales turun. LINGKARAN
SETAN... demikian terjadi lingkaran setan yang terus menerus, yang
mengakibatkan omset semakin turun.
Pertanyaannya, kalau penurunan sales
terjadi di semua channel distribusi, berarti siapa yang salah? Policy perusahaan?
Atau Kondisi pasar yang memang lagi lesu? Pertanyaan pertama “policy perusahaan”
rasanya bekal 31 tahun sudah lebih dari cukup untuk tidak membuat kesalahan
dalam hal membuat policy perusahaan. Pertanyaan kedua “kondisi pasar”, rasanya
bukan, Indonesia masih mengalami pertumbuhan jauh lebih baik dibandingkan
dengan negara tetangga lainnya, kwartal 1 2016 Indonesia masih tumbuh 4,6% (target
5,5%). Kemudian kalau kondisi pasar, seharusnya perusahaan lain sejenis juga
mengalami penurunan omset dong, tapi faktanya mereka malah melakukan ekspansi
dengan menambah jumlah team. Artinya ada faktor dalam perusahaan ini yang
mengakibatkan turunnya omset secara berangsur-angsur...
Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Perusahaan
Dari pengalaman saya, ada beberapa faktor
yang mengakibatkan perusahaan berjalan lancar dengan omset dan profit yang
baik. Dari sekian banyak faktor kita bisa simpulkan menjadi 4 faktor:
- Policy
- System
- People
- Culture
Policy perusahaan meliputi banyak hal, termasuk
didalamnya adalah strategy pemasaran. Penentuan produk, penentuan channel,
penentuan target pasar, dan lain-lain. Termasuk policy dalam hal fokus perusahaan,
apakah hanya akuisisi pelanggan baru, atau fokus ke pelangan yang sudah ada,
dengan strategy Customer Relationship Management. Policy tentang fokus ini
sangat penting, karena policy inilah yang akan diterjemahkan dalam bentuk
strategy dan dijalankan dalam bentuk activity. Policy dalam hal people
bagaimana? Policy dalam bidang penerapan technology? Dan seterusnya
System diadakan untuk memudahkan perusahaan
dalam menjalankan strategy. Ada technology yang digunakan untuk mengakomodir
setiap aktivitas perusahaan, mulai dari sofware akutansi dan keuangan, database
pelanggan, dan juga dalam hal people ada aplikasi untuk merecord semua hal
tentang karyawan, poductivity, performance, biodata pribadi, dan lainnya. Dalam
system termasuk adanya Standart Operational Procedurs (SOP), Job description,
Key Performance Indicators (KPI). Semua ini diadakan untuk menunjang kinerja
perusahaan, dan semua terukur, bisa dimonitor dan bisa dievaluasi.
People, ujung-unjungnya, policy bagus dan
system yang lengkap tidak akan berhasil kalau ada masalah di people, karena
merekalah yang menjalankan policy, merekalah yang menjalankan system. Policy yang baik, yang dibuat berdasarkan
pertimbangan yang matang, dan diwadahi dengan system yang modern,
ujung-ujungnya harus dijalankan oleh orang yang benar juga agar berjalan sesuai
tujuan.
Culture. Policy, System dan People yang baik
dihasilkan oleh culture yang baik. Jadi culture ini seperti pembungkus dari
ketiga hal tersebut, culture yang baik menghasilkan policy yang baik, culture
yang baik menghasilkan system yang baik, dan people yang baik akan terlahir
dari culture yang baik. Membangun culture perusahaan bukanlah pekerjaan
membalik telapak tangan, yang bisa dilakukan sebulan dua bulan, tapi memerlukan
konsistensi selama bertahun-tahun dan harus menjadi bagian dari blue print
perusahaan.
People
Development
Produktivitas dari people dalam suatu organisasi
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti Skill, Knowledge dan Attitude. Selain
ketiga hal tersebut ada faktor lain yang mempengaruhi produktivitas mereka,
yaitu ambiance dan motivasi. Motivasi bisa berkaitan dengan faktor internal
karyawan seperti attitude, skill dan knowledge yang baik juga akan membuat
seorang karyawan termotivasi. Dan faktor ekternal untuk motivasi adalah skema
remunerasi yang disiapkan oleh perusahaan. Ada yang bilang dilevel paling bawah
teori Maslow, logika berbanding lurus dengan logistik. Artinya kalau
logsitiknya terganggu, ya sudah pasti produktivitasnya terganggu.
Jadi bisa disederhanakan, productivity
ditentukan Skill, Knowledge, Attitude
dan faktor eksternal motivasi dari
perusahaan dan ambiance atau lingkungan.
David
McClelland (American
psychological theorist) menyatakan bahwa Faktor utama keberhasilan para
eksekutif muda dunia adalah kepercayaan diri, daya adaptasi, kepemimpinan dan
kemampuan mempengaruhi orang lain (ini adalah Soft Skill )
Skill meliputi banyak hal seperti selling
skill, communication skill, komputer, negosiasi, public speaking, skill conflic
management, supervisory skill, customer service, crm, dan lainnya. Knowledge garis besarnya ada product
knowledge, company knowledge, customer knowledge, competitor knowledge, dan
knowledge terkait dengan produk, contoh kalau produk kesehatan berarti ada
medical knowledge. Attitude, misalnya inisiatif, kemauan, komitment, motivasi,
kreatifitas, komunikasi, berfikir kritis, positive, mandiri, integritas,
disiplin, tanggungjawab, percaya diri, , proaktif, kontrol diri, purpose of
life, rajin dan lainnya.
Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa
People development meliputi: Attract &
Retain, Educate, Train, Motivate, Empower, Reward. Perusahaan membuat
program mulai dari bagaimana menarik calon karyawan untuk hadir dan bergabung,
kemudian mengembangkan dan memberdayakan, sampai program mempertahankan
karyawan.
Tujuan dilakukan program people
development adalah agar karyawan: Berkualitas, produktif, memiliki motivasi,
ketepatan dalam bekerja, bertumbuh dan bertahan. Karyawan yang bertahan akan
menguntungkan perusahaan, karena dengan adanya turn over akan memerlukan effort
besar perusahaan.
Beberapa hal yang bisa dilakukan
perusahaan untuk program Attract &
Retain:
- Mendorong
karyawan untuk keluar dari Zona Nyaman
- Jangan
menyurutkan calon karyawan
- Menyediakan
pelatihan yang membantu kerja dan kehidupan karyawan
- Tunjukkan
bahwa karyawan aset berhaga perusahaan
- Terbuka
untuk ide dan saran
Program
Empowering adalah pemberdayaan karyawan, perusahaan bisa
membuat program-program untuk tujuan:
- Komunikasi yang terbuka
- Tentukan peran yang jelas
- Memberikan kebebasan
- Berilah tantangan baru
- Akui pencapaian karyawan
- Tugas dengan jelas dan singkat
- Ramah tetapi bukan menjadi teman
- Menghormati
- Bersikap positif
- Pedoman yang jelas untuk sukses
- Terbuka untuk karyawan
- Beri banyak pujian dibandingkan kritik
- Kritik yang bersifat konstruktif
- Cari tahu apa yang memotivasi karyawan
- Tunjukkan bahwa karyawan bagian dari Perusahaan
Program
reward sangat bervariasi
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan, mulai dari Komisi Penjualan,
Reward Performance (Best Staf,
Supervisor, Manager, Best Branch, Promosi) dan sebagainya
Program
Edukasi, Train dan Motivation
menjadi menu prioritas dalam people development. Pengembangan karyawan dari
sisi knowledge dan skill, terlebih lagi sangat penting adalah mengembangkan
karyawan dari sisi Attitude. Training Knowledge, skill dan attitude sangat bervariasi,
harus dilakukan penilaian situasi agar training yang diberikan sesuai
kebutuhan.
Tahapan yang harus dilakukan untuk
menentukan program people development adalah:
Audit Sdm, Menyusun Laporan Sdm, Membuat
Program People Development, Eksekusi People Development, Evaluasi Program.
Learning
Process
Tambahan info terkait dengan people
development, bahwa proses pembelajaran itu ada 3 metode, sesuai dengan tulisan Michael
Lombardo dan Robert Eichinger (2000), yaitu: Formar Learning, Learning &
Developing from Others dan Experiential Learning.
Dalam teori 70, 20, 10,
pembelajaran dengan experiential sangat berpengaruh terhadap perkembangan
seseorang yaitu 70%. On the job training istilah yang sering kita dengan. Proses
amati, tiru dan modivikasi adalah proses
belajar dari orang lain, termasuk di dalamnya coaching dan counseling
berpengaruh 20% dan Formar Learning seperti training, workshop berpengarus 10%.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar