Saya memiliki keyakinan, yang masih saya pegang sampai saat
ini, beberapakali saya tulis sebagai sebuah artikel di blog ini, seperti 1000 TEMAN KURANG, 1 ORANG MUSUH KEBANYAKAN, TABUNGAN ENERGI POSITIF, MENOLONG. Sebuah keyakinan untuk terus berbuat kebaikan, sekecil
apapun, dimanapun, dilihat atau tanpa dilihat orang, teruslah berbuat kebaikan,
karena kebaikan akan kembali menjadi kebaikan kepada kita. Bertahun-tahun,
berusaha melakukan kabaikan-kebaikan untuk sekitar, kadang mengorbankan
kepentingan diri sendiri yang penting bisa membantu orang lain. Tidak
hitung-hitungan dalam hal perkerjaan, dalam pertemanan, dalam berbisnis dengan
orang lain, adalah bentuk kebaikan.
Biarkan itu menjadi cap yang menempel dalam
reputasi kita, bahwa kita memiliki unsur kebaikan tidak melulu transaksional
dalam berhubungan dengan orang lain. Memang kebaikan tidak selalu langsung
berbuah kebaikan yang kembali pada kita, tapi biar bagaimanapun akan menjadi
tabungan kebaikan, seperti halnya deposito yang bisa dicairkan pada saat kita
memerlukannya.
Kebaikan ada batasnya
Kadang, ketika dalam kondisi dimana kita memerlukan bantuan
orang lain, ketika dalam kesusahan, kita berharap, kebaikan-kebaikan kita
dicairkan dalam bentuk pertolongan. Benar adanya. Tapi kalau bantuan tidak
kunjung datang, apakah saat itu kita berhenti berbuat kebaikan dulu, sampai
kita menuai kebaikan kita yang dulu-dulu.
Mungkin kita berfikir, laaah saya aja perlu bantuan, kenapa
saya mesti membantu orang lain. Saya lagi kesusahan, kenapa mesti memikirkan
orang lain yang lagi kesusahan, sementara orang lain tidak memikirkan saya, dan
seterusnya
Apa yang terjadi ketika kita berhenti berbuat kebaikan, ya, kita
sedang menghentikan kebaikan yang akan diterima di kemudian hari. Gampangnya,
kalau kita nggak nabung, mosok yaa bisa mencairkan tabungan, apa yang
dicairkan.
Jadi apa yang harus saya
lakukan?
Anggap saja, saya sedang dalam keadaan benar-benar
memerlukan bantuan, sedang dalam kesesusahan. Saya tahu, bahwa orang-orang tahu
bahwa saya selalu menebar kebaikan, saya tahu mereka tahu. Tapi ternyata tahu
tidak selalu berbuah action loo... contoh semua orang perokok tahu bahwa merokok
itu bahaya buat kesehatan, beresiko kanker, tapi 100% perokok tetap merokok,
tidak ada action untuk stop. Seperti halnya perokok yang tahu bahayanya,
orang-orang disekitarku juga tahu bahwa saya orang baik, sering membantu tidak
pernah hitung-hitungan... saya berharap orang-orang berhenti merokok, tidak
sekedar tahu bahayanya saja.. action..
Jadi apa yang harus saya lakukan? Tetap berkerakinan dan tetap
terus berbuat baik? Trus kapan orang lain berbuat baik kepadaku...
Betul sekali, jangan
berhenti... tetaplah berkeyakinan, teruslah berbuat baik, dan serahkan pada
Tuhan, Dia yang maha mengatur segalanya.
Trus tetaplah berusaha, kan memang begitu aturannya, berdoa
dan berusaha.. tidak bisa hanya berdoa saja, juga tidak bisa hanya berusaha
saja. Libat Tuhan dalam hidup ini, bukankan Dia pemberi kehidupan...
Menasehati diri sendiri
Intinya ... saya menasehati diri sendiri, roda itu berputar,
secepat apa roda kembali berputar ke atas, sangat tergantung pada dirimu, tergantung
usaha, tergantung doa dan tergantung tabungan kebaikan yang dimiliki.
Tetap semangat...
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar