Salah satu Quote dari sang Legenda,
Muhammad Ali. Bermakna bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan dengan serius,
agar saat waktunya tiba kita sudah benar-benar siap. Disiplin diri, keras
terhadap diri akan menghasilkan kekuatan.
Dan siapa yang tidak mengenalnya,
sebagai petinju yang tidak semata memenangkan pertarungan, namun mampumembuat
tinju sebagai senin yang bisa dinikmati banyak orang. Beda sekali dengan gaya
bertinju Mike Tyson yang benar-benar bertinju, mengandalkan kekuatan
mengandalkan kebringasan, tidak peduli penonton suka atau tidak, tidak peduli
penontong rugi karena uang jutaan untuk membeli tiket hanya mendapatkan
beberapa detik penampilannya. Yang Mike Tyson pikirkan hanyalah merobohkan
lawan secepat-cepatnya.
Sungguh dua legenda yang berbeda saat
beraksi di atas Ring, dan beberapa tahun terakhir, setelah menggantung sarung
tinjunya, kedua legenda ini menjadi sahabat Baik
Sang Legenda telah Berpulang (4 Juni 2016)
Berjuang melawan penyakit Parkinson,
penyakit yang kasusnya tidak terlalu banyak, selama 30 tahun. Selama itu pula,
ketenarannya tidak pernah pudar, semangatnya, aksi heroiknya, keseriusannya,
kecerdasannya, menjadi inspirasi banyak orang. Itulah legenda.
Menjawab pertanyaan seorang anak
tentang “apa yang akan dilakukannya ketika ia pensiun dari bertinju”, Muhammad
Ali mengatakan sebagai berikut:
"Hidup ini singkat. Berapa tahun kau habiskan untuk tidur,
untuk bersekolah, melakukan perjalanan, menonton film, televisi, berolahraga,
dan lain lain.
Ketika kau sibuk mengurus keluarga dan anak-anakmu, tahu-tahu
usiamu sudah 60 tahun. Padahal semua yang kau lakukan itu bukan milikmu. Aku
pernah bercerai. Keempat anakku kini memanggil bapak pada lelaki lain dan
mereka tak pernah mengunjungiku lagi. Anak dan istrimu bukanlah milikmu".
Lalu apa yang akan kulakukan setelah pensiun? Get ready to meet God. Bersiap menemui
Tuhan. Kita semua akan mati, kapan pun tanpa kita tahu saatnya.
Tuhan tidak peduli kau mengalahkan Joe Frazier atau George
Foreman. Tuhan ingin melihat apa yang kau lakukan pada sesama. Yang paling
penting dalam hidup adalah ketika kau mati apakah kau masuk surga atau neraka.
Aku begitu takut masuk neraka. Mungkin saja aku membunuh atau
merampok orang. Barangkali polisi tak dapat menangkapku, tapi ketika aku mati
ada yang mencatat semua perbuatanku dan aku tak bisa mengelak. Jadi apa yang
akan aku lakukan?
Bersiap menemui Tuhan dan berharap masuk ke surgaNya.
Faham?"
(sumber: WhatsApp Group)
Uraian ini dikatakan oleh Muhammad
Ali pada saat usianya baru 35 tahun dan masih di puncak kejayaannya.
Ketika ia mulai terkena penyakit
Parkinson, ia berkata, "Hidup ini adalah ilusi. Aku menaklukkan dunia tapi
tak membuatku puas. Tuhan memberikan penyakit ini untuk mengingatkanku bahwa
aku BUKANLAH nomer satu melainkan DIA.
Selamat Jalan Sang Legenda,
Istirahatlah dengan tenang dan Damai. Doa kami menyertaimu. Amiin
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar