Bantinglah otak untuk
mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di
dalam benda besar yang bernama dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati
sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa ( Al- Ghazali )
Sukses seseorang ditentukan oleh Perilaku, perilaku ditentukan oleh pola pikir, pola pikir
ditentukan oleh ilmu yang dimiliki, ilmu yang dimikili tergantung kemauan untuk
terus belajar.
Emha Ainun Nadjib menyampaikan “Apa gunanya ilmu kalau tidak memperluas jiwa seseorang sehingga ia
berlaku seperti samudera yang menampung sampah-sampah. Apa gunanya kepandaian
kalau tidak memperbesar kepribadian seseorang sehingga ia makin sanggup
memahami orang lain?”
Jelas bahwa pribadi seseorang ditentukan oleh ilmu yang
dimiliki. Biasanya semakin tinggi ilmunya, semakin bijaksana seseorang dan ,
semakin dalam ilmunya,
Konon di Jepang, profesi guru adalah profesi yang sangat
dimuliakan dan para guru di Jepang mendapatkan Gaji selangit. Mereka sadar,
ilmu pengetahuanlah yang membentuk seperti apa jadinya manusia, ilmu
pengetahuan yang membuat negara Jepang maju luar biasa.
Ilmu dalam karir
Dalam 21 tahun saya berkarir di dunia kerja, saya belajar
banyak hal. Melihat seseorang melejit menjadi direktur, mengamati staf yang 15
tahun kemudian masih menjadi staf, melihat seorang manager yang mampu dipindah
dari bagian satu ke bagian yang lain yang berbeda, melihat penjualan melesat,
pun mengamati penjualan yang turun, menemukan pemimpin yang meneduhkan, ada
juga pemimpin yang hanya bisa marah-marah.
21 tahun berkarir, memberikan keyakinan saya, bahwa yang
membedakan orang satu dengan yang lain adalah ilmu yang dimiliki, yang
membedakan prestasi adalah ilmu yang dimiliki
Setiap permasalahan yang muncul diselesaikan dengan ilmu,
setiap tantangan yang diberikan dijawab dengan ilmu, menyelesaikan pekerjaan
dengan ilmu, menghadapi customer ada ilmunya, membuat strategy marketing pakai
ilmu, memimpin meeting ada ilmunya, dan seterusnya.
Skill, Knowledge,
Attitude
Sukses ditentukan oleh 3 hal ini: skill, knowledge dan
attitude. Oleh karenanya, untuk sukses seseorang harus mempelajari ketiga ilmu
tersebut. Contoh seorang sales mobil dia harus belajar skill, segala hal meliputi ketrampilah diri seperti bagaimana
bicara dengan pelanggan, bagaimana membuat daftar calon pembeli, ketrampilan
untuk menelepon sebelum kunjungan, ketrampilan cara meyakinkan calon pembeli,
ketrampilan membuat laporan dan masih banyak lagi skill yang harus dimiliki
seorang sales mobil. Kedua, knowledge,
pengetahuan tentang pasar, tentang kompetitor, tentang produk yang dia jual,
kelebihan dan kekurangan banding kompetitor, pengetahuan tentang pelanggan,
pengetahuan tentang kondisi perusahaan, dan lainnya.
Apakah setelah menguasai skill dan knowledge untuk
menjadi seorang sales mobil sudah cukup? Tentu saja belum, konon kedua ilmu ini
hanya akan menentukan kesuksesan sebesar 20%, nah lho? Ya benar sekali, 80% nya
lagi ditentukan oleh ilmu yang ketiga, Attitude.
Sikap banyak sekali diajarkan oleh para motivator, bagaimana menjadi pribadi
yang semangat, disiplin, optimis, pantang menyerah, rajin, mau belajar, ramah,
lapang dada, rendah hati, dan banyak sikap positif lainnya. Anda bisa belajar
juga dari rekan kerja, dari atasan, dari klien, dari orang-orang yang Anda
ketemu di jalan, dari manapun, termasuk dari buku, dari website, blog.
Bayangkan seorang sales tadi, memiliki skill 100,
knowledge juga 100, tapi dia tidak disiplin, sukses jualan? Tentu saja tidak, skill
dan knowledge 100 tapi tidak sopan terhadap calon pelanggan, jualan? Tentu
tidak. Attitude sangat penting.
Sisihkan 10% uangmu
untuk beli buku
Pertama kali saya bekerja di PT Merck Indonesia sebagai
medical representative di tahun 1994. Dalam sebuah training karyawan baru yang
berlangsung 3 minggu, salah satu trainer yang merupakan bos saya waktu itu
menyampaian satu hal, yang saya ingat dan saya berusaha lakukan sampai saat ini
“kalau kalian mau sukses, sisihkan 10%
gajimu untuk membeli buku”. Tidak perlu dijelaskan lagi, rasanya pernyataan
ini sudah saya jelaskan panjang lebar di atas. Terjemahan dari pernyataan
tersebut sebenarnya lebih luas dari sekedar ‘beli buku’, tapi menggunakan 10%
penghasilan untuk menuntut ilmu atau pengembangan diri. Selain membeli buku,
bisa untuk mengikuti seminar, mengikuti kursus, studi banding, pameran, dan hal
lainnya yang mendatangkan ilmu. Termasuk dalam 10% adalah budget untuk hangout
dengan temen-temen di luar jam kantor, di sanalah banyak ilmu yang akan didapat
secara langsung dari obrolan.
Menguasai ilmu diluar
job deskripsi
Beberapa kali saya selamat dalam karir karena hal ini,
yaitu menguasai ilmu diluar ilmu yang diperlukan untuk pekerjaan saat ini.
Contoh sebagai seorang CRM manager di Telkom, saya juga belajar mengenai people
development, oleh karenanya saya diberikan pekerjaan Cuma-Cuma untuk
pengembangan SDM di call center. Saya juga belajar mengenai customer care,
termasuk belajar mengenai design grafis, sehingga walaupun saya seorang CRM
manager sering dilibatkan untuk kegiatan membuat buku departemen customer care.
Tidak ada ruginya belajar ilmu yang lain.
Meskipun pekerjaans aya selama ini adalah
bertanggungjawab untuk menyusun strategy penjualan dan merealisasikannya, saya
juag belajar mengenai publick speakin, belajar menjadi trainer, sehingga hal
ini meningkatkan kredibilitas saya. Saya menguasai photoshop, dimana dalam
kondisi kepepet, karena para design grafis banyak orderan, saya kerjakan
sendiri sehingga tidak membuang waktu.
Terkahir, sebaik-baik ilmu
adalah ilmu yang digunakan dan dibagikan kepada orang lain
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar