“Kalau selalu
melakukan yang sudah bisa dilakukan, kapan kalian akan berkembang?” Begitu kira-kira petuah dari seorang owner perusahaan
retail besar di Indonesia kepada saya dalam sebuah meeting. Saat itu adalah
meeting untuk menentukan strategy tahun 2016 untuk memenangkan pasar, minimal
agar perusahaan bisa bertahan di tengah-tengah banyak perusahaan yang mengalami
penurunan.
Masih dalam kotak
Sebagian besar manager lini distribusi menyampaikan Ide
yang itu-itu saja, yaitu program-program yang sudah pernah dilakukan, paling
hanya sedikit diberi polesan seolah-olah menjadi program baru, padalah sama
saja.
Sangat manusiawi, orang akan cenderung merencanakan hal
yang sudah dikuasai, sudah pernah dilakukan, dengan demikian tingkat percaya
diri untuk sukses akan tinggi. Kecenderungan pikiran manusia dibatasi oleh
kotak, kotak pengelaman, kotak knowledge dan wawasan, hasilnya yang keluar
tidak pernah lebih luas dari isi kotak.
Richard Branson, pemilik Virnin Airlines mengetakan “bila seseorang menawarkan peluang hebat,
dan Anda ragu untuk bisa melakukannya, KATAKAN YAA, selanjutnya pelajari bagaimana
cara melakukannya”. Hmmm setuju. Begitulah kira-kira salah satu cara untuk
berkembang, toh otak kita itu memiliki kapasitas sangat besar. Konon manusia
hanya menggunakan 10% kapasitas otak yang dimilikinya, terlepas hal ini miros
atau fakta, kita lihat saja fakta bahwa setiap saat manusia mampu menemukan hal
baru di bidang teknology, kesehatan dan lainnya. Cara keluar dari kotak adalah
katakan YES pada sesuatu yang belum Anda ketahui, biarkan otak kita mencari
tahu caranya.
Memilih Pekerjaan yang
Mudah
Misalkan Anda sedang dalam pembentukan panitia kegiatan
tertentu, dilakukan pemilihan ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan
seksi-seksi. Pemilihan ketua biasanya berlangsung Alot, karena masing-masing
secara manusia akan menghindari tanggungjawab utama sebagai ketua. Tibalah
saatnya untuk memilih seksi-seksi dalam kepanitiaan, yang pengalaman jadi
bendahara akan ditunjuk jadi bendahara, pengalaman sekretaris jadi sekretaris,
biasa jadi humas akan ditunjuk jadi seksi humas, dan seterusnya. Dan proses
penunjukan seksi-seksi berjalan lancar, karena masing-masing sudah
berpengalaman.
Trus apa masalahnya? Yaa tidak ada masalah, justru
kepanitiaan akan berjalan lancar dalam menjalankan tugas masing-masing, tapi
Kapan waktunya belajar hal baru?
Dalam pekerjaan, setiap hari seorang karyawan harus
menyelesaikan banyak tugas, dengan kadar kesulitan yang berbeda-beda, mulai
yang paling mudah sampai yang paling susah untuk dilakukan. Secara psikologi,
setelah menyelesaikan satu tugas, energi akan berkurang saat berlanjut ke tugas
berikutnya. Kecenderungan kita akan mengerjakan pekerjaan yang mudah terlebih
dahulu, akibatnya pada saat tiba di pekerjaa sulit yang memerlukan energi besar
justru kita sudah kehabisan energi. Kedua, setelah selesai mengerjakan sebuah
tugas, manusia akan berkurang kadar urgentsinya, sehingga tugas yang lain
kehabisan prioritas.
Dengan demikian, cobalah untuk merubah kebiasaan, dengan
cara mengerjakan pekerjaan yang sulit terlebih dahulu, pekerjaan besar terlebih
dahulu, maka setelahnya akan lebih mudah Anda kerjakan. Yang susah aja sudah
beres, apalagi ini pekerjaan mudah, pasti saya bisa. Yang besar aja bisa saya
kerjakan, apalagi ini pekerjaan kecil.
Meningkatkan
produktivitas
Pada jaman sekolah dulu, saya ingat orang tua selalu mengingatkan
agar saya mengerjakan PR yang paling sulit terlebih dahulu, sekarang saya paham
akan maksudnya.
Hal ini berlaku dalam
pekerjaan. Metode mengerjakan tugas yang paling sulit dan paling penting
terlebih dahulu untuk mengawali aktivitas, kemudian dilanjutkan dengan tugas
yang lebih ringan lainnya. Diyakini cara ini juga sangat membantu meningkatkan
produktivitas dan pekerjaan yang sulitpun akan terasa ringan. Penjelasannya
adalah, saat energi masih penuh, mood masih bagus, motivasi optimal, Anda mengerjakan
tugas yang besar.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar