Bagaimana cara
memasukkan gajah ke dalam Kulkas?
Para peserta saling berpandangan satu dengan yang lain,
ketika diminta angkat tangan bagi yang bisa menjawab, tidak ada yang angkat
tangan. Berarti seluruh peserta bingung dan mungkin berpikir:
- Ukuran gajah kan lebih besar dari kulkas, tidak mungkin lah, ada-ada saja pertanyaannya
- Belum pernah ada dalam sejarah gajah masuk kulkas
- Gak ada gunanya, buat apa memasukkan gajah ke dalam kulkas
- Gajahnya dipotong-potong jadi kecil dulu, dan mungkin diperlukan 2 kulkas untuk satu gajah
- Nggak tahu
- Dan berbagai pemikiran lainnya
Semakin bertambah usia, semakin banyak pengalaman hidup
dan ilmu yang dimiliki, seseorang akan semakin banyak pertimbangan, menggali
informasi saat mencari jawaban atas satu masalah. Apakah hal ini salah? Tentu
saja tidak, justru demikian seharusnya agar menemukan solusi paling tetap.
Tapi dalam kasus petanyaan di atas, seharusnya tidak
perlu mengakses informasi macam-macam, tidak perlu pusing cara detilnya
bagaimana. Pertanyaan sederhana, yaa jawab dengan sederhana saja. Cara
memasukkan gajah ke dalam kulkas adalah “buka
kulkas, masukkan gajah, tutup kulkas”. Sesederhana itu.
Pola pikir penuh
pertimbangan
Itulah gunanya kita harus terus menerus belajar, menambah
ilmu, mengupdate informasi, memperkaya wawasan. Istilah saya di artikel yang
lain, bahwa satu ilmu ibarat seperti anak kunci, semakin banyak ilmu semakin
banyak kunci yang bisa digunakan untuk membuka gembok permasalahan yang
beragam, tinggal disesuaikan kunci yang pas.
Ingat pada saat anak-anak, atau kalau tidak ingat,
perhatikan bagaimana pola pikir anak kecil, spontan dan tanpa berpikir dalam
memutuskan sesuatu. Ketika belajar berjalan, jatuh bangun lagi, jatuh bangun
lagi, begitu seterusnya. Kenapa? Yaa anak kecil tahunya cuma satu hal, secara
naluriah kalau jatuh ya bangun. Bedakan dengan orang dewasa, apakah masih bisa
bersikap seperti anak kecil saat menghadapi masalah? Tidak. Terlalu banyak
pertimbangan yang diakibatkan oleh kumpulan-kumpulan informasi yang didalam
sebagai pengalaman hidup selama ini. Kalau jatuh, segera bangun yaa, tapi jangan
jalan lagi, pengalaman yang sudah-sudah pada saat jatuh yang ke-2 akan terjadi
luka, dan jatuh yang ke-3 bisa mengakibatkan kematian. Jadi tidak perlu
dilanjutkan. Dan lagi malulah kalau jatuh lagi dan jatuh lagi, gak enak dilihat
orang lain, Anda jadi orang lemah di mata orang lain.
Baca lagi kisah ikan mullet berikut: Seorang profesor melakukan percobaan dengan memasukkan ikan barracuda
kedalam sebuah akuarium besar dan didalamnya juga dimasukkan ikan mullet (ikan
kecil makanan untuk ikan barracuda tersebut) tetapi dalam akuarium tersebut
dibatasi oleh sebuah kaca tembus pandang. Dan ketika ikan barracuda tersebut
melihat ikan kecil tersebut dengan cepat ia menyerangnya dan apa yang terjadi ?
ikan barracuda tersebut menabrak kaca pembatas tersebut, kemudian ikan
barracuda tersebut mengulanginya hingga 3 kali sehingga ia merasa kesakitan.
Akhirnya di barracuda menimpulkan bahwa MENGEJAR IKAN MULLET ITU MENYAKITKAN. Bahkan
saat kaca pembatas sudah tidak ada sekalipun, barracuda tidak akan mengejar
ikan mullet, karena berdasarkan pengalaman “mengejar ikan mullet itu
menyakitkan”
Kumpulan informasi yang di dapat dari pengalaman hidup,
kadang membuat kita menjadi barracuda.
Tetaplah menjadi
spontan
Orang ‘pintar’ terlalu
banyak pertimbangan sehingga tidak kunjung melangkah karena terlalu pandai
menganalisis - Bob Sadino
Orang spontan tidak terlalu banyak berpikir, Action
langsung. Just do it!
Lakukan saja apa yang menurut Anda bisa dilakukan, jangan
terlalu banyak pertimbangan, bisa jadi waktu yang paling tepat untuk melakukan adalah sekarang.
Bagaimana jika gak jalan? bagaimana bila tidak sesua harapan? bagaimana jika
biayanya besar? bagaimana jika tidak disupport? bagaimana jika ini / itu?
Lupakan pertanyaan tersebut. Mark
Zuckerberg bilang, jangan tunggu semua sempurna baru action, mulailah, seiring
dengan waktu bisa dilakukan penyempurnaan.
Terlalu banyak berpikir kadang membuat kita merasa takut karena melihat resiko, terlalu
berhati-hati (jangan-jangan) atau bahkan membuat kita pesimis karena kita
sangat lihai melihat ketidak-mungkinan. Pakailah pengalaman yang Anda, bahwa
banyak hal yang awalnya terlihat tidak mungkin bisa saja terjadi. Andapun pasti
sering mengalaminya. Ditambah lagi dengan keyakinan kita pada janji Tuhan,
selama mau berusaha akan ada solusinya.
Tenjunlah, dan semua
baik-baik saja
Terjun dari papan lompat ke kolam renang di bawah sering
menjadi momok bagi anak-anak, bahkan kita yang dewasa juga sering takut-takut
untuk melompat. Lompat saya, dijamin semua baik-baik saja kok. Menghadapi
meeting presentasi ke direksi membuat Anda demam selama 2 hari sebelumnya,
membuat tidak bisa tidur, bolak balik memperbaiki materi presentasi takut ada
yang salah, merubah tampilan supaya bos terksesima. Saran saya, presentasi
saja, apa yang kita takutkan tidak pernah terjadi, rasa takut hanya ada sebelum
kita terjun. Jadi ya, melompat saja.
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar