Bicara tentang kebahagiaan, pada dasarnya bisa dibagi
menjadi 3, yaitu bahagia secara materi, bahagia secara emosional atau bahagia
secara spiritual. Mungkin 99% dari kita mati-matian mengejar kebahagiaan secara
materi, kebahagiaan yang kasat mata, namun kebahagiaan yang satu ini ternyata
membutakan mata hati kita. Gayus Tambunan adalah salah satu contoh kasus,
Artalita, Nazarudin dan masih banyak lagi mungkin jutaan contoh gelap mata di
negeri ini, bahkan lebih dari 80% kepala daerah tersangkut dengan hukum karena
kabahagiaan ini.
Kebagiaan secara emosi, kalau Anda mengejar yang ini,
adalah hal yang lebih bijak. Materi memang penting, tape kebahagiaan secara
emosi jauh lebih penting. Punya teman banyak, atasan yang baik, lingkungan
kerja yang penuh kekeluargaan, menikmati pertandingan bola, penghargaan dari
orang lain, kasih sayang.... ya itu adalah deretan kebahagiaan secara emosi
yang perlu ada kejar.
Kebahagiaan secara spiritual, adalah kebahagiaan yang
adanya dalam kaitannya dengan ruh atau mata hati kita. membantu orang lain,
sehingga orang lain memilliki kebahagiaan, dan kita melakukannya tanpa pamrih
hanya berharap balasan dari Tuhan dan kita merasa bahagia atas hal tersebut,
itulah kebahagiaan secara priritual. Seorang uztad, seorang guru yang
memberikan ilmu yang bermanfaat, sehingga si penerima ilmu bisa menjalani
kehidupan lebih baik, itulah kebahagiaan spiritual.
Tips sederhana
meraih bahagia
Agar Anda bisa mendapatkan kebahagiaan, apapun kondisi
yang anda alami saat ini, khususnya kebahagiaan secara emosional. Berikut
beberapa hal sederhana yang bisa Anda coba:
- Kurangi berpikir, lebih seringlah merasakan. Bruce lee pernah mengatakan “don’t think, feel”.
Berpikir akan memancing memori-memori kesedihan, kegagalan, kesulitas
hidup dan berpikir juga akan memunculkan kekawatiran, pesimis dan pikiran
negatif yang lain. Tidak selalu demikian, namun kalau kita belum terbiasa
dengan sikap positif, berpikir lebih sering memunculkan kegelisahan.
- Kurangi penghakiman, lebih seringlah untuk menerima. Gara-gara dia tidak serius bekerja, akhirnya saya
juga yang kena masah bos, gara-gara kamu saya terlambat sampai kantor,
coba kalau kamu mengikuti saran saya tentu masalah ini sudah selesai.
Menghakimi orang lain akan memunculkan kebencian dan dendam. Terimalah
setiap kejadian denganlapang dada
- Kurangi mengeluh, lebih seringlah menghargai. Kenapa saya harus mengalami masalah ini, Tuhan
tidak adil, saya sudah berusaha dan juga rajin berdo’a kenapa saya tetap
mengalami musibah ini. Kenapa jalanan selalu macet seperti ini, bisa tua
di jalan kalau begini. Mengeluh menghasilkan mood negatif dan pada
akhirnya menghambat produktivitas Anda
- Kurangi cemberut, lebih seringlah tersenyum. Tersenyum saat dalam kondisi sedih akan menjadi
obat. Tersenyum juga akan memberikan kebahagiaan kepada orang lain yang
akan memancar balik kepada Anda
- Kurangi bicara, lebih seringlah mendengarkan. Mendengarkan adalah proses nyerap informasi,
menyerap ilmu. Kekayaan ilmu akan mendewasakan Anda. Sebaliknya semakin
banyak bicara, semakin banyak tanggungjawab moral yang harus Anda
tanggung, kawatir apa yang diucapkan tidak bisa Anda lakukan, takut
informasi yang Anda sampaikan salah.
- Kurangi menonton, lebih seringlah melakukan. Ketika ada terlibat langsung dalam suatu kegiatan,
anda akan mendapatkan energi dari orang sekitar Anda, dan di saat
pekerjaan tersebut selesai akan muncul perasaan lega dan bahagia.
- Kurangi ketakutan / kekhawatiran, lebih sering mengasihi. Kekawatiran, ketakukan adalah sumber
ketidakbahagiaan. Lebih baik salurkan kasihsayang kepada orang lain,
berikan perhatian kepada keluarga dan teman-teman, karena aliran kasih
sayang ini akan memunculkan rasa bahagia.
Sedangkan untuk kebagiaan Materi, kuncinya ya bekerja
keras, bekerja cerdas sehingga dapat banyak uang. Untuk kebahagiaan secara
Spiritual, bisa Anda dapat dengan sedekah, membagikan ilmu yang bermanfaat,
suka menolong, perbanyak ibadah.
Semoga
bisa membantu anda untuk meraih kebahagiaan. Selamat mencoba! Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar