Jika sebuah TELUR dipecahkan oleh kekuatan dari luar,
maka kehidupan di dalam telur akan BERAKHIR..
tapi.. Jika sebuah telur di pecahkan dari dalam, maka kehidupan baru telah LAHIR..
Kata-kata bijak
diatas menjelaskan, betapa pentingnya motivasi dalam diri dibandingkan motivasi
dari orang lain. Mengapa kita harus memiliki motivasi diri sendiri? Sebab kitalah
yang akan merubah diri kita, bukan orang lain. Setiap dari kita memiliki tujuan
untuk dicapai, dan pencapaian tersebut diperlukan motivasi yang besar agar Anda
terus bergerak mewujudkannya. Itulah kenapa motivasi diperlukan setiap saat. Anda
hanya bertindak jika motivasi diri sendiri Anda yang cukup bukan motivasi dari
orang lain.
Jangan pernah
berharap orang lain akan membantu kita untuk tumbuh, membimbing kita untuk
sukses... karena mereka punya kesibukan sendiri, punya masalahnya sendiri dan
punya kewajiban untuk tumbuh dan sukses.
Tugas dari para motivator adalah membantu Anda menemukan motivasi diri,
menyadarkan adanya dorongan kuat dan membantu menguatkannya. Sebagai contoh,
Anda memiliki keinginan yang tidak bisa ditawar-tawar untuk memberikan
pendidikan yang terbaik untuk anak Anda. Ini adalah motivasi yang sangat kuat
untuk menggerakkan Anda, membuat semangat mencari uang, membuat Anda sembuh
dari rasa letih. Ini adalah motivasi diri yang sudah ditemukan, bisa sendiri
dan kadang perlu diberikan inspirasi oleh orang lain (motivator).
Dua jenis Motivasi
Dalam sebuah seminar, pak Tung Desem pernah menyampaikan bahwa pada
dasarnya motivasi seseorang bisa dibagi menjadi 2 sumber, yaitu mendapatkan
kenikmatan dan menghindari kesengsaraan.
Ketika seorang yang terjatuh dalam kolam yang ada buayanya, tiba-tiba dia
memiliki kekuatan dan kemampuan berenang yang luar biasa. Tidak ada pilihan
lain kecuali berenang sekuat tenaga untuk menghindari kesengsaraan ‘mati
diterkam buaya’. Dalam kondisi yang berbeda, diseberang kolam diberikan hadiah
uang Rp 1 miliar kalau dia berhasil menyeberangi kolam yang sama, tiba-tiba
saja dia seolah tidak bisa berenang.
Motivasi menghindari kesengsaraan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
motivasi untuk mendapatkan kenikmatan.
Memupuk Motivasi
dalam diri
Dalam managemen, salah satu cara untuk memupuk motivasi dalam diri adalah
dengan menerjemahkan motivasi menghindari kesengsaraan dan mendapatkan
kenikmatan dalam beberapa goals yang didiskripsikan dengan jelas.
Masing-masing tujuan ditentukan compelling
reason-nya, yaitu
sebuah alasan kuat yang tidak bisa ditolak. Contoh, Anda menentukan tujuan
yaitu merenovasi rumah, membuat 1 buah kamar anak. Compelling Reason nya adalah
anak-anak sudah besar, sehingga tidak masing-masing harus punya satu kamar
sendiri. Bila tidak direalisasikan, akan menjadi masalah. Contoh ekstrem, Anda
harus menurunkan 7kg berat badan, karena kalau tidak Anda akan diputuskan
pacar. Alasan yang cukup kuat untuk Anda termotivasi konsisten berusaha
menurunkan berat badan, atau Anda akan kehilangan pacar.
Intinya motivasi terkuat bukan dari orang lain, tapi Andalah sang motivator hebat itu.
Kutipan untuk
‘Bekal Motivasi Diri’
Allah tidak pernah menjajikan bahwa: langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, mentari
selalu bersinar, tapi Allah selalu memberi: pelangi di setiap badai, senyum di setiap airmata, berkat disetia
cobaan, jawaban di setiap do'a, jangan pernah menyerah, terus percaya
bahwa, semua disiapkan oleh-Nya berpasangan adanya. sedih - bahagia, gelap -
terang, jahat - baik, ..... dan Problem - Solusi
Life is so beautiful: hidup bukanlah tujuan, melainkan perjalanan maka NIKMATILAH, hidup adalah tantangan HADAPILAH, hidup adalah anugerah TERIMALAH, hidup adalah tugas SELESAIKANLAH, hidup adalah cita-cita CAPAILAH, hidup adalah misteri SINGKAPKANLAH, hidup adalah kesempatan AMBILAH, hidup adalah janji PENUHILAH, hidup adalah keindahan BERSYUKURLAH, hidup adalah teka-teki PECAHKANLAH ...
Karena BUKAN ORANG LAIN yang akan menentukan kesuksesan kita, TAPI DIRI KITALAH yang menentukan...
Keraslah
terhadap diri sendiri, karena bila tidak Lingkungan Akan Menjadi Keras Bagi
Kita.....! (jangan lemah, memanjakan diri, toleran terhadap diri sendiri...) –
Andri Wongso
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar