Sejak bangun tidur di pagi hari
sampai menjelang tidur di malam hari, manusia rata-rata membuat 200 keputusan,
kecil, sedang dan besar. Dan menjadi seperti apa diri kita tergantung dari
pengambilan keputusan ini - Joko Ristono
POLA
PIKIR akan megubah SIKAP, SIKAP akan mengubah AKSI, AKSI akan mengubah
KEBIASAAN, KEBIASAAN akan mengubah KARAKTER, KARAKTER akan mengubah NASIB (Lao
Tze)
Apa yang terjadi pada kita adalah buah dari keputusan yang dibuat
Jack Canfield, penulis buku laris Chicken Soup for the
Soul, mengajarkan sebuah persamaan yang sangat indah untuk menggambarkan sebuah
hasil dan perubahan. Berikut adalah persamaannya: Events + Response = Outcome
Pada saat bangun tidur, kita bisa nemutuskan untuk
tersenyum atau bete, keputusan ini akan mempengaruhi puluhan keputusan
lainnya di hari tersebut. Ketika bangun tidur dengan tersenyum, badan menjadi
semangat, kemudian memutuskan bersyukur, kemudian memutuskan mandi dengan
segera, memutuskan sholat subuh dengan khusyuk, memutuskan menggunakan baju
warna cerah, memutuskan sarapan buatan istri, memutuskan berangkat ke kantor
lebih awal, memutuskan menggunakan kendaraan umum bukan kendaraan pribadi,
memutuskan memberikan tempat duduk kereta kepada yang lebih memutuskan, dan
seterusnya
Sebaliknya, pada saat bangun tidur Anda memutuskan untuk
bete, badan terasa berat dan sakit semua, memutuskan berlama-lama di tempat
tidur, memutuskan berangkat ke kantor lebih siang, memutuskan sarapan bubur
ayam di kantor, memutuskan menggunakan baju casual, memutuskan marah-marah
ketika menghadapi kemacetan, memutuskan menyerobot lampu merah dibandingkan
tertib, memutuskan menunda ketemu klien, dan seterusnya
Dua hal yang sangat berbeda, proses pengambilan keputusan
yang berbeda, dan sudah barang tentu hasilnya akan berbeda. Hari Anda akan cerah
dan produktif, atau hari Anda akan menyebalkan dan banyak pekerjaan tertunda.
Kenyataannya hidup memang se-simpel itu.
Sebagai contoh, peristiwa yang saya alami ketika terjebak
macet dalam perjalanan bogor – Jakarta, menuju kantor menggunakan mobil pribadi.
Kemacetan di jalanan adalah momen terbaik untuk mengamati respon setiap orang
orang yang ada di sana. Ada yang menekan klakson keras-keras melampiaskan
kejengkelannya, ada yang keluar dari mobilnya dan berusaha mencari tahu apa
yang sedang terjadi, ada yang berteriak memaki-maki kendaraan yang memotong
jalurnya, ada yang menyerobot melewati bahu jalan (yang jelas-jelas dilarang), ada
juga yang memutar lagu dari tapenya dan mulai menganggukkan kepala mengikuti
irama lagu dan ada juga yang hanya sekedar diam membisu mengamati segala
sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
Menekan klakson di tengah kemacetan, memang seolah-olah
bisa melampiaskan kekesalan, tapi hasilnya Anda akan semakin bete. Menyerobot
jalan orang lain seolah-olah menyelesaikan masalah kemacetan, tapi Anda akan
bertemu kemacetan selanjutnya yang membuat kesal, mendengarkan lagu kesayangan
memang tidak akan mengurai kemacetan, tapi membuat hati Anda tenang dan tumbuh
perasaan positif. Pilihan 100% ada di tangan Anda. Menurut penelitian, setiap
hari rata-rata manusia membuat 200 keputusan, baik keputusan besar, sedang atau
keputusan kecil. Sekali lagi, pilihan 100% ada di tangan Anda
Response
spontan dari pikiran bawah sadar
Menurut para pakar neuroscince, 88% hidup kita
dikendalikan oleh pikiran bawah sadar dan hanya 12% dikendalikan pikiran sadar.
Pikiran bawah sadar mempunyai kemampuan yang jauh lebih
besar dibanding pikiran sadar. Erbe Sentanu (2009) mengatakan bahwa kemampuan
pikiran sadar hanya 12% dan pikiran bawah sadar 88%. Hal yang sama dikatakan
Pavel Smodka (2010), bahwa dari hasil riset para ahli yang pernah dilakukan
terhadap tindakan seseorang, ditemukan bahwa pikiran bawah sadar andil 88% dan
pikiran sadar memberi andil hanya 12%. Critical area dari pikiran bawah sadar
tumbuh dan berkembang sejalan dengan proses pendidikan dan pengalaman.
Pikiran bawah sadar menerima semua informasi yang
disampaikan kepadanya sebagai fakta, kemudian diolah menjadi suatu kesimpulan
logis.
Jadi apa yang harus dilakukan? Hati-hati dengan informasi
yang ditangkap oleh panca indra kita, informasi baik atau buruh akan tersimpan
dan mengendap dalam pikiran bawah sadar. Semakin banyak informasi baik yang
ditangkap oleh panca indra kita, maka kita akan memiliki pikiran bawah sadar
yang positif, begitu pula sebaliknya.
Kembali ke judul diatas, bila alam bawah sadar kita
berisi dan terbentuk oleh hal-hal positif yang tersimpan dan mengendap, maka dalam
setiap kejadian Anda akan memberikan respon positif, sehingga hasilnya pun
positis. Bayangkan bila selama ini pikiran bawah sadar kita dijejali dengan
informasi negatif, hasilnya kita akan menyikapi setiap kejadian dengan negative
pula, pesimis, gampang menyerah, menyalahkan keadaan, excuse, dan lainnya.
Hasilnya sudah barang tentu akan tidak baik.
Tips
Beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan agar pikiran
bawah sadar didominasi oleh hal-hal baik:
- Hindari nonton sinetron yang tidak jelas, banyak hal gak masuk akal di sana, banyak peran antagonis yang berlebih.
- Hindari melihat atau mendengarkan gossip di infotaiment, gak penting.
- Ganti channel TV Anda ke acara yang mendidik, daripada melihat berita criminal, dapatkan energy positif, dapatkan inspirasi.
- Biasakan pikiran sadar dengan memikirkan hal-hal baik, bila tiba-bisa terlintas pikiran negative, segera alihkan lagi ke pikiran positif.
- Dengarkan musik kesukaan Anda, hal ini akan mencegah hadirnya pikiran negatif
- Baca buku: buku biografi yang sudah pasti menceriterakan kisah sukses, buku motivasi, majalah sport yang penuh dengan prestasi, majalah hobi banyak kreativitas, dan lainnya
- Bergaul dengan orang-orang positif, dengan orang-orang sukses.
- Bergabung dalam satu atau beberapa komunitas. Banyak orang, banyak karakter, banyak pengalaman yang bisa didapat. Dengan kesibukan dlaam komunitas, tidak memberi kesempatan pikiran untuk negatif.
Dalam peristiwa yang sama, berbeda respon dan berbeda
hasil. Betul sekali keputusan yang kita buat untuk menyikapi sebuah kejadian akan
menetukan hasil yang kita alami. Respon / keputusan kita menentukan hasil yang
kita capai.
Contoh saat melihat Anak kita mendapat hasil buruk dalam
ujian di sekolah. Apakah hal ini merupakan sebuah kegagalan? Bisa iya bisa
tidak. Hasil buruk merupakan sebuah kegagalan bila kita merespon secara negatif,
dalam bentuk kemarahan dan kekecewaan pada anak kita. Hasilnya, anak akan
menjadi demotivasi, menganggap sekolah itu susah dan takut untuk kreatif di
kemudian hari.
Berbeda saat kita memutuskan bersikap positif terhadap
hasil buruk ujian anak kita, dengan memberikan motivasi bahwa kamu sudah
berusaha dengan baik, banyak teman-temanmu yang hasilnya lebih buruk, masih ada
waktu memperbaiki hasil ujian, hasil ujian yang dilakukan dengan jujur sudah
cukup membuat ayah bangga, dan contoh kalimat positif lainnya. Hasilnya, anak
akan tetap semangat, dia merasa aman karena memiliki bapak yang menentramkan, dan otomatis dia akan belajar lebih giat untuk membuat orang tuanya bangga.
Selamat mencoba..!Salam Smart Life
Joko Ristono