Di Hari Raya Imlek ini, Anda yang merayakan tentu
sibuk dan asyik mengunjungi orangtua atau sanak keluarga yang lebih senior.
Sementara Anda yang tidak merayakan bisa jadi tengah bersantai di rumah, di
tempat-tempat rekreasi ataupun mal. Apapun aktivitas Anda hari ini, akan
menjadi lebih seru ketika Anda melakukannya sambil mengasah terus
‘bakat-komunikasi’ Anda, khususnya kali ini dalam hal membaca gerak-gerik tubuh
orang lain. Mau? Bahkan kali ini saya mau sharingkan bagaimana cara membaca perasaan
seseorang dengan tolak ukur organ intimnya! Wow!! Bagaimana caranya? Yuk
langsung lanjutkan baca tulisan di bawah ini….
Anda tentu familiar dengan istilah micro-expressions.
Yang hobi menonton film “Lie to Me” di saluran TV kabel tentu sudah tidak asing
dengan istilah ini. Namun apakah Anda familiar juga dengan istilah
‘macro-gestures’ (MG)?
MG ini sebenarnya malah perlu terlebih dahulu kita
pahami sebelum mempelajari micro-expressions. Saya mengenal istilah MG dari
Carol Kinsey Goman, PhD, seorang pembicara dan pelatih komunikasi dari Amerika.
MG terkait gerak-gerik tubuh, kepala, lengan dan kaki. Dengan mengamati MG
seseorang, kita dapat mengetahui perasaan atau emosi orang tersebut pada saat
itu.
Bagaimana cara mengamatinya? Tolak ukurnya adalah organ
intim orang yang kita ingin ketahui perasaannya, yaitu payudara dan alat
kelamin! Maksudnya bagaimana? Tentu tidak perlu dengan cara melihatnya secara
langsung. Melainkan cermati bagaimana gerak-gerik kepala, badan, lengan dan
kakinya dalam kaitan dengan organ intimnya. Persisnya sbb:
Orang-orang yang sedang merasa positif (percaya diri,
tenang, relaks, bangga, bahagia, gembira), gesturnya tampak seperti sengaja
menunjukkan organ intim mereka. Misalnya, dengan gerakan tangan yang terentang
ke atas, atau terentang pada sandaran sofa, ataupun terentang sambil memegang
belakang kepala, sehingga otomatis dada menjadi terbuka lebar (untungnya
tertutupi oleh pakaian, hehehe). Kemudian posisi kepala tegak bahkan kadang
agak menengadah, dan tulang punggung tegak sehingga dada tampak membusung.
Posisi kedua kaki biasanya membuka cukup lebar. Inilah gestur dari orang-orang
yang merasa nyaman, puas, percaya diri, bangga, bahagia, damai, dan semacamnya.
Sementara gestur orang-orang yang tengah merasakan
emosi ‘negatif’ seperti kesal, marah, bosan, takut, gelisah, dan semacamnya,
cenderung memposisikan lengan dan kaki seperti ingin menutupi organ intim
mereka. Misalnya dengan menyilangkan lengan dan kaki.
Kepala mereka pun
cenderung menunduk dan postur tubuh membungkuk atau meringkuk.
Menjadi catatan di sini bahwa ketidaknyamanan fisik
(misalnya orang yang sakit flu atau kedinginan) pun mengekspresikan gestur yang
sama seperti ketika mengalami ketidaknyamanan emosi atau perasaan. Agar dapat
membedakan apakah ketidaknyamanan orang tersebut dari aspek fisik atau emosi
perlu lakukan klarifikasi terlebih dahulu melalui komunikasi yang empatik.
Sahabat, saya yakin sebenarnya kemampuan membaca
gesture orang lain sudah Anda miliki. Bahkan menjadi bagian dari intuisi di
dalam pikiran bawah sadar Anda ketika berinteraksi dengan setiap orang lain.
Tulisan singkat ini membantu Anda untuk menyadari kembali intuisi yang tertanam
di bawah sadar agar dapat Anda cermati. Apa tujuannya? Jika ada yang keliru
maka dapat Anda koreksi. Dan lebih dari itu, persepsi Anda terhadap orang-orang
lain dapat Anda pertanggungjawabkan secara verbal. Anda mampu jelaskan secara
rasional.
Anda yang menjadi pimpinan di perusahaan, analis, konsultan, dan berbagai profesi yang banyak berinteraksi dengan sesama manusia, tentunya menjadi terbantu dengan adanya kemampuan untuk menjelaskan analisa aspek non-verbal ini.
Salam komunikasi cemerlang,
FB
publicspeaking.co.id heartspeaks.co.id
Sumber: PUBLIC SPEAKING INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar