Kalimat ini sering kita temui diucapkan
oleh orang-orang di sekitar kita, bahkan kitapun kadang mengucapkan “mengeluh”
dengan kalimat tersebut dan kita menganggapnya wajar, karena memang faktanya
masih banyak orang yang hidup jauh dibawah garis kecukupan.
Bagi sebagian orang, hidup yang relatif makmur dan berkelimpahan memang baru sebatas angan-angan. Boro-boro liburan ke luar negeri, cuti akhir tahun untuk refreshing, mengikuti trend gadget terbaru, umroh. Heeeh rasanya masih jauh, untuk cicilan rumah saja masih mengupayakan susah payah setiap bulannya.ditambah lagi biaya pendidikan dan kesehatan yang kian hari kian mahalnya selangit.
Melihat kehidupan orang lain yang jauh
lebih baik dari kehidupan kita, sampai-sampai ada istilah RUMPUT TETANGGA LEBIH
HIJAU... yaa, itu memang bukan ungkapan, karena memang mereka rumputnya lebih
hijau. Mereka bisa jalan2 setiap weekend, bisa liburan akhir tahun, bisa umroh,
renovasi rumah, karir cemerlang, mobil keluarga yang nyaman... dan lantas KITA
MENYALAHKAN KEADAAN...
Apakah kalo kehidupan orang lain lebih
baik dari kita, itu kesalahan mereka? Apakah kalau rumah mereka luas dan nyaman
sementara rumah kita RSS, itu salah mereka? Apakah kalau karir mereka
cemerlang, sementara kita 10 tahun terakhir hanya sebagai staf, apakah itu
salah mereka? Lantas kita menyalahkan nasib, bahwa saya terlahir dari keluarga
miskin, saya kurang gizi saat kecil sehingga kemampuan otak terbatas, saya
tidak punya fasilitas sebaik mereka untuk tumbuh menjadi orang hebat, saya hanya
sekolah di SD negeri sementara mereka sekolah di SD internasional, wajar saja
mereka lebih sukses dari saya...
Trus kalo sudah demikian kita menyalahkan
keadaan? Bayangkan kondisi dimana kita mengendarai motor dan menemui jalan buntu,
kita menyalahkan “kenapa jalan ini buntu” dan berharap jalan ini tidak buntu..
sehingga diam dan tidak mencari jalan alternatif lain... BETAPA LUCUNYA KITA...
Jadi,
kenapa hidup kita bisa seperti itu? Kenapa nasib hidup yang rada muram itu bisa
terjadi? Ada dua kategori jawaban utama yang bisa disodorkan (saya ambil dari:
http://strategimanajemen.net/2014/07/21/mengapa-hidup-saya-susah-dan-serba-kekurangan/#sthash.5pmfp3FD.dpuf)
Jawaban #1 :
Terrible Salary.
Jika Anda seorang karyawan atau pegawai sebuah kantor, maka financial condition
Anda termehek-mehek karena karir Anda mentok. Stagnan. Berjalan di tempat.
Karir mentok artinya sama dengan gaji yang hanya pas untuk hidup. Tak tersisa
untuk ditabung, apalagi buat investasi.
Kenapa karir mentok? Pertama, ya karena memang kompetensi-mu pas-pasan.
Ndak usah ngeles.
Ndak
usah nyalahin pihak lain, atasan, manajemen atau office boy. Kompetensi yang
biasa-biasa saja, plus motivasi yang redup, selalu menjadi dasar kenapa karir
seseorang berjalan di tempat seperti tredmil.
Faktor
lain yang membuat gaji pas-pasan bukan karena karir yang mentok, tapi karena salah masuk perusahaan.
Maksudnya berkarir di perusahaan yang segitu-gitu saja gajinya.
Nasib
seseorang kadang bisa ditebak dari soal yang amat sederhana: apakah ia bekerja
di Bank Indonesia, Pertamina atau Astra Internationl atau di PT. Maju Mundur
atau PT. Redup Rindu Order.
Pertanyaannya
: kenapa tidak bisa diterima bekerja di perusaahaan bonafid dengan gaji manajer
yang tembus Rp 35 juta per bulan (seperti di Unilever, Bank Danamon, atau
Pertamina)?
Ya
jawabannya balik lagi ke : kompetensi.
Jangan bilang nasib ya le. Nasibmu
redup karena ya memang kompetensi-mu alakadarnya.
Bagaimana
mengubah nasib? Ya ubah dulu
kompetensimu. Bagaimana mengubah kompetensi? Hellooo. Pertama harus
menyedari kompetensi saat ini, kemudian tentukan tujuan hidup, apa kompetensi
yang kurang untuk mewujudkannya, belajarlah untuk meningkatkan komptensi.
Belajar bisa dari buku, seminar, artikel, magang, nonton video seminar di
youtube, tulis artikel, dan lainnya. Tidak pernah dipraktekkan?
Jangan
buang waktu sodara-sodara.
Jawaban #2 :
Business Disaster.
Jika Anda usaha sendiri atau wiraswasta, hidup Anda pas-pasan, bahkan
dikejar-kejar debt collector, ya karena bisnismu gagal. Nyungsep ke comberan.
So siapa bilang jadi entrepreneur itu enak? Enak dari Hongkong?
Kenapa bisnisnya gagal?
Pertama-tama karena memang produk atau
layanan yang dijual abal-abal. Tidak punya konsep yang jelas. Atau bahasa
kerennya, tidak punya unique selling propositions (USP).
Ini
problem utama bagi yang mau bikin bisnis sendiri. Produk atau layanan yang mau
dijual tidak disiapkan dengan matang, dengan perencanaan konseptual yang jelas.
Disinilah sejatinya ujian paling nyata bagi kemampuan KREATIVITAS calon great
entrepreneurs.
Bisa
juga bisnisnya gagal karena promosinya buruk. Tidak ada kompetensi untuk
mendesain program promosi yang keren. Produkmu mungkin bagus. Tapi kalau
promosinya alakadarnya, lhah siapa yang mau beli.
Bisnis
juga gagal karena mungkin financial management yang buruk. Uang masuk semua
dianggap profit dan digunakan seenaknya. Tanpa sadar, pelan-pelan modal
tergerus habis dan lenyap. Setelah semua uang cash lenyap baru sadar. Ke laut
deh.
Dari
dua jawaban tadi, entah Anda seorang karyawan atau punya usaha sendiri,
penyebab utama mengapa hidupmu susah dan serba pas-pasan, ya karena KOMPETENSI.
Kecakapan untuk menjadi great manager hanya fantasi. Kecakapan untuk menjadi
great entrepreneurs hanya fatamorgana.
Maka
yang sebaiknya dilakukan saat hidup susah dan serba terbatas, mungkin bukan
bertanya ke Google seperti yang teman kita lakukan tadi. Dikira Google adalah
lampu Aladin yang bisa sim salabim. Bukan seperti itu caranya Le.
Yang
mungkin lebih baik dilakukan adalah berdiri di depan cermin. Lalu tatap wajahmu
dalam-dalam. Tanyakan pada dirimu sendiri dengan jujur: kompetensi apa yang segera
harus saya munculkan, supaya nasib hidup bisa berubah ke arah yang lebih
sejahtera?
Tidak perlu menyalahkan orang lain atas “nasib”
yang menima kita, karena apa yang kita alami adalah 100% buah dari rentetan hal
yang kita lakukan.
Selain 2 jawaban dari artikel diatas, silahkan Baca artikel berikut, untuk menemukan 14
Tips agar hidup kita menjadi lebih baik: Rumputku Lebih Hijau dari Rumput Tetangga
14 thing that will change your life better |
Salam Smart Life
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar