Kehidupan
kita dijalankan oleh kebiasaan. Kebiasaan menuju sukses. Atau kebiasaan menuju
gagal. Setiap orang pasti ingin sukses. Kabar baik untuk Anda. Sesulit apapun, kebiasaan bisa diubah.
Pecandu alkohol bisa berhenti. Perusahaan yang kacau bisa menjadi sukses. Orang
yang tidak lulus SMA bisa menjadi manajer sukses
Ratusan
kebiasaan mempengaruhi hari-hari kita, mulai dari berpakaian, berbicara, tidur,
apa yang kita makan, bagaimana menjalankan bisnis, olahraga atau menghabiskan
waktu nonton tv. Semua kebiasaan memiliki pemicu yang berbeda dan menawarkan
reward yang unik. Baik kebiasaan sederhana maupun yang rumit.
Untuk
mengubah kebiasaan. Kita harus MEMUTUSKAN untuk mengubahnya. Secara sadar
melakukan kerja keras untuk menemukan segala pemicu dan reward yang
menggerakkan rutinitas suatu kebiasaan, kemudian menggantinya dengan rutinitas
baru.
Jika
Anda percaya Anda bisa membuat perubahan – jika Anda membuatnya menjadi sebuah
kebiasaan – perubahan itu menjadi nyata. Ini adalah kekuatan sebenarnya dari
kebiasaan: Kebiasaan adalah hasil dari keputusan Anda memilih. Begitu pilihan
terjadi dan rutinitas menjadi otomatis, dan kebiasaan pun tak terelakan
MENGAPA SEBUAH KEBIASAAN
TERBENTUK
Kebiasaan,
menurut para ilmuwan, muncul karena otak terus menerus mencari cara untuk
menghemat usaha. Secara alami, otak akan membuat hampir semua rutinitas menjadi
kebiasaan, karena kebiasaan memungkinkan pikiran kita untuk bekerja lebih
efektif. Insting untuk menghemat usaha ini adalah sebuah keuntungan besar
Otak
yang efisien membutuhkan ruang yang lebih kecil, membuat kepala lebih kecil,
yang mana membuat bayi lebih mudah dilahirkan dan akhirnya menyebabkan tingkat
kematian bayi dan ibu menurun
Otak
yang efisien membuat kita bisa berhenti berpikir tentang perilaku dasar, seperti
berjalan, memilih apa yang dimakan, sehingga kita bisa mengarahkan energi
pikiran kita untuk menemukan tombak, sistem irigasi, dan pesawat terbang serta
video games
Kebiasaan
terbentuk agar kita memiliki energi yang cukup untuk mengembangkan hal positif
lain dalam kehidupan. Agar kita bisa mengarahkan energi yang cukup untuk
menjalankan kegiatan yang membutuhkan pemikiran
BAGAIMANA KEBIASAAN
TERBENTUK
Proses
dalam otak kita merupakan sebuah lingkaran tiga titik. Pertama adalah PEMICU,
sebuah tanda yang memberitahu otak untuk menjalankan mode otomatis dan
kebiasaan apa yang dijalankan. Lalu ada RUTINITAS, bisa berupa fisik, mental dan
intelektual maupun emosional. Titik ketiga adalah REWARD, membantu otak kita
mengetahui apakah lingkaran kebiasaan ini layak untuk diingat di masa depan.
Lingkaran
Pemicu – Rutinitas – Reward ini
lama-lama menjadi otomatis. Pemicu dan reward menjadi terikat satu sama lain
sehingga munculah rasa antisipasi, mengidam – keinginan untuk memperoleh reward
yang sangat besar. Dengan demikian, kebiasaan pun terbentuk.
Ann
Graybiel yang memimpin banyak percobaan Ganglia Basal menjelaskan: “Kami telah
melakukan percobaan dengan melatih tikus berlari menyusuri lorong sampai hal
itu menjadi kebiasaan, dan mengubah kebiasaan itu dengan mengganti posisi
reward. Suatu hari, kami kembalikan reward ke tempat lama, dan memasukkan
tikusnya, dan, ya ampun kebiasaan lama langsung kembali. Kebiasaan tidak pernah
benar-benar hilang.
Kebiasaan
terprogram ke dalam otak kita, dan ini adalah keuntungan besar, pasti
menyebalkan sekali setiap kali pulang liburan kita harus belajar nyetir lagi.
Masalahnya
otak tidak bisa membedakan mana kebiasaan yang positif dan kebiasaan negatif.
Kebiasaan selalu mengintai menantikan pemicu dan reward-nya.
Kebiasaan
bukanlah takdir. Anda bisa mengabaikan kebiasaan, mengubah, atau menggantinya.
Ketika kebiasaan muncul, otak tidak lagi ikut serta dalam pengambilan
keputusan. Otak berhenti bekerja keras, mengalihkan energi ke tugas lain.
Kecuali Anda secara sengaja melawan sebuah kebiasaan – menemukan rutinitas baru
– pola kebiasaan akan berjalan otomatis.
APA YANG MENGGERAKKAN
KEBIASAAN
Bila
Anda ingin berlari setiap pagi, Anda wajib memilih tanda yang sederhana (misal
selalu mengikat tali sepatu olahraga sebelum sarapan atau menyiapkan pakaian
olahraga di samping kasur) dan reward yang jelas (misal makan enak pada siang
hari, perasaan berhasil karena sudah menempuh jarak tertentu atau kenikmatan
endorfin yang Anda dapatkan dari lari pagi
Namun,
banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa Pemicu dan reward saja tidak
cukup untuk menyebabkan kebiasaan baru bertahan. Setelah otak kita mulai
mengharapkan, mengidamkan reward itu – mengidam perasaan berhasil atau endorfin
yang keluar – maka kebiasaan lari pagi baru menjadi otomatis.
Perasaan
mengidamlah yang menggerakkan kebiasaan. Mencari tahu apa yang membuat Anda
mengidam dan mendorong kebiasaan baru adalah hal penting.
Tugas
kita adalah mengetahui apa yang kita idamkan, dan buatlah apa yang kita idamkan
itu langsung muncul ketika pemicunya datang. Sehingga kita otomatis akan
melakukan kebiasaan
ATURAN EMAS MENGUBAH
KEBIASAAN
Bagaimana
kebiasaan berubah? Sayangnya, tidak ada langkah spesifik yang menjamin bisa berhasil
untuk setiap orang. Kita tahu kebiasaan tidak bisa dihilangkan – ia harus
digantikan. Dan kita tahu kebiasaan paling mudah diubah ketika menerapkan
aturan emas mengubah kebiasaan.
Aturan
emasnya adalah: Jika kita menggunakan pemicu yang sama, dan menyiapkan reward
yang sama, kita bisa mengganti rutinitas dan membentuk kebiasaan baru. Hampir
semua perilaku bisa diubah bila pemicu dan reward-nya sama.
Para
juara olah raga memahami ini. Mereka menggunakan aturan emas untuk membuat diri
mereka terbiasa melakukan kebiasaan sukses. Mereka tidak melakukan hal yang luar biasa. Mereka melakukan hal yang
biasa. Tapi mereka melakukan tanpa berpikir, sehingga terlalu cepat bagi
lawannya untuk merespon. Mereka mengikuti kebiasaan yang telah mereka bangun.
Kebiasaan
bisa diciptakan. Namun tidak bisa dihilangkan. Karena energi yang membentuk
kebiasaan telah ada dalam diri kita. Kita hanya bisa mengubah dan mengganti
kebiasaan lama dengan kebiasaan baru
Aturan
emas telah mempengaruhi penanganan terhadap kecanduan alkohol, obesitas,
gangguan obsesif-kompulsif, dan berbagai perilaku merusak lainnya. Memahami
aturan emas bisa membantu siapapun mengubah kebiasaannya sendiri.
Tapi itu saja tidak cukup. Agar sebuah kebiasaan bisa
bertahan, kita perlu percaya, percaya
bahwa perubahan itu mungkin. Dan kepercayaan paling mudah dibangun secara
kelompok.
Temukan
kebiasaan apa yang ingin Anda ubah, apa pemicunya, dan apa reward-nya. Lalu
temukan komunitas atau orang yang memiliki misi yang sama untuk menjadi partner
akuntabilitas dan membangun keyakinan.
Buktinya
jelas: Jika kita ingin mengubah kebiasaan, kita perlu mencari rutinitas
pengganti, dan kemungkinan berhasil semakin besar bila kita berkomitmen untuk
berubah sebagai bagian dari kelompok. Kepercayaan itu sangat penting, dan
kepercayaan tumbuh dari pengalaman bersama, walaupun komunitas itu hanya ada
dua orang.
KEBIASAAN KUNCI.
Berbagai
penelitian menunjukkan keluarga yang memiliki kebiasaan makan malam bersama
tampaknya membesarkan anak-anak dengan kemampuan mengerjakan PR lebih baik,
nilai yang lebih tinggi, kendali emosi yang lebih baik dan lebih percaya diri.
Membereskan tempat tidur setiap pagi berkolerasi dengan produktivitas yang
lebih baik, perasaan lebih bahagia, dan keterampilan yang lebih baik dalam
mentaati anggaran.
Apa
satu kebiasaan kunci yang ingin Anda bentuk? Kebiasaan kunci ini akan menjadi
penggerak untuk membangun kebiasaan sukses di aspek lain kehidupan Anda
Bila
kita berfokus pada mengubah atau menanamkan kebiasaan kunci, kita bisa
menyebabkan perubahan yang meluas ke berbagai aspek kehidupan. Untuk itu kita harus menemukan kebiasaan
kunci.
Sejumlah
kebiasaan lebih penting daripada kebiasaan lain untuk membangun kesuksesan.
Inilah kebiasaan kunci yang bisa mempengaruhi bagaimana kita bekerja, makan,
bermain, hidup, membelanjakan uang dan berkomunikasi. Kebiasaan kunci memulai
sebuah proses yang lama-kelamaan mengubah segala sesuatu.
Salah
satu ciri kebiasaan kunci adalah menghasilkan kemenangan kecil. Begitu satu
kemenangan kecil tercapai, bergeraklah kekuatan-kekuatan yang membuat
kemenangan kecil lain mudah tercapai.
Kebiasaan
kunci tidak hanya ada dalam kehidupan individu, namun juga perusahaan.
Organisasi yang secara konsisten membangun kemenangan kecil akan membangun
sesuatu yang besar
KEKUATAN TEKAD
Dari
berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekuatan
tekad merupakan satu-satunya kebiasaan kunci paling penting bagi
keberhasilan individu. Pada penelitian tahun 2005, peneliti di University of
Pennsylvania menganalisa 164 pelajar kelas 8, mengukur IQ mereka dan berbagai
faktor lain, termasuk seberapa besar kekuatan tekad yang ditunjukkan
siswa-siswa itu, seperti yang terukur oleh tes disiplin diri. Disiplin diri memprediksikan kinerja
akademik secara lebih meyakinkan daripada IQ.
Mark
Muraven, Profesor di Universitas Albany mengatakan Ketika orang diminta
melakukan sesuatu yang membutuhkan kendali diri, bila mereka melakukan itu
untuk alasan-alasan pribadi – bila mereka merasa itu adalah pilihan atau
sesuatu yang mereka nikmati karena membantu seseorang – sesuatu itu tidak
terasa melelahkan. Disiplin diri dan kemampuan untuk membangun motivasi diri
sendiri adalah kekuatan EQ yang tak tergantikan dan harus kita bentuk sebagai
kebiasaan
Jika
seseorang melakukan sesuatu tidak dalam otonomi mereka dan diperintah, otot
kekuatan tekad menjadi lebih cepat lelah dan lebih cepat terkuras
Ketika
orang memperkuat otot kekuatan tekadnya di salah satu bagian dalam kehidupannya
– di Gym atau dalam program pengelolaan keuangan – kekuatan itu menular ke apa
yang ia makan atau seberapa keras ia bekerja. Begitu kekuatan tekad menjadi
lebih kuat, segalanya pun tersentuh.
Memberikan
makna pada apa yang kita lakukan akan mengubah bagaimana kita menjalankannya.
Apakah kita penuh dengan energy atau sebaliknya, tak berenergi dan kelelahan.
Heatherton:
“Oleh karena itulah mendaftarkan anak untuk ikut les piano atau kegiatan
olahraga sangat penting. Ini bukan soal membentuk musisi yang bagus atau
bintang lapangan berusia lima tahun. Sewaktu
kita belajar memaksa diri berlatih satu jam atau berlari lima belas putaran,
kita mulai membangun kekuatan regulasi diri. Seorang anak berusia lima
tahun yang bisa mengikuti latihan bola selama sepuluh menit nantinya menjadi
anak kelas enam yang bisa mulai mengerjakan PR tepat waktu.
KEKUATAN KRISIS
Krisis
menyimpan kekuatan untuk berubah yang sangat besar. Dalam aksara Mandarin Krisis terdiri dari dua kata: Tantangan dan Kesempatan. Ketika sedang
terjadi kekacauan, kebiasaan-kebiasaan organisasional menjadi cukup mudah
diubah untuk menetapkan tanggung jawab dan menciptakan keseimbangan kekuasaan
yang lebih adil.
Krisis
sedemikian berharga, sehingga terkadang ada baiknya terus menerus mengangkat
kesadaran bahwa bencana mengintai ketimbang membiarkan kesadaran itu padam.
Pemimpin
yang baik memanfaatkan krisis untuk menciptakan kembali kebiasaan
organisasional. Terkadang pemimpin sengaja membiarkan krisis sampai tahap
tertentu agar mudah membuat perubahan kebiasaan kemudian.
Dalam keadaan krisis, terbuka
kesempatan untuk mengubah dan menciptakan sesuatu yang lebih baik
BINGKAI KERJA MEMBENTUK
KEBIASAAN BARU
Perubahan
mungkin tidak bisa cepat dan tidak selalu mudah. Namun, dengan usaha dan waktu,
hampir setiap kebiasaan bisa dibentuk ulang.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mengubah sebuah kebiasaan:
1. Apa
kebiasaan yang ingin Anda ubah?
Bagaimana Anda mulai mendiagnosis dan mengubah sebuah
kebiasaan? Dengan mengetahui lingkaran kebiasaannya. Langkah pertama adalah
menemukan rutinitasnya. Ini adalah perilaku yang ingin Anda ubah.
2. Coba-coba
reward
Reward sangat kuat, karena memuaskan rasa mengidam kita.
Namun, sering kali kita tidak menyadari apa yang mendorong perilaku kita. Untuk
mencari reward dan rasa mengidam mana yang mendorong Anda melakukan sebuah
rutinitas, ada gunanya mencoba-coba dengan reward yang berbeda.
Ini mungkin butuh beberapa hari sampai minggu. Ujilah
sampai Anda menemukan reward yang Anda idamkan yang mendorong rutinitas terjadi
Sambil menguji 4 sampai 5 reward, Anda bisa menggunakan
cara lama untuk mencari pola: Setelah setiap aktivitas, tuliskan di atas
selembar kertas 3 hal pertama yang terlintas dalam pikiran Anda sewaktu selesai
melakukan rutinitas. Kemudian, pasang reminder di komputer Anda 15 menit untuk
mengingatkan Anda apakah ada dorongan untuk melakukan rutinitas lama.
Alasan mengapa penting untuk menuliskan 3 hal ini walaupun
tidak bermakna adalah memaksa Anda menyadari apa yang Anda pikirkan atau
rasakan saat melakukan rutinitas dan juga menyadari dorongan-dorongan
kebiasaannya.
Anda bisa membawa catatan kecil dan membangun kesadaran
untuk menyadari apa yang terjadi setiap kali kebiasaan lama muncul, ini lebih
mudah daripada menunggu akhir hari untuk menganalisa keseharian kita
3. Temukan
pemicunya
Untuk menemukan satu pemicu di antara begitu banyak hal, terlebih dahulu identifikasi kategori-kategori perilaku
untuk dicermati agar bisa menemukan pola.
Berbagai percobaan telah menunjukkan hampir semua pemicu
bagi kebiasaan dapat di kelompokkan ke dalam salah satu dari 5 kategori:
- Lokasi
- Waktu
- Kondisi
emosional
- Orang
lain
- Tindakan
sebelumnya
Jadi apabila Anda berusaha menemukan pemicu bagi
kebiasaan Anda, tulis dan jawab lima hal itu begitu dorongan muncul.
Sampai 3 hari ke depan. Ketika kebiasaan Anda muncul, bertanyalah:
- Dimanakah
aku?
- Jam
berapa ini?
- Apa
kondisi emosiku?
- Ada siapa
lagi di sekitarku?
- Apa
tindakan saya sebelum ini?
4. Susun
Rencana
Setelah Anda mengetahui lingkaran kebiasaan Anda. Buatlah
rencana untuk mengubah rutinitas Anda. Begitu pemicu Anda dapatkan, lakukan
rutinitas baru, dan dapatkan reward yang sama. Sesuai dengan aturan emas.
Kebiasaan adalah rumus yang otak ikuti dengan otomatis:
Sewaktu Anda mendapatkan PEMICU, Anda akan melakukan RUTINITAS agar mendapatkan
REWARD.Selamat mengubah kebiasaan.
Salam
SmartLife
Joko
Ristono
Rangkuman buku The Power of Habit,
Karya: CHARLES DUHIGG
Sumber: www.30harimembaca.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar