Kamis, 07 November 2013

NANTI. Memaknai dan mensikapi kata Nanti!

Seberapa sering Anda mendengar kata NANTI….
Saya akan menikah Nanti kalau sudah kaya (pertanyaannya kapan kaya???)
Saya akan bahagia Nanti kalau punya istri cantik (laah kamu ganteng nggak???) 

Banyak yang menyampaikan Nanti, tapi tanpa tenaga! Menyampaikan kata nanti tanpa diikuti dengan upaya untuk mewujudkan NANTI seperti yang kita idamkan!

http://triatra.files.wordpress.com/2010/06/masalah-2.jpgApa yang menjadikan kita saat ini adalah sesuatu yang kita lakukan di masa lalu! Saat ini adalah nanti bagi masa lalu, lihatlah apa yang telah anda lakukan yang membentuk Anda saat ini! Sesuatu yang besar yang kita lakukan di masa lalu, akan menjadikan besar di saat ini, sebaliknya sesuatu yang kecil, sesuatu yang tidak berarti, sesuatu yang biasa saja, tidak akan membuat kita jadi apa-apa saat ini!

Mungkin saat ini anda menjadi idola di kantor, yang membuat anda bahagia!
Mungkin saat ini anda memiliki gaji besar, yang membuat anda mampu memenuhi kebutuhan hidup anda!
Mungkin saat ini Anda jadi kandidat tunggal direktur keuangan di perusahaan Anda!
Mungkin saat ini Anda diidolakan ibu-ibu di komplek sebagai Suami idaman!
Mungkin anak-anak sangat dekat dan bergantung pada Anda!

Pertanyaanya berikutnya… apakah ada yang telah ANDA LAKUKAN di masa lalu, sehingga menjadikan Anda seperti sekarang ini? Menjadi idola, menjadi idaman, menjadi calon direktur, memiliki gaji besar! Tanpa disadari atau dengan sadar Anda sudah melakukan sesuatu yang besar. Misal anda mebaca buku lebih banyak dari orang lain, Anda mengikuti seminar sementara orang lain menggunakan uangnya untuk jalan-jalan dan senang-senang, Anda membelikan bunga istri anda sementara orang lain kepikiranpun tidak, Anda melakukan pekerjaan jauh lebih banyak dibandingkan job desk yang seharusnya wajib Anda lakukan, dan hal besar lain yang orang lain tidak lakukan!

Pertanyaan berikutnya… apa yang ANDA LAKUKAN SAAT INI untuk mewujudkan keadaan nanti seperti yang Anda idamkan! Apakah ada yang anda lakukan saat ini yang akan menghebatkan Anda suatu saat nanti? Apakah sesuatu yang kebanyakan orang lakukan atau sesuatu yang besar?
http://www.jawaban.com/news/userfile/270712-ST1-apakah-anda-menunda-nunda.jpg
Kalau saat ini kita tidak bisa menjawab secara yakin atas pertanyaan tersebut, tidak ada kata terlambat untuk mewujudkan Nanti seperti yang Anda idamkan !

Apakah ada jaminan kalau saya melakukannya ada jaminan bahwa masa depan saya akan lebih baik? Melakukan hal besar memang tidak ada jaminan bahwa kita akan sukses, tapi tidak melakukan sesuatu yang besar dijamin kita akan menua tanpa menjadi hebat! Pilih yang mana?

Contoh:
Apakah dengan saya membaca 1 judul buku dalam 1 minggu, akan menjamin masa depan saya lebih baik?
Apakah saya olah raga seminggu 3 kali bisa menjamin saya tidak terkena serangan jantung suatu saat?
Apakah dengan bangun 1 jam lebih awal dari orang lain membuat saya lebih baik dari mereka?
Apakah dengan memberikan perhatian pada istri saya, akan menjadikan saya suami idaman?
Jawabannya TIDAK ADA JAMINAN… tapi bila Anda tidak melakukan DIJAMIN Anda akan mengalami masalah suatu saat nanti.

Pilihan untuk sampai dalam keadaan NANTI yang lebih dihargai adalah dengan melakukan sesuatu yang berharga saat ini.

Ungkapan yang lazim kita dengar:

Saya akan rajin kalau digaji lebih besar dari sekarang
Saya akan ramah kalau dia rama kepada saya
Saya akan bahagia kalau punya mobil mercy
Saya akan peduli kalau orang lain peduli
Saya akan tertib kalau orang lain tertib…
Dan sebagainya….

Semua ungkapan diatas mengandung unsur kata “nanti”, yaitu “nanti kalau”. Yang artinya kita baru akan bergerak dan berupaya kalau keadaan membaik dan mendukung.

Jangan menunggu segala sesuatu baik baru dulu, sebelum anda berupaya:
-         Menunggu modal untuk berbisis
-         Menunggu orang lain baik dulu baru baik
-         Tunggu suami baik dulu baru saya ramah
Bayangkan kalau semua orang menunggu segala sesuatu baik terlebih dahulu… TERUS SIAPA YANG AKAN MEMBAIKKAN KEADAAN?
Jadi kesimpulannya… jangan menunggu keadaan membaik, kitalah yang harus membaikkan keadaan.

SEANDAINYA BOLEH MENYALAHKAN ORANG LAIN!
NANTI kalau keadaan membaik pasti saya sukses!
Dalam keadaan yang tidak mendukung, keadaan yang tidak membaik, keadaan yang tidak menguntungkan, seringkali kita menyalahkan orang lain.
Saya pernah dengan satu ungkapan dan saya meyakininya, tentang bagaimana merespon suatu kondisi. Kalimat tersebut "Apapun yang terjadi dan kita alami sama sekali bukan kesalahan orang lain, tapi diri kitalah yang paling pantas disalahkan" Awalnya saya menolak dan menyampaikan banyak argumen bahwa pernyataan itu salah, dan sejuta argumen memang dengan mudah bisa ditemukan untuk menyangkal dan membela diri.
http://1.bp.blogspot.com/-YRGKZkJRd8w/UN1De_UfI1I/AAAAAAAAhkk/IM7IzhsUZk4/s1600/2012-12-28_140003.jpg
Kalau saya tinggal di keluarga miskin saat ini, itu juga kesalahan saya? bukan dong! memang saya bisa memililh agar saya dilahirkan dari rahim ibu presiden! jadi bukan keselahan saya dong. Coba kalau orang tuaku kaya, pasti saya bisa sekolah di luar negeri dan pulang ke dalam negeri bisa sukses seperti dirimu! Jadi bukan salah saya dong kalo kamu lebih sukses dari saya!

Pekerjaan ini kan melibatkan banyak bagian, kalau sekarang tidak berjalan, yaa jangan salahkan saya! faktanya bagian saya sudah saya kerjakan, bagian lain memang lambat dalam bekerja, makanya proyek ini tidak berjalan!
Banyak lagi contoh yang dengan mudah ditulis di sini!

Pasti setiap saat juga dengan mudah kita bisa menemui orang yang selalu menyalahkan keadaan dan orang lain, dalam upaya untuk mecari pembelaan dan penyelamatan diri. semoga kita tidak termasuk yang demikian.

Kalau ada orang lain naik mercy, sementara kita masih naik metromini... salah siapa? salah orang yang naik mercy?
Kalau temen Anda saat ini sudah jadi direktur dengan penghasilan 200 juta per bulan, sementara anda saat ini masih berpenghasilan 5 koma, maksudnya tanggal 5 sudah koma! apakah itu salah temen Anda yang jadi direktur
Kalau saat ini masih jadi pelanggan tetap Gramedia, sementara temen Anda puluhan bukunya sudah nangkring di gramedia! salah Anda atau salah temen Anda?
Kalau teman anda punya banyak relasi sehinggan bisnisnya lancar, sementara anda cari satu prospek untuk anda tawarin asuransi saja susah setengah mati! salah siapa??
dan seterusnya!

Intinya, apapun yang terjadi dan menimpa kita saat ini -- murni kesalahan kita, relatif nggak ada campur tangan orang lain. Jadi kalau anda tidak sukses, kalau anda tidak punya tabungan, kalau anda nggak punya temen, kalau anda masih naik metromini, ... kalau temen anda sudah umroh 2 kali dan naik haji sekali, sementara Anda sholat wajib saja masih bolong-bolong! SALAHKAN DIRI SENDIRI!

Lihatlah, pasti banyak hal besar yang mereka lakukan dan sementara anda hanya membayangkan! itu yang membedakan, itu KESALAHAN kita!

LAKUKANLAH YANG ANDA TAKUTI,
Karena kalau Anda melakukan yang Anda berani lakukan… berarti Anda bukan orang besar. Anda melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain yang tidak lebih pengalaman dari anda, Anda melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain yang tidak lebih besar dari Anda? Jadi kalau begitu kenapa anda minta bayaran yang lebih sementara anda melakukan yang orang lain bisa lakukan!!
http://eastcobbfastpitch.net/wp-content/uploads/2011/12/DoItNow_DB11.png
Rasa takut hanya muncul karena kita belum melakukan, dan saya jamin 100% setelah kita terjun dan melakukan yang kita takutkan anda akan berkata “aaah ternyata Cuma begini saja, aaah ternyata saya bisa, aaah ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Dan aaaahhh lainnya!
Rasa takut yang mendera anda selama 3 hari, tidak doyan makan, tidak bisa tidur, susah buang air besar, yang disebabkan karena takut menghadapi presentasi ke direktur! Penderitaan Anda selama 3 hari ternyata sama sekali tidak terbukti, presentasi berjalan lancar, pak direktur tersenyum dan tepuk tangan, bahkan sempat memberi pujian!
Rasa takut itu boleh dan sah-sah saja, tapi hadapi saja!
Untuk menjadi orang besar suatu saat nanti, tidak bisa dengan mengerjakan hal yang orang lain bisa lakukan. Apakah Jokowi melakukan yang anak-anak seusianya lakukan waktu itu? Tidak! Beliau melakukan lebih. Apakah Pak SBY melakukan hal yang rekan2 seangkatan di militer biasa lakukan? Tidak, beliau melakukan lebih.

SAYA AKAN BAHAGIA “NANTI”
Sayangnya, bencana atau kejadian buruk datangnya tidak tiba-tiba. Mereka datang pelan-pelan, sedikit demi sedikit TANPA KITA SADARI.. atau lebih tepatnya tanpa kita pedulikan.

Bayangkan saat bangun tidur pagi hari, dan berat badan kita bertambah 10 kg. Pasti kita akan panik, akan buru-buru ke dokter, kita akan merasa mendapatkan bencana yang luar biasa dan harus segera diatasi. kenaikan berat badan 10 kg adalah aib, harus segera dicari solusinya. Tapi apa yang terjadi bila kenaikan berat badan 10 kg itu terjadi selama periode 2 tahun. Yaaa saya setuju dengan Anda, kita tidak akan panik, kita akan biasa-biasa saja dan kita tidak akan melakukan upaya apapun. Karena bencana itu mampu menyusup dalam kehidupan kita pelan-pelan sehingga diri kita mampu memaklumi sedikit demi sedikit

Contoh lain, Adjie Marsaid atau Ricky Jo yang beberapa waktu lalu meninggal karena serangan jantung. Namanya serangan pasti mendadak, tiba-tiba dan tidak terduga. Yuuup, di mata kita orang awam memang serangan itu datangnya tiba-tiba, padahal kalau kita mau melakukan upaya sedikit saja, sebenarnya serangan tersebut bisa dideteksi sejak 5 - 10 tahun sebelumnya. Looo kok bisa? yaa, serangan jantung terjadi karena penyumbatan pembuluh darah coronary, yang mana penyumbatan ini memerlukan proses bertahun-tahun. Seperti berat badan yang bertambah pelan-pelan, penyumbatanpun terjadinya pelan-pelan, sehingga membuat kita tidak ernah PANIK dan MENCARI UPAYA

Contoh lainnya, mungkin Anda sering mendengar cerita klasik di bawah ini. Katak Rebus. Yaa, seekor katak dalam panci berisi air dingin yang dipanaskan dalam tungku. Si Katak merasa, waah airnya jadi hangat, nyaman sekali, aahhh enaknya berendam air panas yaa... sampai tahu-tahu si katak mati karena air mendidih. apa yang terjadi kalau katak dimasukkan langsung ke dalam air mendidih, maka dia akan berontak, panik dan melompat mencari selamat.

Dalam kehidupan, bencana yang terjadi secara pelan-pelan ini, akan membuat diri kita menjadi pribadi yang MENUNDA sesuatu, menunda melakukan upaya. Ah nanti saja olah raganya, berat badan saya cuma kelebhna 1 kg kok, aah nanti saja ah dietnya, temen2 saya banyak yang lebih gemuk dari saya. Makanan ini enak bener, wuiiih soto jeroan, aah sekali - kali nggak apa-apa laah, kan saya kadang-kadang olah raga jadi pasti kolesterol saya baik-baik saja

NANTI, nanti saja ah, sekarang waktunya saya manikmati hidup
NANTI, nanti kalau sudah 40an saja saya rajin olah raga

Saat sekolah, kapan kita akan belajar giat.. yaaa saat kita terancam tidak naik kelas, atau saat rapor kita membuat orang tua kita marah

Kapan kita akan rajin berdo'a, yaa kita berdo'a saat hidup kita kacau

Kapan kita akan bilang "I Love You" dan mengungkapkan perasaan cinta pada pasangan kita.. yaa saat hubungan kita terancam

Kapan kita akan rajin bekerja? SAAT KONTRAK KERJA kita sudah mau habis dan terancam tidak di perpanjang....

Kenapa semua harus dilakukan pada saat keadaan memaksa, lakukan hal yang seharusnya dilakukan pada saat semua baik-baik saja. Tidak perlu menunggu bencana yang besar. Alam dan Tuhan selalu memberikan tanda-tanda sebelum bencana itu benar-benar terjadi, jadi bacalah tanda2 itu dan lakukan tindakan. Katak seharunya menyadari bahwa airnya semakin hangat, semakin panas dan seharunya di melompat keluar dari air. Kita seharusnya tahu sebelum berat badan kita benar-benar bertambah 10 kg, kita bisa melakukan tindakan saat berat badan kita bertambah 1 kg.

Jadi, hilangkan kata-kata NANTI
, Lakukan sekarang

Salam SmartLife
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kamis, 07 November 2013

NANTI. Memaknai dan mensikapi kata Nanti!

Seberapa sering Anda mendengar kata NANTI….
Saya akan menikah Nanti kalau sudah kaya (pertanyaannya kapan kaya???)
Saya akan bahagia Nanti kalau punya istri cantik (laah kamu ganteng nggak???) 

Banyak yang menyampaikan Nanti, tapi tanpa tenaga! Menyampaikan kata nanti tanpa diikuti dengan upaya untuk mewujudkan NANTI seperti yang kita idamkan!

http://triatra.files.wordpress.com/2010/06/masalah-2.jpgApa yang menjadikan kita saat ini adalah sesuatu yang kita lakukan di masa lalu! Saat ini adalah nanti bagi masa lalu, lihatlah apa yang telah anda lakukan yang membentuk Anda saat ini! Sesuatu yang besar yang kita lakukan di masa lalu, akan menjadikan besar di saat ini, sebaliknya sesuatu yang kecil, sesuatu yang tidak berarti, sesuatu yang biasa saja, tidak akan membuat kita jadi apa-apa saat ini!

Mungkin saat ini anda menjadi idola di kantor, yang membuat anda bahagia!
Mungkin saat ini anda memiliki gaji besar, yang membuat anda mampu memenuhi kebutuhan hidup anda!
Mungkin saat ini Anda jadi kandidat tunggal direktur keuangan di perusahaan Anda!
Mungkin saat ini Anda diidolakan ibu-ibu di komplek sebagai Suami idaman!
Mungkin anak-anak sangat dekat dan bergantung pada Anda!

Pertanyaanya berikutnya… apakah ada yang telah ANDA LAKUKAN di masa lalu, sehingga menjadikan Anda seperti sekarang ini? Menjadi idola, menjadi idaman, menjadi calon direktur, memiliki gaji besar! Tanpa disadari atau dengan sadar Anda sudah melakukan sesuatu yang besar. Misal anda mebaca buku lebih banyak dari orang lain, Anda mengikuti seminar sementara orang lain menggunakan uangnya untuk jalan-jalan dan senang-senang, Anda membelikan bunga istri anda sementara orang lain kepikiranpun tidak, Anda melakukan pekerjaan jauh lebih banyak dibandingkan job desk yang seharusnya wajib Anda lakukan, dan hal besar lain yang orang lain tidak lakukan!

Pertanyaan berikutnya… apa yang ANDA LAKUKAN SAAT INI untuk mewujudkan keadaan nanti seperti yang Anda idamkan! Apakah ada yang anda lakukan saat ini yang akan menghebatkan Anda suatu saat nanti? Apakah sesuatu yang kebanyakan orang lakukan atau sesuatu yang besar?
http://www.jawaban.com/news/userfile/270712-ST1-apakah-anda-menunda-nunda.jpg
Kalau saat ini kita tidak bisa menjawab secara yakin atas pertanyaan tersebut, tidak ada kata terlambat untuk mewujudkan Nanti seperti yang Anda idamkan !

Apakah ada jaminan kalau saya melakukannya ada jaminan bahwa masa depan saya akan lebih baik? Melakukan hal besar memang tidak ada jaminan bahwa kita akan sukses, tapi tidak melakukan sesuatu yang besar dijamin kita akan menua tanpa menjadi hebat! Pilih yang mana?

Contoh:
Apakah dengan saya membaca 1 judul buku dalam 1 minggu, akan menjamin masa depan saya lebih baik?
Apakah saya olah raga seminggu 3 kali bisa menjamin saya tidak terkena serangan jantung suatu saat?
Apakah dengan bangun 1 jam lebih awal dari orang lain membuat saya lebih baik dari mereka?
Apakah dengan memberikan perhatian pada istri saya, akan menjadikan saya suami idaman?
Jawabannya TIDAK ADA JAMINAN… tapi bila Anda tidak melakukan DIJAMIN Anda akan mengalami masalah suatu saat nanti.

Pilihan untuk sampai dalam keadaan NANTI yang lebih dihargai adalah dengan melakukan sesuatu yang berharga saat ini.

Ungkapan yang lazim kita dengar:

Saya akan rajin kalau digaji lebih besar dari sekarang
Saya akan ramah kalau dia rama kepada saya
Saya akan bahagia kalau punya mobil mercy
Saya akan peduli kalau orang lain peduli
Saya akan tertib kalau orang lain tertib…
Dan sebagainya….

Semua ungkapan diatas mengandung unsur kata “nanti”, yaitu “nanti kalau”. Yang artinya kita baru akan bergerak dan berupaya kalau keadaan membaik dan mendukung.

Jangan menunggu segala sesuatu baik baru dulu, sebelum anda berupaya:
-         Menunggu modal untuk berbisis
-         Menunggu orang lain baik dulu baru baik
-         Tunggu suami baik dulu baru saya ramah
Bayangkan kalau semua orang menunggu segala sesuatu baik terlebih dahulu… TERUS SIAPA YANG AKAN MEMBAIKKAN KEADAAN?
Jadi kesimpulannya… jangan menunggu keadaan membaik, kitalah yang harus membaikkan keadaan.

SEANDAINYA BOLEH MENYALAHKAN ORANG LAIN!
NANTI kalau keadaan membaik pasti saya sukses!
Dalam keadaan yang tidak mendukung, keadaan yang tidak membaik, keadaan yang tidak menguntungkan, seringkali kita menyalahkan orang lain.
Saya pernah dengan satu ungkapan dan saya meyakininya, tentang bagaimana merespon suatu kondisi. Kalimat tersebut "Apapun yang terjadi dan kita alami sama sekali bukan kesalahan orang lain, tapi diri kitalah yang paling pantas disalahkan" Awalnya saya menolak dan menyampaikan banyak argumen bahwa pernyataan itu salah, dan sejuta argumen memang dengan mudah bisa ditemukan untuk menyangkal dan membela diri.
http://1.bp.blogspot.com/-YRGKZkJRd8w/UN1De_UfI1I/AAAAAAAAhkk/IM7IzhsUZk4/s1600/2012-12-28_140003.jpg
Kalau saya tinggal di keluarga miskin saat ini, itu juga kesalahan saya? bukan dong! memang saya bisa memililh agar saya dilahirkan dari rahim ibu presiden! jadi bukan keselahan saya dong. Coba kalau orang tuaku kaya, pasti saya bisa sekolah di luar negeri dan pulang ke dalam negeri bisa sukses seperti dirimu! Jadi bukan salah saya dong kalo kamu lebih sukses dari saya!

Pekerjaan ini kan melibatkan banyak bagian, kalau sekarang tidak berjalan, yaa jangan salahkan saya! faktanya bagian saya sudah saya kerjakan, bagian lain memang lambat dalam bekerja, makanya proyek ini tidak berjalan!
Banyak lagi contoh yang dengan mudah ditulis di sini!

Pasti setiap saat juga dengan mudah kita bisa menemui orang yang selalu menyalahkan keadaan dan orang lain, dalam upaya untuk mecari pembelaan dan penyelamatan diri. semoga kita tidak termasuk yang demikian.

Kalau ada orang lain naik mercy, sementara kita masih naik metromini... salah siapa? salah orang yang naik mercy?
Kalau temen Anda saat ini sudah jadi direktur dengan penghasilan 200 juta per bulan, sementara anda saat ini masih berpenghasilan 5 koma, maksudnya tanggal 5 sudah koma! apakah itu salah temen Anda yang jadi direktur
Kalau saat ini masih jadi pelanggan tetap Gramedia, sementara temen Anda puluhan bukunya sudah nangkring di gramedia! salah Anda atau salah temen Anda?
Kalau teman anda punya banyak relasi sehinggan bisnisnya lancar, sementara anda cari satu prospek untuk anda tawarin asuransi saja susah setengah mati! salah siapa??
dan seterusnya!

Intinya, apapun yang terjadi dan menimpa kita saat ini -- murni kesalahan kita, relatif nggak ada campur tangan orang lain. Jadi kalau anda tidak sukses, kalau anda tidak punya tabungan, kalau anda nggak punya temen, kalau anda masih naik metromini, ... kalau temen anda sudah umroh 2 kali dan naik haji sekali, sementara Anda sholat wajib saja masih bolong-bolong! SALAHKAN DIRI SENDIRI!

Lihatlah, pasti banyak hal besar yang mereka lakukan dan sementara anda hanya membayangkan! itu yang membedakan, itu KESALAHAN kita!

LAKUKANLAH YANG ANDA TAKUTI,
Karena kalau Anda melakukan yang Anda berani lakukan… berarti Anda bukan orang besar. Anda melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain yang tidak lebih pengalaman dari anda, Anda melakukan sesuatu yang bisa dilakukan orang lain yang tidak lebih besar dari Anda? Jadi kalau begitu kenapa anda minta bayaran yang lebih sementara anda melakukan yang orang lain bisa lakukan!!
http://eastcobbfastpitch.net/wp-content/uploads/2011/12/DoItNow_DB11.png
Rasa takut hanya muncul karena kita belum melakukan, dan saya jamin 100% setelah kita terjun dan melakukan yang kita takutkan anda akan berkata “aaah ternyata Cuma begini saja, aaah ternyata saya bisa, aaah ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan. Dan aaaahhh lainnya!
Rasa takut yang mendera anda selama 3 hari, tidak doyan makan, tidak bisa tidur, susah buang air besar, yang disebabkan karena takut menghadapi presentasi ke direktur! Penderitaan Anda selama 3 hari ternyata sama sekali tidak terbukti, presentasi berjalan lancar, pak direktur tersenyum dan tepuk tangan, bahkan sempat memberi pujian!
Rasa takut itu boleh dan sah-sah saja, tapi hadapi saja!
Untuk menjadi orang besar suatu saat nanti, tidak bisa dengan mengerjakan hal yang orang lain bisa lakukan. Apakah Jokowi melakukan yang anak-anak seusianya lakukan waktu itu? Tidak! Beliau melakukan lebih. Apakah Pak SBY melakukan hal yang rekan2 seangkatan di militer biasa lakukan? Tidak, beliau melakukan lebih.

SAYA AKAN BAHAGIA “NANTI”
Sayangnya, bencana atau kejadian buruk datangnya tidak tiba-tiba. Mereka datang pelan-pelan, sedikit demi sedikit TANPA KITA SADARI.. atau lebih tepatnya tanpa kita pedulikan.

Bayangkan saat bangun tidur pagi hari, dan berat badan kita bertambah 10 kg. Pasti kita akan panik, akan buru-buru ke dokter, kita akan merasa mendapatkan bencana yang luar biasa dan harus segera diatasi. kenaikan berat badan 10 kg adalah aib, harus segera dicari solusinya. Tapi apa yang terjadi bila kenaikan berat badan 10 kg itu terjadi selama periode 2 tahun. Yaaa saya setuju dengan Anda, kita tidak akan panik, kita akan biasa-biasa saja dan kita tidak akan melakukan upaya apapun. Karena bencana itu mampu menyusup dalam kehidupan kita pelan-pelan sehingga diri kita mampu memaklumi sedikit demi sedikit

Contoh lain, Adjie Marsaid atau Ricky Jo yang beberapa waktu lalu meninggal karena serangan jantung. Namanya serangan pasti mendadak, tiba-tiba dan tidak terduga. Yuuup, di mata kita orang awam memang serangan itu datangnya tiba-tiba, padahal kalau kita mau melakukan upaya sedikit saja, sebenarnya serangan tersebut bisa dideteksi sejak 5 - 10 tahun sebelumnya. Looo kok bisa? yaa, serangan jantung terjadi karena penyumbatan pembuluh darah coronary, yang mana penyumbatan ini memerlukan proses bertahun-tahun. Seperti berat badan yang bertambah pelan-pelan, penyumbatanpun terjadinya pelan-pelan, sehingga membuat kita tidak ernah PANIK dan MENCARI UPAYA

Contoh lainnya, mungkin Anda sering mendengar cerita klasik di bawah ini. Katak Rebus. Yaa, seekor katak dalam panci berisi air dingin yang dipanaskan dalam tungku. Si Katak merasa, waah airnya jadi hangat, nyaman sekali, aahhh enaknya berendam air panas yaa... sampai tahu-tahu si katak mati karena air mendidih. apa yang terjadi kalau katak dimasukkan langsung ke dalam air mendidih, maka dia akan berontak, panik dan melompat mencari selamat.

Dalam kehidupan, bencana yang terjadi secara pelan-pelan ini, akan membuat diri kita menjadi pribadi yang MENUNDA sesuatu, menunda melakukan upaya. Ah nanti saja olah raganya, berat badan saya cuma kelebhna 1 kg kok, aah nanti saja ah dietnya, temen2 saya banyak yang lebih gemuk dari saya. Makanan ini enak bener, wuiiih soto jeroan, aah sekali - kali nggak apa-apa laah, kan saya kadang-kadang olah raga jadi pasti kolesterol saya baik-baik saja

NANTI, nanti saja ah, sekarang waktunya saya manikmati hidup
NANTI, nanti kalau sudah 40an saja saya rajin olah raga

Saat sekolah, kapan kita akan belajar giat.. yaaa saat kita terancam tidak naik kelas, atau saat rapor kita membuat orang tua kita marah

Kapan kita akan rajin berdo'a, yaa kita berdo'a saat hidup kita kacau

Kapan kita akan bilang "I Love You" dan mengungkapkan perasaan cinta pada pasangan kita.. yaa saat hubungan kita terancam

Kapan kita akan rajin bekerja? SAAT KONTRAK KERJA kita sudah mau habis dan terancam tidak di perpanjang....

Kenapa semua harus dilakukan pada saat keadaan memaksa, lakukan hal yang seharusnya dilakukan pada saat semua baik-baik saja. Tidak perlu menunggu bencana yang besar. Alam dan Tuhan selalu memberikan tanda-tanda sebelum bencana itu benar-benar terjadi, jadi bacalah tanda2 itu dan lakukan tindakan. Katak seharunya menyadari bahwa airnya semakin hangat, semakin panas dan seharunya di melompat keluar dari air. Kita seharusnya tahu sebelum berat badan kita benar-benar bertambah 10 kg, kita bisa melakukan tindakan saat berat badan kita bertambah 1 kg.

Jadi, hilangkan kata-kata NANTI
, Lakukan sekarang

Salam SmartLife
Joko Ristono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar