Pasti akrab di telinga temen-temen, puisi dari sang pujangga Kahlil Gibran, sebuah tulisan mengenai hakekat bekerja:
Kerja adalah cinta yang ngejawantah
Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta : hanya dengan enggan
Maka lebih baik kau meninggalkannya
Lalu mengambil tempat di depan gapura candi
Meminta sedekah dari mereka
Yang bekerja dengan penuh suka cita
Begitulah kurang lebih sebait puisi yang ditulis Kahlil Gibran dalam antologi berjudul “Sang Nabi”, lantas Kla-Project menukilnya dalam bentuk puisi pula untuk lagu “Hey” yang nge-beat dan menumbuhkan semangat.
Kahlil Gibran dengan ekstrim menyuruh orang yang tidak mau bekerja dengan ikhlas dan suka cita untuk lebih baik ngemis saja. Keras, to the point dan tajam sekali. Memang, melakukan segala sesuatu yang tidak lahir dari kesadaran diri sendiri dan tanpa kerelaan tidak akan membawa hasil yang maksimal. “Tidak dengan hati, sih…”, kata seorang teman yang romantis. Melakukan sesuatu hanya dengan enggan dan bermuram durja jelas akan membawa aura tidak baik terhadap proses bekerja. Akan terlihat tidak semangat, selalu menyalahkan keadaan dan seolah tidak ada sedikitpun yang dapat diharapkan.
yaa, kunci sukses bekerja adalah mencintainya. bentuk mencitai pekerjaan menurut pengalaman saya ada 4 hal yang bisa diejawantahkan dalam kehidupan pekerjaan kita. Bentuk dari mencitai pekerjaan adalah:
- Knowledge. mencintai pekerjaan berarti belajar tiada henti sebagai sebuah tuntutan pekerjaan. semakin banyak ilmu, semakin lancar pekerjaan dan semakin sukses
- Care. Peduli, rasanya tidak perlu saya jelaskan lagi. hampir semua bencana dan masalah yang terjadi di dunia ini diawali dengan "ketidakedulian", jadi mari kita lakukan seballiknya "PEDULI"
- Respect. Tidak ada pekerjaan yang tidak memiliki peran penting dalam sebuah organisasi, jadi menghargai profesi itu wajib. dengan menghargai profesi kita, maka kita paham betapa pentingnya peran kita, rasa penting akan membuat kita produktif
- Responsibility. Tanggung jawab sudah pasti. Kita kerja punya KPI, punya target yang harus dicapai, karena KPI dan targetlah kita di gaji.
Faktor X menentukan keberhasilan dalam bekerja:
Terkadang butuh hal lain dari sekedar kerja keras untuk meraih keberhasilan. Terkadang faktor X juga menentukan berhasil apa tidak suatu usaha. Faktor X ini sendiri juga tidak satu, terkadang juga tergantung “tempat”. Faktor ‘kedekatan’, attitude, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, dll merupakan beberapa contoh faktor X. Termasuk unsur “luck” juga bagian dari faktor X menurut saya. Jadi kerja keras saja tidak menjamin keberhasilan, namun tanpa kerja kita juga tidak akan dapat apa-apa. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha merubahnya.
Faktor X, bukan bawaan lahir, faktor X tercipta karena endapan pengalaman, endapan peran, endapan sikap, endapan kebiasaan yang kita akumulasi tanpa kita sadari selama ini. hal sekecil apapun yang kita lakukan akan membentuk faktor X apa yang akan menonjol dalam diri kita. Jadi teruslah berbuat baik, teruslah peduli, teruslah berusaha... niscaya kita akan memilik faktor X yang akan menyelamatkan karir dan kehidupan kita
Kerja adalah cinta yang ngejawantah, maka jika kau tiada sanggup bekerja dgn cinta..maka lebih baik jika kau meninggalkannya, dan mengambil tempat didepan gapura candi..lalu meminta sedekah dari mereka yang telah bekerja dengan penuh cinta (Kahlil Gibran).
Bekerja dengan ikhlas, karena kerja merupakan ibadah dan bentuk lain dari aktualisasi diri. Ikuti ‘relnya. Kurangi mengeluh. Perbanyak ilmu. Rajin berdo’a. Dan nikmati prosesnya. Terkadang sesuatu yang instan itu tidak enak. Sesuatu yang diperoleh dengan menjalani proses apalagi dinikmati akan terasa lebih indah. Termasuk keberhasilan. Bukankah membeli sendiri sepeda motor dari hasil usaha sendiri lebih terasa nikmatnya daripada mendapat hadiah dari orang tua (misalnya) sebuah mobil?. Coba saja rasakan “sensasinya”. Biasanya yang kita peroleh dari hasil usaha sendiri akan lebih ‘dijaga’ ketimbang pemberian. Karena akan lebih terasa ’sensasi perjuangannya’ ketika akan memperoleh ketimbang ‘cuma’ hadiah.
Jujur..saya sendiripun belum meraih apa yang dikatakan keberhasilan itu. Tapi saya berusaha menikmati prosesnya..daripada mengeluh. Karena mengeluh bukan termasuk faktor X keberhasilan.
Ada yang bilang “jangan ragu-ragu dalam melangkah, karena meskipun pada akhirnya anda gagal namun paling tidak anda sudah selangkah didepan karena telah berusaha melangkah”. Keberhasilan adalah akibat, sedangkan berusaha/bekerja adalah sebab. Demikianlah hukum sebab akibat yang niscaya.
Jika yang telah berusaha/bekerja saja tidak menjamin keberhasilan, apalagi yang tidak?. Maka bekerja saja. Bekerja dengan penuh cinta. Mudah2an jika faktor X berpihak, niscaya keberhasilan diraih. Amiin YRA.
Faktor X, bukan bawaan lahir, faktor X tercipta karena endapan pengalaman, endapan peran, endapan sikap, endapan kebiasaan yang kita akumulasi tanpa kita sadari selama ini. hal sekecil apapun yang kita lakukan akan membentuk faktor X apa yang akan menonjol dalam diri kita. Jadi teruslah berbuat baik, teruslah peduli, teruslah berusaha... niscaya kita akan memilik faktor X yang akan menyelamatkan karir dan kehidupan kita
Kerja adalah cinta yang ngejawantah, maka jika kau tiada sanggup bekerja dgn cinta..maka lebih baik jika kau meninggalkannya, dan mengambil tempat didepan gapura candi..lalu meminta sedekah dari mereka yang telah bekerja dengan penuh cinta (Kahlil Gibran).
Bekerja dengan ikhlas, karena kerja merupakan ibadah dan bentuk lain dari aktualisasi diri. Ikuti ‘relnya. Kurangi mengeluh. Perbanyak ilmu. Rajin berdo’a. Dan nikmati prosesnya. Terkadang sesuatu yang instan itu tidak enak. Sesuatu yang diperoleh dengan menjalani proses apalagi dinikmati akan terasa lebih indah. Termasuk keberhasilan. Bukankah membeli sendiri sepeda motor dari hasil usaha sendiri lebih terasa nikmatnya daripada mendapat hadiah dari orang tua (misalnya) sebuah mobil?. Coba saja rasakan “sensasinya”. Biasanya yang kita peroleh dari hasil usaha sendiri akan lebih ‘dijaga’ ketimbang pemberian. Karena akan lebih terasa ’sensasi perjuangannya’ ketika akan memperoleh ketimbang ‘cuma’ hadiah.
Jujur..saya sendiripun belum meraih apa yang dikatakan keberhasilan itu. Tapi saya berusaha menikmati prosesnya..daripada mengeluh. Karena mengeluh bukan termasuk faktor X keberhasilan.
Ada yang bilang “jangan ragu-ragu dalam melangkah, karena meskipun pada akhirnya anda gagal namun paling tidak anda sudah selangkah didepan karena telah berusaha melangkah”. Keberhasilan adalah akibat, sedangkan berusaha/bekerja adalah sebab. Demikianlah hukum sebab akibat yang niscaya.
Jika yang telah berusaha/bekerja saja tidak menjamin keberhasilan, apalagi yang tidak?. Maka bekerja saja. Bekerja dengan penuh cinta. Mudah2an jika faktor X berpihak, niscaya keberhasilan diraih. Amiin YRA.
Salam Smartlife
Joko Ristono
sumber :
http://gojegreboan.blogspot.com/2009/01/kerja-adalah-cinta-yang-ngejawantah.html
http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/18/kerja-adalah-cinta-faktor-x-keberhasilan--570038.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar