Senin, 19 Agustus 2013

Banyak cara untuk mengisi kemerdekaan! Apa PERAN Kamu?

Tulisan dimuat di Majalah Intimate Telkom edisi Agustus 13 [klik to download]




Kita pasti sering mendengar istilah semangat 45! Atau semangat soempah pemoeda atau semangat sumpah palapa dari patih gajah mada. "Sira Gadjah Mada paptih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gadjah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. 

Sang mahapatih Gajad Mada mengorbankan jiwa raganya untuk menyatukan nusantara (Indonesia lama), dengan sumpahnya yang terkenal bahwa beliau tidak akan makan buah palapa (symbol kenikmatan) sebelum mampu menyatukan seluruh wilayah nusantara dalam kekuasaan kerajaan Majapahit tempat beliau mengabdikan diri. Apa yang terjadi selanjutnya? Kehidupan pribadinya dipenuhi dengan pengabdian, pengorbanan, perjuangan, jerih payah sampai pada akhirya semua perjuangan itu berbuah kejayaan kejayaan majapahit.
https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/377205_482900301734440_1139256126_n.jpg
Waktu sekolah SD dan SMP pelajaran sejarah mengenalkan banyak sekali kisah-kisah perjuangan yang terjadi pada negeri ini, baik pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan yang ada di bumi nusantara dan juga kisah perjuangan bangsa ini berusaha terbebas dari 350 tahun penjajahan bangsa lain.
Pertanyaannya, dapatkan kita merasakan semangat perjuangan, penderitaan, jerih payah tersebut?

Pernahkan kita membayangkan dan mencoba merasakan penderitaan negeri ini selama 350 tahun dalam cengkraman penjajah, hidup dalam penindasan, hidup dalam ketakutan, hidup dalam keputusasaan? Bayangkan sejak kakek kita lahir, kemudian kakek menikah dan lahir orang tua kita dan kemudian kita lahir sampai kita mati tidak pernah tahu dan menghirup udara kebebasan.

Sayangnya belajar sejarah saat di bangku sekolah hanya menyisakan hafalan, yang kadang hanya menjadi momok dan tak tahu kenapa kita mesti belajar sejarah tersebut. Namun, setelah dewasa baru akhirnya kita paham bahwa belajar sejarah akan mendidik kita untuk memiliki semangat juang, pantang menyerah, gigih, membela kebenaran, bekerja keras, tidak memanjakan diri dan menghargai hak orang lain. Masalahnya seberapa besar kita belajar dan seberapa besar kita mampu mengaplikasikannya.

Kini setalah 68 tahun Indonesia merdeka, setelah bangsa ini melewati 350 perjuangan melawan penjajah, apa yang kita lakukan  saat ini, tentu tidak harus mengokang senjata, menghunus bambu rucing, menyusun strategi gerilya! Untuk menghormati jasa nenek moyang, leluhur dan para pahlawan, kita sudah seharusnya melakukan hal-hal baik (positive).

Masih sangat melekat dalam ingatan saya sebuah kata bijak, dan pelajaran yang sangat penting yang diberikan pada waktu saya duduk di bangku Sekolah Dasar, mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Satu pertanyaan yang singkat dan sederhana, “bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan ini?” BELAJAR YANG RAJIN BEKERJA YANG KERAS..

Dirgahayu Republik Indonesia, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras dan pantang menyerah. Apapun profesi kita, cintailah profesi tersebut dengan sepenuh hati. Jika kita cinta penuh pada profesi yang sedang ditekuni, maka profesi tersebut juga akan mencintai kita dengan memberi imbalan finansial yang maksimal. Jangan setengah-setengah dalam menjalani profesi. Tidak ada kesuksesan dalam hidup, yang tidak ditempuh dengan kerja keras. Tidak ada orang yang berhasil dalam hidup, jika hanya berpangku tangan. Semua kesuksesan pasti diawali dengan kerja keras dan kerja cerdas

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno


Banyak hal yang bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan ini:
1.     BELAJAR
Saya punya keyakinan, ilmu adalah kunci yang akan bisa gunakan untuk membuka gembok persoalan, semakin banyak ilmu semakin banyak jenis kunci yang kita miliki sehingga akan semakin banyak gembok persoalan yang akan dipecahkan. Bayangkan kalau kita ilmunya itu-itu saja, waah bisa-bisa kita selalu mentok oleh persoalan-persoalan yang dating silih berganti.
Mengisi kemerdekaan dengan BELAJAR, adalah hal yang paling utama. Tidak semata pendidikan formal tapi banyak sekali media-media pembelajaran yang bisa gunakan untuk mendapatkan ilmu dan mendapatkan pengalaman sebagai KUNCI kehidupan. Sekarang ini kita sudah boleh berbangga, karena took buku selalu ramai dikunjungi dan panjangnya antrian di kasir, khususnya di kota besar. Intinya semakin banyak Ilmu, semakin banyak peran yang bisa kita berikan untuk bangsa ini. Jangan tanyakan apa yang sudah diberikan Negara untukmu, tapi tanyakan apa yang sudah kau berikan untuk negaramu

2.    BERKARIR
Bagi anda yang sudah dewasa dan baliq khususnya laki-laki berkewajiban untuk mencari nafkah. Bekerja dan berkarir ternyata tidak semata mencari nafkah, lebih dari itu berkarir adalah berkontribusi dan dedikasi.
Dalam dunia profesional pekerjaan, tentu Anda memiliki Job deskription, punya KPI, punya Target yang terukur dengan jelas. KPI, Target, Job Desk adalah PERAN YANG HARUS ANDA JALANI dalam perusahaan tempat kita bekerja. Atas peran tersebut Anda dibayar. Semakin besar peran, biasanya semakin besar gajinya, semakin banyak kesempatan berkarir dan semakin banyak kesejahteraan. Peran dari masing-masing karyawan akan menjadi peran akumulatif bagi orang lain.

3.    TERJUN KE DUNIA SOSIAL
Mengabdikan diri untuk kepentingan sosial adalah pilihan bijak untuk mengisi kemerdekaan. Banyak sekali dunia sosial yang bisa dipilih untuk saling berbagi antar sesama umat manusia terlebih kita ini saudara sebangsa. Melakukan aktivitas bukan semata untuk mengejar materi, tapi untuk kepentingan sesama. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak bisa hidup tanpa ada manusia lain disekitarnya.

4.    MENGGELUTI OLAHRAGA
Mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasi olahraga. Banyak atlet bulu tangkis yang mampu mengibarkan bendera merah putih di kancah dunia. Terakhir adalah prestasi ganda campuran Liliyana Natsir-Tontowi Ahmad dan juga ganda putra Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013, Indonesia mampu merebut predikat juara dunia.
Olahraga saat ini tidak hanya sekedar untuk menyehatkan tubuh saja. Olahraga juga dimanfaatkan untuk ajang berkomunitas antar sesama pecintanya. Bagaimana semangat berolahraga pada kaum muda saat ini? Rasanya sudah mulai berkurang, jauh lebih rendah dibandingkan saat kita masih kecil dulu. Nongkrong di mall, di café dengan teman-teman serasa lebih menyenangkan dari pada harus bermandikan keringat saat berolahraga. Padahal selain menjadikan tubuh sehat, olahraga juga dapat menjauhkan diri dari kegiatan-kegitan yang dapat merusak kesehatan seperti narkoba dan bisa mengarumkan nama bangsa. Berolahraga tidak harus mahal sampai mengeluarkan uang yang banyak, jogging adalah olahraga yang paling murah dan sangat menyehatkan. Mens sana in corpore sano – Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

5.    BERPOLITIK
Mungkin terjun untuk berpolitik bukanlah sebuah pilihan, namun paling tidak anak muda itu harus menyimak kondisi politik di negerinya sendiri. Walau tidak mengerti soal politik itu sendiri, dengan hanya menyimak perkembangan politik yang terjadi paling tidak dapat menggugah rasa prihatin akan kondisi negeri ini. Syukur-syukur mau terjung langsung dengan niat yang tulus dan punya idialisme, kelak bisa memperbaikan kondisi buruknya politikus saat ini (meskipun tidak semua, tapi mayoritas).

6.    BERWIRA USAHA
Semakin sulitnya lapangan pekerjaan dan semakin tinggi kompetisi diperlukan people dengan kapasitas yang mumpuni untuk bisa bersaing dalam dunia karir. Di satu sisi saat ini semakin gencar pemerintah menggalakkan wirausaha mandiri, bukan mencari pekerjaan tapi mampu menciptakan pekerjaan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam berwirausaha. Berwirausaha akan mengajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, mengatur segala sesuatunya dengan terstruktur, berani ambil resiko, belajar mandiri, dan lain-lain. Selain itu dengan berwirausaha atau membangun sebuah usaha, secara tidak langsung kita telah membantu dalam mengurangi pengangguran yang terus bertambah setiap tahunnya.

7.    NGE-BLOG
Anda yang hobi menulis, bercerita, ngobrol, rasanya kegiatan nge-Blog cukup efektif bisa menjadi pilihan. Apa yang Anda tuturkan akan turut berperan dalam membuka cakrawala, berbagi informasi dengan orang banyak, sekaligus secara tidak langsung dengan nge-Blog kita telah menjadi bagian dari unsur media. Banyak hal yang bisa kita share kepada orang lain, apa yang kita ketahui dan kuasai itu sudah bisa menjadi topik dalam blog kita. Harapannya tulisan kita berguna bagi pembaca. Tanpa berharap imbalan, hanya berniat berbagi ilmu “sekaligus narsis” hal ini bisa dikategorikan dalam mengisi kemerdekaan. Ibarat seorang guru, blogger berarti termasuk pahlawan tanpa tanda jasa.

Untuk mengisi kemerdekaan PERAN APA YANG ANDA AMBIL?
Keberadaan seorang manusia akan nampak karena peran yang dia lakukan bagi lingkugan sekitar. Dan pada dasaranya, Tuhan menciptakan mahluk hidup karena mereka diadakan untuk memilliki peran bagi yang lain. Lihatlah, seekor cacing diciptakan oleh Tuhan, selain sebagai makluk hidup dia memiliki hak untuk hidup, namun dalam alam semesta dia memiliki peran sebagai hewan yang akan menggemburkan tanah sehingga subur untuk ditanami.

Sekarang coba Anda perhatikan, apakah ada satu hal-pun yang bisa kita dapatkan dan kita nikmati tanpa peran orang lain? nggak ada. Kita nggak bisa nangkap ikan sendiri kan untuk makan siang kita? kita nggak mungkin juga menanam padi sendiri untuk mendapatkan nasi yang bisa kita nikmati. hampir semua yang menempel di tubuh kita, yang kita kenakan atau yang kita makan, atau yang kita gunakan untuk beraktivitas seperti kendaraan, gadget, dan perkakas lainnya, ada dan kita nikmati karena ada orang lain yang berperan. Yaa... setiap orang ataupun makluk Tuhan semua ada peran masing-masing.

Selain peran-peran tersebut di atas, dalam hal-hal kecil, misalnya kegiatan event, tengoklah apakan Anda berperan di sana. Dalam kegiatan meeting? apakah Anda Berperan di sana? dalam kemacetan di Jalan, apakah Anda berperan di sana?
Intinya, dalam setiap kesempatan, dimanapun kita berada... silahkan selalu dilihat, Apakah saya berperan?
Peran ini, selain akan membuat ilmu kita bertambah dan pengalaman, juga akan menanam benih hutang budi atau tabungan energi positif. Pengalaman jelas akan membuat hidup kita akan mudah, sedangkan tabungan energi positif akan membuat hidup kita dipenuhi keberuntungan dan selamat dari kesialan
 

Salam Smartlife
Joko Ristono

4 komentar:

  1. Makasih nih artikelnya membantu banget, saya dikasih tugas buat bikin essay...

    BalasHapus
  2. Makasihhh postinganmu keren abizz (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @nurulramadani... terimakasih komen-nya. silahkan baca artikel lain bila berkenan. dan kasih masukan yaaa... soalnya sebagian besar artikel dalam blog ini akan saya tulis ulang untuk buku saya... insya'allah desember 14 terbit. amin

      Hapus

Senin, 19 Agustus 2013

Banyak cara untuk mengisi kemerdekaan! Apa PERAN Kamu?

Tulisan dimuat di Majalah Intimate Telkom edisi Agustus 13 [klik to download]




Kita pasti sering mendengar istilah semangat 45! Atau semangat soempah pemoeda atau semangat sumpah palapa dari patih gajah mada. "Sira Gadjah Mada paptih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gadjah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”. 

Sang mahapatih Gajad Mada mengorbankan jiwa raganya untuk menyatukan nusantara (Indonesia lama), dengan sumpahnya yang terkenal bahwa beliau tidak akan makan buah palapa (symbol kenikmatan) sebelum mampu menyatukan seluruh wilayah nusantara dalam kekuasaan kerajaan Majapahit tempat beliau mengabdikan diri. Apa yang terjadi selanjutnya? Kehidupan pribadinya dipenuhi dengan pengabdian, pengorbanan, perjuangan, jerih payah sampai pada akhirya semua perjuangan itu berbuah kejayaan kejayaan majapahit.
https://fbcdn-sphotos-h-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/377205_482900301734440_1139256126_n.jpg
Waktu sekolah SD dan SMP pelajaran sejarah mengenalkan banyak sekali kisah-kisah perjuangan yang terjadi pada negeri ini, baik pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan yang ada di bumi nusantara dan juga kisah perjuangan bangsa ini berusaha terbebas dari 350 tahun penjajahan bangsa lain.
Pertanyaannya, dapatkan kita merasakan semangat perjuangan, penderitaan, jerih payah tersebut?

Pernahkan kita membayangkan dan mencoba merasakan penderitaan negeri ini selama 350 tahun dalam cengkraman penjajah, hidup dalam penindasan, hidup dalam ketakutan, hidup dalam keputusasaan? Bayangkan sejak kakek kita lahir, kemudian kakek menikah dan lahir orang tua kita dan kemudian kita lahir sampai kita mati tidak pernah tahu dan menghirup udara kebebasan.

Sayangnya belajar sejarah saat di bangku sekolah hanya menyisakan hafalan, yang kadang hanya menjadi momok dan tak tahu kenapa kita mesti belajar sejarah tersebut. Namun, setelah dewasa baru akhirnya kita paham bahwa belajar sejarah akan mendidik kita untuk memiliki semangat juang, pantang menyerah, gigih, membela kebenaran, bekerja keras, tidak memanjakan diri dan menghargai hak orang lain. Masalahnya seberapa besar kita belajar dan seberapa besar kita mampu mengaplikasikannya.

Kini setalah 68 tahun Indonesia merdeka, setelah bangsa ini melewati 350 perjuangan melawan penjajah, apa yang kita lakukan  saat ini, tentu tidak harus mengokang senjata, menghunus bambu rucing, menyusun strategi gerilya! Untuk menghormati jasa nenek moyang, leluhur dan para pahlawan, kita sudah seharusnya melakukan hal-hal baik (positive).

Masih sangat melekat dalam ingatan saya sebuah kata bijak, dan pelajaran yang sangat penting yang diberikan pada waktu saya duduk di bangku Sekolah Dasar, mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila). Satu pertanyaan yang singkat dan sederhana, “bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan ini?” BELAJAR YANG RAJIN BEKERJA YANG KERAS..

Dirgahayu Republik Indonesia, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras dan pantang menyerah. Apapun profesi kita, cintailah profesi tersebut dengan sepenuh hati. Jika kita cinta penuh pada profesi yang sedang ditekuni, maka profesi tersebut juga akan mencintai kita dengan memberi imbalan finansial yang maksimal. Jangan setengah-setengah dalam menjalani profesi. Tidak ada kesuksesan dalam hidup, yang tidak ditempuh dengan kerja keras. Tidak ada orang yang berhasil dalam hidup, jika hanya berpangku tangan. Semua kesuksesan pasti diawali dengan kerja keras dan kerja cerdas

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno


Banyak hal yang bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan ini:
1.     BELAJAR
Saya punya keyakinan, ilmu adalah kunci yang akan bisa gunakan untuk membuka gembok persoalan, semakin banyak ilmu semakin banyak jenis kunci yang kita miliki sehingga akan semakin banyak gembok persoalan yang akan dipecahkan. Bayangkan kalau kita ilmunya itu-itu saja, waah bisa-bisa kita selalu mentok oleh persoalan-persoalan yang dating silih berganti.
Mengisi kemerdekaan dengan BELAJAR, adalah hal yang paling utama. Tidak semata pendidikan formal tapi banyak sekali media-media pembelajaran yang bisa gunakan untuk mendapatkan ilmu dan mendapatkan pengalaman sebagai KUNCI kehidupan. Sekarang ini kita sudah boleh berbangga, karena took buku selalu ramai dikunjungi dan panjangnya antrian di kasir, khususnya di kota besar. Intinya semakin banyak Ilmu, semakin banyak peran yang bisa kita berikan untuk bangsa ini. Jangan tanyakan apa yang sudah diberikan Negara untukmu, tapi tanyakan apa yang sudah kau berikan untuk negaramu

2.    BERKARIR
Bagi anda yang sudah dewasa dan baliq khususnya laki-laki berkewajiban untuk mencari nafkah. Bekerja dan berkarir ternyata tidak semata mencari nafkah, lebih dari itu berkarir adalah berkontribusi dan dedikasi.
Dalam dunia profesional pekerjaan, tentu Anda memiliki Job deskription, punya KPI, punya Target yang terukur dengan jelas. KPI, Target, Job Desk adalah PERAN YANG HARUS ANDA JALANI dalam perusahaan tempat kita bekerja. Atas peran tersebut Anda dibayar. Semakin besar peran, biasanya semakin besar gajinya, semakin banyak kesempatan berkarir dan semakin banyak kesejahteraan. Peran dari masing-masing karyawan akan menjadi peran akumulatif bagi orang lain.

3.    TERJUN KE DUNIA SOSIAL
Mengabdikan diri untuk kepentingan sosial adalah pilihan bijak untuk mengisi kemerdekaan. Banyak sekali dunia sosial yang bisa dipilih untuk saling berbagi antar sesama umat manusia terlebih kita ini saudara sebangsa. Melakukan aktivitas bukan semata untuk mengejar materi, tapi untuk kepentingan sesama. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak bisa hidup tanpa ada manusia lain disekitarnya.

4.    MENGGELUTI OLAHRAGA
Mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan prestasi olahraga. Banyak atlet bulu tangkis yang mampu mengibarkan bendera merah putih di kancah dunia. Terakhir adalah prestasi ganda campuran Liliyana Natsir-Tontowi Ahmad dan juga ganda putra Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2013, Indonesia mampu merebut predikat juara dunia.
Olahraga saat ini tidak hanya sekedar untuk menyehatkan tubuh saja. Olahraga juga dimanfaatkan untuk ajang berkomunitas antar sesama pecintanya. Bagaimana semangat berolahraga pada kaum muda saat ini? Rasanya sudah mulai berkurang, jauh lebih rendah dibandingkan saat kita masih kecil dulu. Nongkrong di mall, di café dengan teman-teman serasa lebih menyenangkan dari pada harus bermandikan keringat saat berolahraga. Padahal selain menjadikan tubuh sehat, olahraga juga dapat menjauhkan diri dari kegiatan-kegitan yang dapat merusak kesehatan seperti narkoba dan bisa mengarumkan nama bangsa. Berolahraga tidak harus mahal sampai mengeluarkan uang yang banyak, jogging adalah olahraga yang paling murah dan sangat menyehatkan. Mens sana in corpore sano – Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

5.    BERPOLITIK
Mungkin terjun untuk berpolitik bukanlah sebuah pilihan, namun paling tidak anak muda itu harus menyimak kondisi politik di negerinya sendiri. Walau tidak mengerti soal politik itu sendiri, dengan hanya menyimak perkembangan politik yang terjadi paling tidak dapat menggugah rasa prihatin akan kondisi negeri ini. Syukur-syukur mau terjung langsung dengan niat yang tulus dan punya idialisme, kelak bisa memperbaikan kondisi buruknya politikus saat ini (meskipun tidak semua, tapi mayoritas).

6.    BERWIRA USAHA
Semakin sulitnya lapangan pekerjaan dan semakin tinggi kompetisi diperlukan people dengan kapasitas yang mumpuni untuk bisa bersaing dalam dunia karir. Di satu sisi saat ini semakin gencar pemerintah menggalakkan wirausaha mandiri, bukan mencari pekerjaan tapi mampu menciptakan pekerjaan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dalam berwirausaha. Berwirausaha akan mengajarkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik, mengatur segala sesuatunya dengan terstruktur, berani ambil resiko, belajar mandiri, dan lain-lain. Selain itu dengan berwirausaha atau membangun sebuah usaha, secara tidak langsung kita telah membantu dalam mengurangi pengangguran yang terus bertambah setiap tahunnya.

7.    NGE-BLOG
Anda yang hobi menulis, bercerita, ngobrol, rasanya kegiatan nge-Blog cukup efektif bisa menjadi pilihan. Apa yang Anda tuturkan akan turut berperan dalam membuka cakrawala, berbagi informasi dengan orang banyak, sekaligus secara tidak langsung dengan nge-Blog kita telah menjadi bagian dari unsur media. Banyak hal yang bisa kita share kepada orang lain, apa yang kita ketahui dan kuasai itu sudah bisa menjadi topik dalam blog kita. Harapannya tulisan kita berguna bagi pembaca. Tanpa berharap imbalan, hanya berniat berbagi ilmu “sekaligus narsis” hal ini bisa dikategorikan dalam mengisi kemerdekaan. Ibarat seorang guru, blogger berarti termasuk pahlawan tanpa tanda jasa.

Untuk mengisi kemerdekaan PERAN APA YANG ANDA AMBIL?
Keberadaan seorang manusia akan nampak karena peran yang dia lakukan bagi lingkugan sekitar. Dan pada dasaranya, Tuhan menciptakan mahluk hidup karena mereka diadakan untuk memilliki peran bagi yang lain. Lihatlah, seekor cacing diciptakan oleh Tuhan, selain sebagai makluk hidup dia memiliki hak untuk hidup, namun dalam alam semesta dia memiliki peran sebagai hewan yang akan menggemburkan tanah sehingga subur untuk ditanami.

Sekarang coba Anda perhatikan, apakah ada satu hal-pun yang bisa kita dapatkan dan kita nikmati tanpa peran orang lain? nggak ada. Kita nggak bisa nangkap ikan sendiri kan untuk makan siang kita? kita nggak mungkin juga menanam padi sendiri untuk mendapatkan nasi yang bisa kita nikmati. hampir semua yang menempel di tubuh kita, yang kita kenakan atau yang kita makan, atau yang kita gunakan untuk beraktivitas seperti kendaraan, gadget, dan perkakas lainnya, ada dan kita nikmati karena ada orang lain yang berperan. Yaa... setiap orang ataupun makluk Tuhan semua ada peran masing-masing.

Selain peran-peran tersebut di atas, dalam hal-hal kecil, misalnya kegiatan event, tengoklah apakan Anda berperan di sana. Dalam kegiatan meeting? apakah Anda Berperan di sana? dalam kemacetan di Jalan, apakah Anda berperan di sana?
Intinya, dalam setiap kesempatan, dimanapun kita berada... silahkan selalu dilihat, Apakah saya berperan?
Peran ini, selain akan membuat ilmu kita bertambah dan pengalaman, juga akan menanam benih hutang budi atau tabungan energi positif. Pengalaman jelas akan membuat hidup kita akan mudah, sedangkan tabungan energi positif akan membuat hidup kita dipenuhi keberuntungan dan selamat dari kesialan
 

Salam Smartlife
Joko Ristono

4 komentar:

  1. Makasih nih artikelnya membantu banget, saya dikasih tugas buat bikin essay...

    BalasHapus
  2. Makasihhh postinganmu keren abizz (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. @nurulramadani... terimakasih komen-nya. silahkan baca artikel lain bila berkenan. dan kasih masukan yaaa... soalnya sebagian besar artikel dalam blog ini akan saya tulis ulang untuk buku saya... insya'allah desember 14 terbit. amin

      Hapus