Banyak orang yang memiliki penghasilan
besar, namun selalu merasa tidak cukup. Bahkan tidak jarang pengeluaran
mereka lebih besar dari penghasilan yang didapat. Mungkin diri kita
pernah merasakan demikian. Maka instropeksilah, mungkin sedekah yang
kita keluarkan terlalu sedikit, sehingga berkah yang Allah berikan juga
sekedarnya. Padahal dalam surat Al An’am ayat 160, Allah sudah janji
akan melipatgandakan pahala sampai 10 kali lipat bagi mereka yang
berbuat kebaikan. Jadi sebetulnya kita tak perlu ragu untuk menyisihkan
penghasilan bagi mereka yang membutuhkan. 1 – 1 = 10, itulah ilmu sedekah. Banyak kejadian dibalik fenomena keajaiban sedekah.
Keajaiban Sedekah Yusuf Mansur
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Yusuf
memaparkan beberapa kisah yang Insya Allah mampu meningkatkan keyakinan
kita, bahwa Allah pasti akan meliptrgandakan pahala-Nya, bila kita
sedekah. Contohlah sebuah kisah tentang seorang supir yang mengeluh
karena gajinya terlalu kecil.
“Supir ini datang ke Klinik Spiritual dan Konseling Wisata Hati. Dia bilang gajinya cuma 800 ribu, padahal anaknya lima! Ia ingin gajinya jadi 1,5 juta!” ujar Ustadz Yusuf sambil duduk bersila di permadani.
Dengan bijak, Ustadz Yusuf mengajak
supir itu mensyukuri terlebih dahulu apa yang telah didapatkannya selama
ini. Kemudian ia menunjukkan surat Al An’am 160 dan surat 65 ayat 7,
mengenai anjuran bagi yang kaya untuk membagi kekayaannya dan yang mampu
membagi kemampuannya.
Supir itu lantas bertanya,”Kapan ayat-ayat itu dibaca dan berapa kali, Ustad?” “Nah, inilah kelemahan orang kita,” potong Ustadz Yusuf sejenak, “Qur’an hanya untuk dibaca!”
Agak kesal dengan pertanyaan sang supir,
Ustadz Yusuf menyuruhnya segera berdiri. Kemudian ia bertanya, ”Maaf…
boleh saya tanya pertanyaan yang sifatnya pribadi? ”Supir itu
mengangguk. “Nggak bakal tersinggung?” Kembali supir itu mengangguk.
“Bawa duit berapa di dompet?” desak Ustadz Yusuf. Supir itu mengeluarkan
uangnya dalam dompet, jumlahnya seratus ribu rupiah. Langsung Ustadz
Yusuf mengambilnya. “Nah, uang ini akan saya sedekahkan, ikhlas?”
Supir itu menggaruk-garukkan kepalanya,
namun sejurus kemudian mengangguk dengan terpaksa. “Dalam tujuh hari
kerja, akan ada balasan dari Allah!” “Kalau nggak, Ustad?” “Uangnya saya
kembaliin!”
Mulailah sejak itu ia menghitung hari.
Hari pertama tidak ada apa-apa, demikian pula hari kedua, bahkan pada
hari ketiga uangnya hilang sejumlah 25 ribu rupiah. Rupanya ketika
ditanya Ustadz Yusuf tempo hari, sebenarnya ia bawa uang 125 ribu
rupiah, namun keselip.
Pada hari keempat supir itu diminta
atasannya untuk mengantar ke Jawa Tengah. Selama empat hari empat malam
mereka pergi. Begitu kembali, atasannya memberikan sebuah amplop, “Ini
hadiah istri kamu yang kesepian di rumah,” begitu katanya.
Ketika amplop itu dibuka, Subhanallah…. Jumlahnya 1,5 juta rupiah. Para dai muda yang menyimak cerita itu terkagum-kagum.
Kemudian Ustadz Yusuf Mansur bertanya,
“Siapa yang belum nikah?” serentak hampir semua peserta mengacungkan
tangan dengan semangat, seraya bergurau. “Nah, selain untuk memanjangkan
umur, mengangkat permasalahan, sedekah juga mampu membuat orang yang
belum kawin jadi kawin, dan yang udah kawin…” “Kawin lagi???” jawab
beberapa peserta, kompak! Ustadz Yusuf tertawa, “Yang udah kawin… makin
sayang…”
Pengalaman Sedekah
Lalu mengalunlah sebuah cerita lain. Ada
seorang wanita berusia 37 tahun yang belum menikah mengikuti
seminarnya. Setelah mendengarkan faedah sedekah, wanita itu lantas pergi
ke masjid terdekat dari rumahnya dan bertanya pada penjaga masjid itu,
“Maaf, Pak… kira-kira masjid ini butuh apa? Barangkali saya bisa bantu…”
“Oh, kebetulan. Kami sedang melelang lantai keramik masjid. Semeternya
150 ribu…” Wanita itu menarik sejumlah uang dari sakunya, yang berjumlah
600ribu. Tanpa pikir panjang ia membeli empat meter persegi lantai
tersebut,”Mudah-mudahan hajat saya terkabul…” harapnya.
Subhanallah… Allah menunjukkan keagungan-Nya. Minggu itu juga datang empat orang melamarnya! “Itulah sedekah!”
Ustadz Yusuf menantang mata peserta,”Sulit akan menjadi mudah, berat menjadi ringan… asal kita sedekah!”
Sebuah kisah unik lainnya terjadi. Suatu
hari, seorang wartawan mengajak Ustadz Yusuf ke Semarang, hanya untuk
berpose dengan sebuah mobil Mercedez New Eyes E 200 Compresor
baru. Tak ada yang istimewa dengan mobil itu kecuali harganya yang
mahal, sekitar 725 juta rupiah, dan… mobil itu milik seorang tukang
bubur keliling!
Loh, bagaimana bisa seorang tukang bubur
punya mercy? Bisa aja kalau Allah berkehendak. Tukang bubur itu
tentunya tak pernah bermimpi bisa memiliki sebuah mobil Mercedez baru.
Namun kepeduliannya kepada orang tua, justru membuatnya kejatuhan bulan.
Karena orang tuanya ingin naik haji,
tukang bubur itu giat sedekah. Ia sengaja menyediakan kaleng kembalian
satu lagi, khusus uang yang ia sedekahkan. Yang kemudian ia tabung di
sebuah bank. Ketika tabungannya itu telah mencapai 5 juta, ia
mendapatkan satu poin memperebutkan sebuah mobil mercy. Dan si tukang bubur itulah yang memenangkan hadiah mobil tersebut.
Karena tak mampu membayar pajaknya
sebesar 25%, seorang Ustadz bernama Hasan, pemilik Unisula, membantunya.
Maka, jadilah mobil itu milik tukang bubur.
Kisah terakhir, tentang hutang 100juta
yang lunas hanya dengan sedekah 100 ribu rupiah. Orang ini mendengarkan
ceramah seorang Ustadz yang mengatakan, kalau sedekah itu dapat membeli
penyakit, dapat membayar hutang, dan dapat menyelesaikan masalah.
Teringat hutangnya sejumlah 100 juta, ia menyedekahkan uang yang ada,
sebesar 100 ribu.
Dalam hatinya ia berharap hutangnya
dapat cepat lunas. “Dan… Allah mengabulkan doanya secepat kilat. Begitu
pulang dari pengajian, saat menyebrang jalan, orang itu tertabrak mobil
dan lunaslah hutangnya!” seru Ustadz Yusuf Mansur berapi-api.
Semua peserta melongo kemudian tertawa.
Hampir semua menebak orang itu meninggal, sehingga si pemilik piutang
mengikhlaskan hutangnya.
“Nggak!” koreksi Ustadz Yusuf Mansur
cepat, “Dia cuma pingsan. Kebetulan yang nabrak orang kaya. Selain
dibawa ke rumah sakit, dia juga melunasi hutangnya!”
Itulah… Allah punya cara tersendiri
untuk menolong hamba-Nya. Selain memberikan materi tentang sedekah,
Ustadz muda berkulit putih ini juga memberikan masukan dan saran tentang
bagaimana tampil yang baik di hadapan audience (baik di televisi
ataupun di ruangan), di antaranya mengajarkan teknik memotong materi
(untuk commercial break) yang baik, sehingga pemirsa televisi enggan
mengganti saluran dan tetap menunggu sampai iklan berakhir, lalu cara
melibatkan emosi audience, melibatkan orang sekitar acara (baik
outsider, maupun insider), intonasi suara, melakukan atraksi menarik,
dan sebagainya.
Salam Smartlife
Joko Ristono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar