Jadi tidak ada alasan untuk kita tidak meminta pada-Nya
DOA
ADALAH SAPAAN MESRA. DOA JUGA PERMOHONAN. DOA JUGA DIALOG. BERDOA
ADALAH INTI IBADAH. BAGAIMANA CARA BERDOA YANG MUSTAJAB DAN MANJUR?
Marilah kita
kupas anatomi doa. Apa yang terjadi bila seseorang tidak pernah berdoa?
Tidak pernah terjadi, karena setiap manusia pasti pernah berdoa
meskipun tidak disadarinya. Sebab doa tidak hanya diucapkan di mulut
dengan menengadahkan tangan ke atas. Doa juga tidak hanya disampaikan di
masjid, gereja, pura, kapel, wihara, sinagoga atau rumah ibadah yang
lain. Doa juga tidak hanya dilakukan saat sholat, saat iktikaf, saat
meditasi, saat makan, saat minum. Doa dilakukan disetiap gerakan dan
aktivitas manusia dimanapun dia berada.
Doa adalah gerakan rasa, hati dan jiwa setiap manusia.
Doa adalah gerakan rasa, hati dan jiwa setiap manusia.
Kepada siapa
kita berdoa? Ini juga harus jelas. Sebab ada banyak doa yang
disampaikan kepada banyak hal. Ada doa yang disampaikan kepada batu, ada
doa yang disampaikan kepada jin, ada doa yang disampaikan kepada Iblis,
ada doa yang disampaikan kepada malaikat, ada doa yang disampaikan
kepada mertua, ada doa yang disampaikan kepada uang, ada pula doa yang
disampaikan kepada janda cantik tetangga kita. Ini semua doa yang keliru
dan sesat.
Doa yang benar adalah doa yang disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Doa yang benar adalah doa yang disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bagaimana
berdoa yang benar dan syariat (aturan) yang bagaimana agar doa kita
mustajab atau dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa? Doa yang
dikabulkan tentunya doa yang sesuai dengan iradat/kehendak-Nya. Jangan
berdoa sesuai dengan kehendak kita saja. Kalaupun suatu ketika Dia
mengabulkan kehendak kita, itu artinya kita tidak tahu diri. Sama dengan
mendikte Tuhan. Lha Tuhan kok didikte, apa ini nggak namanya
keteraluan? Tuhan juga bukan pelayan toko, yang mengabulkan permintaan
kita sesuai kehendak kita.
Maka doa yang benar adalah memahami apa kehendak/iradat Tuhan kepada diri kita. Untuk memahami kehendak Tuhan maka kita perlu menyelami apa hakikat penciptaan diri kita. Untuk apa kita diciptakan? Jawabannya sangat sederhana dan sangat mudah: Untuk menyembah-Nya, sebagaimana ayat suci: Tidak kuciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk menyembah kepada-KU (Tuhan). Sehingga doa yang kita sampaikan akan nyambung dan lurus dan bulat dengan kehendak-Nya. Tidak bengkok, sesat dan lonjong. Jadi janganlah berdoa untuk merusak tatanan alam semesta. Jangan berdoa agar orang lain celaka. Jangan berdoa agar kita diberi kekayaan berlebihan. Sebab Tuhan Maha Tahu-Maha Mengerti dan dia sudah memberikan semuanya untuk kita dan pemberian-Nya pasti yang terbaik.
Dalam
berdoa, ajak Tuhan untuk berkomunikasi. ajak Tuhan untuk berdiskusi,
berdialog dan ngobrol. Tuhan tidak pernah menutup “mulut”-Nya untuk
kita. Setiap saat Tuhan berkenan untuk hadir di hadapan kita, di
belakang kita, di atas kita, di bawah kita, di ruang kita, di dekat
kita, di luar ruang kita, di luar diri dan di dalam diri kita.
Kehadiran-Nya untuk menyapa kita, untuk berdialog dengan kita, untuk
ngobrol dengan kita sekarang, besok, kemarin, lusa, minggu kemarin,
minggu depan, tahun depan tahun kemarin dan seterusnya. Dia memang tidak
pernah membatasi di ruangan mana kita berada, di saat kapan kita
berada. Dia siap saja kita temui karena Dia tidak pernah kemana-mana,
tidak pula dimana-mana.
Dia adalah Yang Maha Hadir, Yang Tidak Pernah Jauh dan senantiasa dekat.
Dia adalah Yang Maha Hadir, Yang Tidak Pernah Jauh dan senantiasa dekat.
Doa juga
harus disampaikan dengan sungguh-sungguh. Ini yang biasanya kurang
dimengerti. Sungguh-sungguh artinya tidak iseng. Ibarat bila kita ingin
berkunjung ke rumah orang lain, maka berangkatnya jangan mampir-mampir
kecuali untuk membeli oleh-oleh dan mengisi bensin agar kendaraan kita
tidak berhenti di tengah jalan. Jangan pula berkunjung ke “rumah Tuhan”
hanya sekedar mampir. Ini tidak sopan. Berdoalah dengan tekad dan satu
tujuan: mengetuk Pintu Hati Tuhan. Menangislah dalam hati, memohonlah
dengan sepenuh jiwa dan raga.
Berdoa yang paling mulia adalah sapaan kepada Tuhan dengan penuh Cinta dan penuh Syukur. Meminta sesuatu yang kita kehendaki (meskipun diperbolehkan sesuai syariat) namun kadarnya jauh di bawah doa tadi. Doa penuh Cinta kepada-Nya dan penuh Syukur akan membuat Tuhan sangat bahagia dan bangga. Bahagiakan Tuhan dengan Cintamu yang meluap-luap. Lepaskan gairah asmaramu hingga kamu mabuk ekstase oleh rasa menyatu dengan Tuhan. Tidak ada pencapaian derajat manusia tertinggi selain menyatakan Cinta yang membara kepada-Nya. Ketahuilah bahwa tanpa kita minta pun Dia sudah membalas cinta kita, membalas perlakuan dendam, perlakuan kotor, perlakuan busuk kita setiap sepersekian detik dengan Sifat Pemberi dan Sifat Penyayang-Nya yang tidak bisa kita hitung. Ucapkan rasa terima kasih tidak hanya saat kita ingat. Ucapkan terima kasih dan bersyukurlah setiap saat. Jangan hanya saat ingat di memori akal kita yang terbatas, namun besyukur dan ucapkan terima kasih yang setulusnya dari dasar kesadaran ruhani kita yang melampaui ruang dan waktu.
Salam SmartLife
Joko Ristono
sumber : http://wongalus.wordpress.com/category/teknik-berdoa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar