Cerita kehidupan manusia.... ada yang memandangnya sangat komplek dan membingungkan, ada pula orang yang justru berpikir sebaliknya, mejalani kehidupan dengan sederhana. Sederhana bukan berarti prihatin atau seadanya, tapi menyikapi segala sesuatu dalam hidup dengan cara yang simple.
Hidup itu adalah bagaimana menyikapi kehidupan. Ada yang bilang hidup itu adalah mengelola persoalan. Artinya persoalan adalah bagian dari kehidupan kita, selama hidup persoalan akan menyertainya. artinya bukan bagaimana menghindari masalah (karena nggak perlu dihindari), tapi bagaimana kita bersikap atau bahasa kerennya merespon masalah tersebut.
Salah satu syair dari abang saya "Iwan Fals" :
Jalani hidup
Tenang-tenanglah seperti karang
Sebab PERSOALAN bagai gelombang
Tenanglah tenang, tenanglah sayang
Tak pernah malas
PERSOALAN yang datang hantam kita
dan kita tak mungkin
untuk menghindar
Tenanglah tenang, tenanglah sayang
Oooh matahari, masih bersinar
menyinari hati kita
Tak kan berhenti, tak kan berhenti
menghangati jiwa kita
Sampai tanah ini inginkan kita kembali
Sampai kejenuhan mampu merobek-robek hati ini
Prof Zen, pakar dalam masalah menjalani kehidupan, dalam satu seminarnya menyatakan : Result : Event + Respon. Yang artinya, apa yang akan kita terima sangat tergantung dari sikap kita menanggapi segala sesuatu (event) yang terjadi. Sikap positif akan memberikan hasil positif, sikap negatif akan memberikan result negatif.
Pagi ini saya mendapat cerita yang sangat inspiratif saat apel pagi diperusahaan, cerita nyata ini disampaikan dengan sangat rinci oleh Pak Tommy :
Ibu Sri, seorang penjual singkong di pasar boyolali, membeli produk dengan total nilai hampir Rp. 20 juta. Secara nalar, penjual singkong dapat uang dari mana? Trus buat apa dia membeli produk (kesehatan pencegahan) semahal itu....
Dari hasil bicara dengan beliau (bu Sri), dia menyatakan : SAYA INGIN SEHAT, SAYA HIDUP SEBATANG KARA KALAU SAYA SAKIT SAYA TERIAK KE SIAPA
Sikap hidup yang sederhana ini ternyata membuahkan keputusan yang luar biasa, yaitu menginvestasikan uang yang begitu besar (tentunya bagi beliau) dengan harapan SEHAT.
Bagi orang yang berpendidikan, mungkin kita yang lulus sarjana, pengalaman kerja yang banyak, membuat kita berpikir komplek, mempertimbangkan segala sesuatu dengan detil dan memperhitungkan segala resikonya, sehingga kalau kita dipastikan justru TIDAK MELAKUKAN INVESTASI seperti yang ibu Sri lakukan tadi.
Terlalu banyak pertimbangan, terlalu memperhitungkan resiko TIDAK SALAH... tapi dalam hidup hal tersebut akan membuat kita TERLAMBAT MELANGKAH....
Hiduplah dengan simple, sederhanakan semua masalah pada intinya dan Anda akan hidup lebih baik.
Salam SmartLife
Joko Ristono
Sumber : Tommy Afandhi
Cerita-cerita lain tentang - Hidup Itu Simple
Ada seseorang saat melamar kerja, memungut
sampah kertas di lantai ke dalam tong
sampah,dan hal itu terlihat oleh peng-interview,
dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan
sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan
yang baik.
sampah kertas di lantai ke dalam tong
sampah,dan hal itu terlihat oleh peng-interview,
dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan
sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan
yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda.
Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan
sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain
memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga
membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap.
Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.
Keesokan hari setelah sang empunya sepeda
mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil
kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil
sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit
saja.
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini
sangat cantik.” Ibu menjawab: “Mengapa?” Anak
menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak
marah-marah.”
Ternyata untuk memiliki kecantikan
sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-
marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari
bekerja giat di sawah.Temannya berkata: “Tidak
perlu menyuruh anakmu bekerja keras,
Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.”
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk
tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”
Ternyata membina seorang anak sangat
mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
bekerja giat di sawah.Temannya berkata: “Tidak
perlu menyuruh anakmu bekerja keras,
Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.”
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk
tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.”
Ternyata membina seorang anak sangat
mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya:
“ Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan,
bagaimana cara mencarinya ?”Ada yang
menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada
pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang
cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari
di rumput yang paling tinggi.” Pelatih
memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak
demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini
hingga ke rumput sebelah sana. ”
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat
gampang, cukup melakukan segala
sesuatunya setahap demi setahap secara
berurutan, jangan meloncat-loncat.
“ Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan,
bagaimana cara mencarinya ?”Ada yang
menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada
pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang
cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari
di rumput yang paling tinggi.” Pelatih
memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak
demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini
hingga ke rumput sebelah sana. ”
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat
gampang, cukup melakukan segala
sesuatunya setahap demi setahap secara
berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak
yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu
berbahaya, tinggallah denganku.” Katak di pinggir
jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas
untuk pindah.” Beberapa hari kemudian katak
“sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan
menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas
mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam
nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan
saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di
padang pasir, semua berjalan dengan berat,
sangat menderita, hanya satu orang yang
berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya:
“ Mengapa engkau begitu santai?” Dia menjawab
sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya
sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh
kegembiraan, cukup tidak serakah dan
memiliki secukupnya saja.
“YANG PALING PENTING, HIDUP INI HARUS
BERMANFAAT BUAT ORANG LAIN.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar