Banyak
perusahaan yang telah mengumpulkan dan menyimpan informasi para pelanggan,
pemasok, maupun mitra bisnisnya. Namun ketidakmampuan untuk mengungkapkan atau
membaca informasi berharga yang tersembunyi dalam data tersebut menjadi
penghalang bagi organisasi untuk mengubah data menjadi pengetahuan. Harapan
dari para petinggi perusahaan adalah bagaimana para personel yang ditugaskan
mampu untuk mendapatkan dan menggali lebih dalam informasi tersebut secara
menyeluruh dari database dan memanfaatkannya untuk memberikan keuntungan baik
bagi kepuasan pelanggan (intangible value) dan nilai keuntungan (tangible
value) bagi organisasi. Untuk melakukan ini semua, organisasi harus
mengintegrasikan seluruh back- and
front-office application dengan menggunakan framework CRM yang secara garis besar terdiri dari operational CRM, analytical CRM, dan collaborative
CRM sebagaimana yang pernah ditulis di newsletter kita sebelumnya.
Kali ini
topik kita adalah bagaimana mentransfer data (dari operational CRM) menjadi
suatu pengetahuan bagi perusahaan untuk memahami pelanggannya dengan pendekatan
analytical CRM.
Dari
Data menjadi Pengetahuan
Data
pelanggan yang senantiasa diperkaya dan divalidasi kemudian dianalisa dengan dukungan
dari sumberdaya perusahaan dapat menjadi senjata andalan untuk memenangkan
persaingan. Sayangnya, dari berbagai survei yang kita lakukan bagi para klien
sebagai bagian dari consulting service, umumnya kelemahan kita adalah di
database. Database tersebut relatif miskin di mana hanya memuat informasi
tentang nama, alamat, contact person, penjualan. Tidak ada informasi seperti
metode interaksi yang bagaimana disenangi pelanggan, kapan pelanggan melakukan
kontak dan apa masalahnya, bagaimana frekuensi pertemuan yang diinginkan
pelanggan, dan sebagainya. Kemudian database yang ada tersebut juga jarang
divalidasi sehingga keabsahannya dipertanyakan. Dan berbagai kelemahan lainnya.
Kelemahan tersebut pada intinya terletak pada masalah sumberdaya manusia, mulai
dari top management yang tidak menyempatkan diri melakukan pemantauan sampai
kepada personel yang tidak disiplin melakukan tugasnya untuk mengelola database
perusahaan. Anda dapat membayangkan bila suatu strategi dirancang dengan
memanfaatkan database yang begitu miskin dan tidak valid. Kemungkinan besar
tidak akan mencapai sasaran dan itu adalah kerugian besar bagi perusahaan.
Apa yang dapat dilakukan dengan
database yang baik dan benar?
- Perusahaan dapat melakukan penilaian kelompok pelanggan (customer assessment) yang membantu perusahaan menilai kontribusi pelanggan terhadap perusahaan;
- Perusahaan dapat membuat suatu model untuk mengakuisisi pelanggan baru (customer acquisition) ataupun model untuk merekrut pelanggan menjadi loyal; dan selanjutnya
- Perusahaan dapat mengelola informasi pelanggan menjadi pengetahuan yang dalam tentang pelanggan (customer knowledge management) yang memudahkan perusahaan merancang dan memberikan pelayanan yang sesuai dengan kelas pelanggan
Ketiga
elemen ini akan membantu perusahaan memformulasikan suatu strategi (yang
didasarkan pada suatu metode analitis) untuk mencapai tujuan utama dari
initiatif CRM seperti yang terungkap dalam defenisi CRM yaitu mengakusisi
pelanggan yang berkualitas, mempertahankan pelanggan yang memberikan kontribusi
besar bagi perusahaan (profitable customers), dan mengembangkan atau
meningkatkan loyalitas pelanggan tersebut dengan cara yang efektif dan efisien.
Akhirnya,
mengakhiri tulisan ringkas ini, dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan yang
mendalam tentang para pelanggannya akan menjadi suatu keunggulan untuk tetap
berkompetisi. Dengan memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan, perusahaan
akan lebih mudah memberikan produk atau jasa yang sesuai pada waktu yang tepat
bagi para pelanggan yang tepat.
Penulis
: Lauren Sihaloho, VP Education & Consulting PT. Ciptamaya Mitra Solusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar