oleh :Yuswohadi
Anda keliru. Rumus ini bukannya
salah tulis. Rumus tersebut sengaja diplesetkan dari rumus asli Albert
Einstein.
Coba kita urai rumus tersebut
satu per satu. E dalam rumus itu saya sebut sebagai 'energi marketing yang maha
dahsyat', sedahsyat bom nuklir. wM adalah word of mouth/mouse (WOM), yaitu
promosi dari mulut ke mulut baik secara fisik (mouth) maupun berbasis Internet
(mouse). Dalam rumus ini, makna wM tak hanya menyangkut gosip konsumen mengenai
produk kita, tapi secara lebih luas adalah rekomendasi atau referral dari satu
konsumen ke konsumen yang lain. Sementara C2 atau (C x C): C pertama adalah
offline customer Community; dan C kedua adalah online customer Community.
Intinya, rumus itu ingin
mengatakan bahwa energi marketing sedahsyat bom nuklir akan Anda dapatkan jika
Anda mampu menggabung dan menyinergikan dua elemen penting pemasaran masa
depan, yaitu promosi dari mulut ke mulut dan komunitas yang Anda bangun dan
fasilitasi.
Untuk menerjemahkan rumus
sederhana tersebut ke dalam dataran praktis, saya mencoba mengembangkan prinsip
dasar yang bisa dipakai acuan bagi para marketer dalam mengimplementasikan
rumus tersebut. Saya sebut 10 prinsip dasar itu sebagai The 10 Manifesto of
Customer to Customer (C2C) Marketing. Kenapa C2C? Dengan mengadopsi rumus di
atas dalam bisnis Anda, maka dengan sendirinya Anda menempatkan pelanggan
sebagai aktor utama strategi Anda.
Mengapa begitu? Karena Anda
menempatkan pelanggan sebagai salesman Anda, sebagai advocator Anda, sebagai petugas
customer service Anda, bahkan sebagai perancang produk Anda.
Saya tidak menguraikan
semuanya, saya ambil lima yang menarik.
Manifesto ke-1:
Web 2.0. Has unleashed the extraordinary power of networked customers.
Internet yang telah bertransformasi dari format lama web 1.0 menjadi format
baru web 2.0 kini sudah teragregasi menjadi ribuan bahkan jutaan komunitas maya
umat manusia telah memunculkan potensi luar biasa bagi para marketer untuk
menarik pelanggan melalui kekuatan komunitas. Situs-situs komunitas (dikenal
sebagai social network) seperti Friendster, YouTube, Flickr, Facebook, MySpace,
Second Life, Yahoogroups, Blogger telah memberikan peluang tak terbatas bagi
para marketer untuk membangun basis pelanggan yang solid.
Manifesto ke-2:
Your customers
are Evangelist. They are
your voluntary sales force. Ketika Anda memiliki komunitas pelanggan yang
solid, Anda punya potensi besar untuk menjadikan pelanggan tersebut sebagai
evangelist atau advocator yang ngomong bagus tentang produk Anda. Mereka
sekaligus menjadi salesman tertangguh Anda. Customer evangelist ini memberikan
rekomendasi dan referral ke pelanggan lain untuk membeli produk Anda.
Survei ACNielsen akhir 2007
menunjukkan bahwa rekomendasi pelanggan ke pelanggan lain menduduki posisi
puncak (78%) dalam mempengaruhi pembelian, mengalahkan iklan di koran yang
menempati urutan kedua. (68%).
Manifesto ke-4:
Treat your
customer as member. Find
their collective identity, purpose, and passion. Apa pun bisnis Anda, satu hal
harus menjadi prinsip dasar dalam menjalankan bisnis, yaitu bahwa Anda harus
menganggap pelanggan adalah anggota (member) komunitas yang Anda bangun.
Apa bedanya pelanggan dan
anggota? Bedanya, kalau anggota, interaksi harus berlangsung intensif baik
antara perusahaan ke pelanggan, maupun antarpelanggan. Kalau pelanggan, Anda
tak peduli apakah antarpelanggan cuek bebek tak tahu dan tak kenal satu sama
lain.
Manifesto ke-7:
Your brand is
a cult. Create ideology
around it and spread to your believers. Kalau Anda punya komunitas pelanggan
yang solid, besar kemungkinan Anda mampu menciptakan cult brand. Komunitas
pelanggan tersebut menjadi semacam sekte di mana merek Anda menjadi gurunya. Di
mana pun, yang namanya sekte selalu ditandai oleh loyalitas dan fanatisme
anggotanya.
Manifesto ke-10:
Engage your
most passionate customers to co-create solutions. Pelanggan yang Anda bina dalam komunitas adalah sumber ide
produk yang tak ada habisnya. Karena itu, beraliansilah dengan pelanggan dalam
menciptakan dan mengembangkan produk Anda.
Yuswohady
Chief Executive of MarkPlus Institute of Marketing
Chief Executive of MarkPlus Institute of Marketing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar