Baiti Jannati, begitu Rasulullah mengilustrasikan kehidupan rumah tangga beliau yang penuh dengan keharmonisan, kebahagiaan, ketenangan, sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Rumah tangga yang dibangun bukan atas pondasi syahwat terhadap
kecantikan, harta, pangkat, jabatan serta pesona hiasan dunia lainnya.
Tapi sebuah keluarga yang dibangun karena ketaatan dan mengharap
keridho’an kepada Allah. Dan sampai akhir zaman keluarga beliau
merupakan rujukan utama bagi mereka yang mendambakan syurga dunia.
Sejak
12 tahun lalu kami berusaha membangun sebuah keluarga, tentu jauh dari
kehidupan beliau, tapi paling tidak landasan cinta, sayang, saling
mengasihi, saling mempercayai kami letakkan menjadi pondasi dalam
kehidupan keluarga kami
Keluargaku
Syurgaku??? Yaaa surga duniaku ada pada mereka, saat mereka, istri dan
anak-anakku menagih tanggungjawabku sebagai kepala keluarga, anak2
memintaku bermain raket, saat si kecil memintaku mengajari iqro, saat
mereka memintaku jalan-jalan setelah senin sampai jumat hampir tidak
pernah ketemu karena ayahnya berangkat gelap pulang gelap dan mereka
masih dalam kondisi tidur. Surgaku adalah saat melihat anak2 ku terlelap
dan memeluk guling... mungkin capek setelah seharian bermain, capek
setelah jadwal sekolah yang padat atau bahkan capek menunggu dan
berharap ayahnya datang saat mereka belum tidur... memang mamanya
(istriku) sangat disiplin dalam hal penerapan jam tidur dan jam
aktivitas lainnya. Sehingga saat mereka merengek ingin tungguin ayahnya
pulang kantorpun tidak kesampaian.
Keluargaku
Surgaku saat istriku, ditengah rasa jenuh atas rutinitasnya, ditengah
rasa lelah atas kegiatan yang nonstop pagi sampai malam, mulai dari
menyiapkan bekal makan siangku sambil menyiapkan sarapan buata anak2ku,
ditengah harapan agar memliliki ekonomi yang lebih baik ... dia memiliki
pemahaman yang luar biasa, dia menunjukkan rasa syukur dan senantiasa
berusaha memberikan perhatian terbaik buat suaminya....
Syurga
duniaku adalah saat kami saling memahami betul kewajiban masing-masing
untuk saling berbagi, mengokohkan kelebihan, dan menutupi segala
kekurangan masing-masing. Memiliki keikhlasan hati, untuk dapat menerima
pasangan apa adanya, baik itu fisik, intelektual, ekonomi, keturunan,
dan sebagainya. Karena suaminya bukanlah Muhammad SAW yang begitu
sempurna, Yusuf yang begitu memikat, Umar bin Khatab yang gagah perkasa,
Mush’ab Bin Umair pemuda yang cerdas, Salman Al-farisi yang ahli
strategi, Utsman bin Affan dan Abdurahman Bin ‘Auf saudagar kaya yang
ahli shadaqah. Dan istinyapun menyadari bahwa dia bukanlah Khadijah yang
luar biasa penyayang dan sangat penyabar, Aisyah seorang mujtahidah
yang cendikiawan, Fatimah yang tabah dan putri seorang pemimpin besar,
Ratu Balqis yang cantik jelita, Asma binti Yazid yang kritis dan cerdas,
Hafshah binti Umar yang ahli ibadah.
Tentu
manuasi-manusia mulia tersebut menjadi ispirasi kami..... dan kami
hanyalah manusia biasa, yang berusaha memadukan dua unsur menjadi sebuah
kekuatan, yang dengannya kami mengharapkan keridho’an dari Allah,
mengikuti sunnah Rasulullah, sumber investasi abadi, serta meneguhkan
langkah dalam menjalani kehidupan sesuai aturan Allah.
Bagi
kami… Pasangan adalah ibarat pakaian kita. Siapapun orangnya tidak
ingin pakaiannya kumuh dan lusuh. Semua pastilah meinginkan pakaiannya
nyaman, tidak kebesaran, tidak pula kekecilan. Kehati-hatian saat
memilih dan membelinya merupakan indikator mendapatkan pakaian yang
baik.
Mei 2012 |
Begitupun kepada wanita, hendaklah ia memilih laki-laki yang baik pemahaman agamanya (laki-laki sholeh),
yang hatinya tertaut pada rumah Allah, yang malam-malamnya diisi dengan
tahajud dan membaca al-qur’an, yang siang harinya dihiasi dengan
dakwah, yang dalam pikirannya terpeta semangat memajukan Islam,
mempunyai visi dan misi yang jelas dalam membangun keluarga, memiliki
wibawa dihadapan istri dan anak-anaknya, menyenangkan hati isteri dan
anak-anaknya, memiliki tanggung jawab memberi nafkah, tidak saja batin,
tapi juga lahir, termasuk di dalamnya mengajarkan ilmu.
Adib, Shafa |
Adib Naufal Atho'ullah
(Lahir, 8 Desember 2003). Jagoan kami. meskipun tidak terlalu rajin
belajar, di sekolah senantiasa mendapatkan ranking 3 besar. Sangat
menyukai balapan F1 dan Motor GP. Saat saya berada di luar kota dan saat
itu ada gelaran F1... kami nonton bersama secara jarak jauh... sambil
nonton tv kami (adib dan saya) online telepon ngobrolin balapan yang
sedang berlangsung.
Nasywa Shafa Azzarha
(Lahir, 15 Februari 2007). Bidadari kami. Cerdas dan kritis. Kadang
judes juga. yang kami heran, mama dan ayahnya adalah profil yang pendiam
sementara shafa adalah anak yang ceriwis... hampir2 nggak pernah
kehabisan bahan obrolan. Saat mudik lebaran (Jakarta-Madiun) dia adalah
teman ngobrol saya yang menjadi sopir... dialah yang membuat saya tidak
mengantuk selama perjalanan oleh obrolan2 dia.... dia sangat berbakat
bernyanyi dan menari....
Liburan : karaoke |
Dan Heni Damayanti,
wanita yang saya nikahi 24 September 2000, adalah wanita sempurna yang
mengisi hidupku. Memiliki ketulusan tiada tara, kesetiaan yang teruji
dan talenta yang luar biasa dalam membesarkan anak2 kami. Dulu memang
dia jatuh cinta atas kedasyatan rayuanku ... melalui puisi-puisi cintaku
yang membuat dia mabuk kepayang. Tapi saya yakin dia mengambil
keputusan yang tepat, karena sejuta puisi dan kata2 rayuanku terbukti
dalam kehidupan dia.
Begitu
sekelumit cerita mengenai Surgaku keluargaku..... Semoga Allah
senantiasa memberikan bimbingan dan lindungan kepada kami semua,
sehingga amanah dagi kami membangun rumah tangga ini bisa kami emban
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar